Liputan6.com, Paris - Tak ada yang mengira jika sebuah labu dapat membuat dua orang perempuan di Prancis kehilangan rambutnya. Setelah diselidiki, ternyata mereka berdua mengalami keracunan labu.
Dikutip dari Live Science, Kamis (29/3/2018), dalam laporan terbaru yang dipublikasi di jurnal JAMA Dermatology, dijelaskan kasus keracunan yang menimpa dua perempuan tersebut.
Pada kasus pertama, seorang perempuan dan keluarganya merasakan sejumlah gelaja seperti mual, muntah, dan diare beberapa jam setelah mengonsumsi sup labu yang rasanya agak pahit.
Advertisement
Baca Juga
Seminggu kemudian, perempuan itu mengalami kerontokan rambut dalam jumlah besar yang membuat kepalanya sampai botak. Namun, tak ada satu pun dari keluarganya yang mengalami hal serupa.
Dalam kasus kedua, seorang perempuan mengalami muntah-muntah hebat satu jam setelah mengonsumsi labu yang juga rasanya pahit. Namun, tak ada orang lain yang mengalami hal serupa meski mengonsumsi labu yang sama.
Sekitar tiga minggu kemudian, ia kehilangan rambut dalam jumlah banyak. Rambut di ketiak dan kemaluannya pun mengalami hal serupa.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Penyebab Keracunan
Ternyata beberapa anggota keluarga Cucurbitaceae, termasuk labu, melin, dan mentimun, dapat menghasilkan sekelompok bahan kimia yang dikenal sebagai cucurbitacins. Tak hanya terasa pahit, zat tersebut memiliki efek racun terhadap sel manusia.
Biasanya, para petani menanam tanaman tersebut untuk menghasilkan sedikit atau tidak ada cucurbitacins.
Namun dalam beberapa situasi, seperti ketika ada penyerbukan silang tanaman secara tidak sengaja atau tumbuh di alam liar, beberapa varietas kemungkinan mengandung kadar cucurbitacins yang tinggi.
Masalahnya, sayuran yang rasanya pahit dari luar tidak ada cirinya. Seseorang tidak dapat membedakan sampai mencobanya sendiri.
Advertisement
Penyebab Kerontokan
Meski jarang, ada sejumlah kasus keracunan labu yang dideskripsikan di literatur kedokteran. Namun menurut ahli dermatologi di Saint-Louis Hospital di Paris, De Philippe Assouly, keracunan yang menyebabkan kerontokan merupakan kasus pertama.
Assouly menulis bahwa ia menduga racun di dalam tanaman tersebut memiliki efek yang serupa dengan obat kemoterapi terhadap folikel rambut, yang bisa membuatnya rontok.
Namun, seorang ahli toksikologi dan direktur medis di Oregon Poison Center in Portland, Dr Zane Horowitz, belum mengetahui dengan jelas mengapa hal itu terjadi.
Horowitz memperingatkan, para pecinta labu harus berhati-hati jika labu yang mereka konsumsi terasa pahit. Ia pun menyarankan agar tak melanjutkan memakan labu itu.