Liputan6.com, Jakarta - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo atau Jokowi telah menerima surat kepercayaan dari 11 Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) untuk Indonesia.
Salah satu yang menyerahkan surat kepercayaan itu adalah Gary Quinlan AO, Dubes LBBP Australia.
Baca Juga
Bersama 10 dubes lainnya, Gary Quinlan AO telah menyerahkan surat kepercayaan kepada Presiden Jokowi hari ini, 4 April 2018 di Istana Merdeka Jakarta, demikian keterangan pers yang diterima oleh Liputan6.com pada Rabu (4/4/2018).
Advertisement
Gary Quinlan AO menggantikan diplomat sebelumnya yaitu Paul Grigson yang telah menjabat sebagai duta besar Australia sejak tahun 2015.
Sebelum ditugaskan di Jakarta, Dubes Gary Quinlan AO menjabat sebagai akil Sekretaris Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) dan Pejabat Senior Australia untuk ASEAN dan KTT Asia Timur.
Ia menjadi kepala negosiator Australia untuk urusan perbatasan maritim dengan Timor-Leste.
Dubes Gary Quinlan AO pun pernah menjabat sebagai Penasihat Utama Perdana Menteri untuk Urusan Luar Negeri, Pertahanan dan Keamanan Nasional, dan pernah menduduki posisi senior di DFAT yang bertanggungjawab untuk Asia Utara, Amerika, dan Eropa.
Ia juga pernah menjabat sebagai Duta Besar dan Perwakilan Tetap untuk PBB, New York; Perwakilan Australia untuk, dan Presiden Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa; Wakil Duta Besar, Kedutaan Besar Australia, Washington dan Duta Besar Australia untuk Singapura.
Quinlan memiliki gelar Sarjana Muda untuk Seni (Kehormatan) dan Doktor Kehormatan untuk Sastra dari Universitas Newcastle.
Â
Â
Saksikan juga video berikut ini:
WNI Bisa Ajukan Aplikasi Visa Australia secara Online
Sebelumnya, sebuah kebijakan baru yang dikeluarkan oleh pemerintah Australia adalah warga Indonesia bisa mengajukan permohonan visa untuk berkunjung ke Australia secara online sebagai bagian dari sistem baru pemerintah Negeri Kanguru yang lebih efisien.
Pengajuan secara online bisa dilakukan warga Indonesia melalui https://online.immi.gov.au/lusc/login 24 jam sehari, tujuh hari dalam sepekan, dengan nyaman dari rumah mereka. Demikian menurut rilis resmi dari Kedutaan Besar Australia di Indonesia yang diterima Liputan6.com.
Duta Besar Australia untuk Indonesia sebelumnya, Paul Grigson, mengatakan e-visa akan membantu lebih banyak warga Indonesia yang hendak berkunjung ke Australia pada saat yang tepat untuk periode puncak selepas musim panas Australia.
"E-visa yang baru akan mempermudah mereka dari setiap penjuru Indonesia untuk mengajukan aplikasi visa tanpa harus meninggalkan rumah," kata Grigson.
Pada Desember 2016, jumlah wisatawan Indonesia meningkat 40 persen dibandingkan dengan kurun waktu yang sama pada tahun sebelumnya.
"Permohonan aplikasi visa warga Indonesia untuk berkunjung ke Australia semakin tinggi setelah diberlakukannya permohonan visa tiga tahun multiple entry untuk pengunjung dari Indonesia," kata Grigson.
Sepanjang 2016-2017, warga Indonesia mengajukan lebih dari 118.000 aplikasi visa kunjungan.
Pengunjung Indonesia ke Australia tertarik dengan makanan yang segar dan beragam kuliner internasional, budaya kopi yang tersohor, belanja, dan gaya hidup luar ruang.
Indonesia adalah negara terbesar ketiga untuk permohonan visa kunjungan ke Australia (subclass 600). E-visa saat ini tersedia di lebih dari 200 negara dan kawasan di seluruh dunia.
Advertisement