Liputan6.com, Hebei - Nama perempuan asal China, Li Lijuan atau Li Yanxia sempat harum di dunia internasional. Sebab, jutawan itu dikabarkan rela menghabiskan sebagian kekayaannya untuk mengadopsi dan merawat 118 anak yatim piatu.
Namun, belakangan, reputasinya yang tanpa cela ternoda. Ia dilaporkan ditahan polisi. Menurut laporan Beijing News, Li diduga terlibat skandal pelanggaran kriminal termasuk memeras dan mengganggu tatanan sosial.
Baca Juga
Seperti dikutip dari Asia One, Senin (7/5/2018), pemerintah di Wuan, Provinsi Hebei mengumumkan pada Sabtu 5 Mei bahwa panti asuhan yang didirikan Li Lijuan telah ditutup. Semua penghuninya telah dipindahkan ke tempat lain.
Advertisement
Pihak berwenang menyebutkan bahwa sang jutawan diduga melakukan beberapa pelanggaran terkait pemerasan dan mengganggu ketertiban sosial. Ia lalu ditahan polisi dan dibawa kembali ke Wuhan dari Beijing pada Sabtu dini hari.
Polisi juga menyatakan telah membekukan rekening bank pribadi Li yang berisi lebih dari 20 juta yuan atau sekitar Rp 44 miliar.
Kasus ini tengah diselidiki lebih lanjut oleh aparat berwenang.
Penyebab Penutupan
Li ​mulai mengadopsi anak yatim piatu pada tahun 1996 dan mendirikan panti asuhan pada Desember 2007. Dalam laporan media sebelumnya, ia mengaku telah mengadopsi 118 orang.
"Panti asuhan dilarang beroperasi karena kegagalannya untuk melakukan pemeriksaan tahunan yang diwajibkan sejak tahun 2016," kata Wakil Direktur Biro Urusan Sipil Wuan, Wu Zhirong.
Wu menambahkan bahwa miliarder China itu menolak untuk memindahkan anak-anak adopsinya ke tempat perawatan yang sesuai dengan syarat dari otoritas urusan sipil.
Tak hanya yatim piatu, Li juga mengadopsi anak-anak dari keluarga miskin, meski mereka masih punya orang tua.
Menurut laporan cnr.cn, selama 21 tahun terakhir Li menerima sejumlah besar sumbangan --- yang menjadi sumber utama pendanaan --Â untuk menjalankan panti asuhan miliknya.
Jutawan itu dilaporkan memeras sebanyak 70.000 yuan dari sebuah perusahaan, yang memasang kabel serat optik yang melewati panti asuhan miliknya. Li juga diduga mengantongi hampir 300.000 yuan dari sebuah hotel dan rumah sakit.
Polisi setempat juga menyebut bahwa Li diduga menggunakan anak-anak adopsinya untuk menjegal pemerintah kota dan mengintimidasi para pejabat.
Berdasarkan penyelidikan aparat, sejauh ini dia didapati memiliki beberapa rumah di Wuan dan Handan di Provinsi Hebei.
Â
Saksikan juga video berikut ini:
Relokasi Penghuni Panti Asuhan
Penutupan panti asuhan milik Li Yanxia berdampak pada para penghuninya yang berjumlah 74 orang, di mana 71 di antaranya adalah anak-anak yatim piatu dan berkebutuhan khusus.
Ketika larangan operasi itu diberlakukan, tiga anak telah meninggalkan rumah tersebut. Dua di antaranya berada di sebuah rumah sakit di Wuan dan satu lainnya dibawa oleh pengasuh ke rumahnya, demikian menurut laporan cnr.cn mengutip Biro Urusan Sipil setempat.
"Ke-69 balita dan bayi (dari panti asuhan), semuanya telah dikirim ke 21 rumah sakit kota untuk menjalani pemeriksaan medis," kata Wu.
Kini dua polisi dikerahkan di setiap rumah sakit selama 24 jam sehari, untuk memastikan keselamatan anak-anak tersebut.
Wu menambahkan bahwa pemeriksaan awal menunjukkan 18 pasien perlu menjalani operasi dan 13 lainnya membutuhkan pemeriksaan rutin.
Selain itu, tiga siswa (termasuk dua anak-anak dan seorang dewasa), telah dimasukkan ke sekolah berasrama dan akan menerima konseling psikologis.
Menurut Wu, seorang dewasa yang tidak bisa mendengar atau berbicara ditempatkan di fasilitas khusus. Lalu seorang lainnya yang berusia 30 tahun sudah bekerja di kota.
Advertisement