Liputan6.com, Washington DC - Kementerian Luar Negeri AS mengimbau para ulama dan pemuka agama di seluruh negara, salah satunya di Indonesia, untuk melek internet dan memanfaatkan medium tersebut guna menyebar pesan-pesan baik demi menangkal pengaruh-pengaruh ekstremisme.
Director of the Office of Countering Violent Extremism (CVE) - Kemlu AS, Irfan Saeed, juga menambahkan bahwa hal itu bisa menjadi salah satu opsi untuk menangkal dan menanggulangi bertumbuhnya narasi-narasi ekstremisme di kawasan -- yang bertendensi berkembang menjadi gerakan terorisme lokal.
Advertisement
Baca Juga
"Internet bisa menjadi medium yang digunakan oleh para ulama-ulama baik yang benar-benar religius untuk menyebar informasi yang baik pula," kata Saeed dalam Asia-Pacific Media Hub Kemlu AS, Rabu (11/4/2018).
Ulama Mampu Menangkal Narasi Ekstremisme di Internet
Saeed menggarisbawahi bahwa organisasi teroris masa kini sangat menggeliat di dunia maya.
Ia menjelaskan, lewat dunia maya atau sosial media, organisasi teror seperti ISIS, Al Shabaab, Al Qaeda, dan yang serupa, memiliki kapabilitas yang mumpuni untuk memengaruhi khalayak banyak.
"Kelompok itu menaruh informasi-informasi yang berbahaya dan keliru di sosial media," kata Saeed.
Di sisi lain, para ulama yang benar-benar religius tahu bahwa hal-hal semacam itu adalah hal yang salah. Dan mereka tahu bagaimana cara menanggulangi hal tersebut.
Akan tetapi, menurut Saeed, tak banyak dari para ulama tersebut yang mampu memanfaatkan internet dengan baik.
"Oleh karenanya, para ulama baik harus melek internet. Karena, medium itu mampu memfasilitasi mereka dalam menyebarluaskan pesan-pesan baik demi menangkal narasi-narasi keliru bernuansa ekstremisme yang marak di dunia maya," kata pejabat Kemlu Amerika Serikat tersebut.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Jangan Biarkan Isu Ekstremisme Terus Berkembang
Irfan Saeed, Director of the Office of Countering Violent Extremism (CVE) - Kemlu AS mengatakan bahwa negara-negara di Asia Tenggara tak boleh membiarkan kelompok-kelompok ISIS dan grup sehaluan bergerak serta beroperasi secara bebas di mana pun mereka berada, baik di dunia nyata atau maya.
"Amerika Serikat dan negara-negara di Asia Tenggara dan Selatan harus terus konsisten mempertahankan dan meningkatkan kerja sama yang selama ini telah berlangsung baik dalam hal penanggulangan ekstremisme," kata Saaed.
"Meski ISIS telah kalah di Irak dan Suriah, mereka dan kelompok sehaluan tak akan berhenti mengajak orang-orang untuk bergabung ke dalam gerakan ekstremisme bertendensi terorisme," tambahnya.
Saat ini, organisasi seperti ISIS dan yang sehaluan juga akan mendorong simpatisan mereka di berbagai negara untuk bergerak secara lokal untuk melakukan teror di kampung halaman mereka sendiri.
Dulu, ketika berbicara soal terorisme, maka kelompok-kelompok seperti itu akan melakukannya di kota-kota besar saja. Sekarang, kelompok teroris justru beroperasi di kota-kota kecil, kata Saeed.
"Hal itu menunjukkan bahwa hasrat dan gairah mereka untuk melakukan teror masih ada. Hanya saja beralih ke tempat-tempat lebih kecil dengan sel yang lebih sedikit pula," kata Saeed.
Advertisement