Pakistan Menembakkan 200 Roket ke Afghanistan, Ada Apa?

Pakistan sejauh ini belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait serangan tersebut.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Apr 2018, 06:54 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2018, 06:54 WIB
Pakistan menembakkan roket ke Afghanistan. (Google Maps)
Pakistan menembakkan roket ke Afghanistan. (Google Maps)

Liputan6.com, Ghazni - Pakistan telah menembakkan hampir 200 roket ke wilayah Afghanistan di Provinsi Kunar timur laut. Akibat peristiwa tersebut, satu orang tewas dan sekitar 300 warga mengungsi.

Informasi tersebut disampaikan oleh seorang pejabat Afghanistan.

Juru bicara pemerintah Provinsi Abdul Ghani Musamim melaporkan terjadinya serangan itu, Selasa 10 April 2018 malam waktu setemat.

Seperti dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (12/4/2018), Pakistan sejauh ini belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait serangan tersebut.

Afghanistan dan Pakistan telah saling tuduh gagal menumpas kelompok-kelompok militan yang beroperasi di sepanjang perbatasan mereka yang mudah diterobos.

Di tempat terpisah di Afghanistan, sejumlah militan Taliban dilaporkan menyerang dua pos pemeriksaan keamanan.

Serangan di Provinsi Ghazni ini menewaskan empat polisi. Juru bicara pemerintah setempat mengatakan, tiga polisi lain terluka dalam serangan Selasa malam itu.

Taliban menguasai banyak wilayah di provinsi itu.

 

Saksikan juga video berikut ini:

6 Roket Menyambut Kunjungan Menhan AS di Afghanistan

Menhan AS, Jim Mattis ke Afghanistan. (AP)
Menhan AS, Jim Mattis ke Afghanistan. (AP)

Serangan enam roket sebelumnya pernah menghantam di area dekat Bandara Internasional Kabul pada 27 September 2017. Kala itu Menteri Pertahanan AS, Jim Mattis, baru saja tiba di ibu kota Afghanistan untuk melakukan pembicaraan.

"Rudal yang ditembakkan menghantam dekat area militer di bandara tersebut, tapi tidak ada korban jiwa. Juga belum ada klaim dari kelompok yang bertanggung jawab," ujar juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Najib Danish, seperti dikutip dari Telegraph kala itu.

"Polisi telah menutup area tersebut untuk menemukan lokasi pasti dari mana roket ditembakkan," ujar Danish, seraya menambahkan bahwa tak ada penerbangan yang dibatalkan setelah serangan tersebut.

Beberapa jam kemudian, ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu melalui kantor berita Amaq.

Menurut Kementerian Luar Negeri Afghanistan, "penyusup" menggunakan roket SPG-9 dan mortir dalam serangan tersebut.

Serangan tersebut terjadi beberapa jam setelah Menhan AS itu tiba di Kabul. Ia adalah anggota pertama kabinet Donald Trump yang mengunjungi negara tersebut.

Mattis mengatakan Amerika Serikat akan mengirim 3.000 tentara tambahan ke Afghanistan untuk membantu melatih pasukan keamanan Afghanistan yang memerangi Taliban dan kelompok militan lainnya.

Saat ini ada sekitar 8.400 tentara AS di Afghanistan. Sebagian besar bertugas memberikan nasihat kepada tentara Afghanistan. Namun, beberapa lainnya terlibat dalam operasi melawan Taliban.

Kunjungan tingkat tinggi tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, yang dilakukan Mattis, terjadi saat pasukan keamanan Afghanistan tengah berjuang mengalahkan Taliban. Mereka berupaya keras sejak penarikan pasukan tempur NATO pimpinan AS pada akhir 2014.

Mattis, bersama dengan pimpinan NATO Jens Stoltenberg, akan bertemu dengan Presiden Ashraf Ghani dan pejabat tinggi lainnya untuk membahas misi 'pelatihan dan bantuan' NATO, yang dipimpin AS, yang dirancang demi memperkuat militer Afghanistan untuk mempertahankan negaranya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya