China Kembangkan Fitur Siluman pada Jet Tempur Reguler, Saingi AS?

China tengah bereksperimen mengembangkan teknologi siluman baru agar fitur itu dapat dikombinasikan pada jet tempur reguler mereka

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 25 Apr 2018, 16:00 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2018, 16:00 WIB
Jet tempur China jenis Sukhoi Su-30
Jet tempur China jenis Sukhoi Su-30 (AFP)

Liputan6.com, Beijing - Militer China tengah bereksperimen mengembangkan teknologi siluman baru agar fitur itu dapat dikombinasikan pada jet tempur reguler mereka, kata salah seorang ilmuwan yang terlibat dalam proyek tersebut.

Jika berhasil, proyek itu disebut akan menjadi lompatan jauh ke depan bagi kapabilitas tempur skuadron jet tempur reguler militer China. Demikian seperti dilansir The South China Morning Post (25/4/2018).

Proyek itu bereksperimen dengan menambahkan lapisan 'metamaterial' pada tubuh jet tempur reguler.

'Metamaterial' merupakan lapisan yang terbuat dari bahan berstruktur mikroskopik -- seperti pada sirkuit peralatan listrik.

Lapisan itu, jika diaktifkan, mampu memantulkan dan mengelabui gelombang radio satelit yang digunakan untuk pencitraan radal militer.

Jika berfungsi mumpuni, jet yang dilapisi material itu dapat sulit atau bahkan sama sekali tak terdeteksi di layar radar militer lawan -- menjadikannya siluman.

Metamaterial dikembangkan oleh tim peneliti di State Key Laboratory of Millimetre Waves, Southeast University, di Nanjing, Provinsi Jiangsu. Institut itu merupakan lembaga riset terkemuka di China yang bergerak dalam bidang penelitian metamaterial untuk aplikasi kemiliteran.

Teknologi itu tengah dites pada jet tempur di sebuah pangkalan pesawat militer utama di Shenyang, Provinsi Liaoning, lanjut ilmuwan yang terlibat dalam proyek tersebut.

Peneliti menolak menyebutkan lokasi uji atau pesawat tersebut. Akan tetapi, Shenyang Aircraft Corporation di Shenyang -- anak perusahaan dari Aviation Industry Corporation of China -- diketahui pernah membuat jet tempur non-siluman, termasuk J-11 dan J-15.

Negara-negara lain, terutama Amerika Serikat, juga telah banyak terlibat dalam penelitian dan pengembangan proyek serupa. Namun, selain China, sejauh ini belum ada laporan publik mengenai penerapan lapisan metamaterial semacam itu di luar negeri.

Di China, pemerintah telah mendanai puluhan tim riset selama bertahun-tahun untuk mengembangkan teknologi guna menyembunyikan objek dari pandangan dan membuat mereka 'menghilang'.

Laporan terbaru ini menunjukkan bahwa mereka mulai mengembangkan penggunaan metamaterial secara massal di Negeri Tirai Bambu.

"Ini adalah awalnya. Aplikasi lanjutan sedang dalam proses," kata si ilmuwan tanpa merinci.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

Belum Tentu Berhasil

Jet tempur siluman China Chengdu J-20 (Wikimedia Commons)
Jet tempur siluman China Chengdu J-20 (Wikimedia Commons)

Tidak jelas jenis perangkat apa yang digunakan di Shenyang atau seberapa dekat teknologi itu penggunaan praktis.

Han Yiping, direktur fisika terapan di Universitas Xidian -- eks-institut teknik militer -- mengatakan bahwa metamaterial saja tak dapat menyembunyikan pesawat dari radar.

Pesawat siluman mengandalkan berbagai taktik, termasuk desain aerodinamis, refleksi rendah dan partikel jubah terionisasi, supaya dapat terbang tanpa terdeteksi, kata Han.

Dia mengatakan, metamaterial juga sangat sulit untuk diproduksi massal. Produsen juga harus memperhatikan daya ketangguhan.

Teknologi itu harus menahan panas dan guncangan pertempuran. Selain itu, beberapa fungsi fitur pesawat juga harus dikorbankan untuk meningkatkan keandalan teknologi itu.

Di sisi lain, beberapa ilmuwan justru menyebut bahwa teknologi metamaterial sesungguhnya masih jauh dari kapabel untuk dapat diaplikasikan pada alutsista militer.

"Masih banyak yang perlu dikembangkan untuk teknologi itu," kata ilmuwan dari Chinese Academy of Sciences.

Terlepas sukses tidaknya teknologi itu, China sendiri dilaporkan memiliki sekitar 20 jet tempur siluman J-20 dan sekitar 1.500 jenis pesawat tempur reguler lainnya yang siap beroperasi, kata beberapa perkiraan firma pemantau luar negeri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya