Liputan6.com, Gaza - Bentrokan yang terjadi antara warga Palestina dan pasukan Israel di sepanjang perbatasan kedua negara berubah menjadi aksi kekerasan yang menelan korban jiwa.
Dikutip dari laman Voice of America, Sabtu (30/6/2018), menurut petugas medis sedikitnya dua orang tewas akibat tembakan pasukan Israel.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Ashraf Al Qudra mengatakan, seorang anak laki-laki berusia 13 tahun ditembak tepat di bagian kepala dan seorang laki-laki berusia 24 tahun tewas di dekat Rafah.
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, lebih dari 130 orang luka-luka dalam bentrokan pada Jumat, 29 Juni 2018.
Militer Israel mengatakan, ribuan warga Palestina ikut serta dalam demonstrasi dan melakukan berbagai aksi teror. Pihak militer juga mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa sebuah granat dilemparkan ke arah tentara dan pasukan Israel mencegah sejumlah upaya demonstrasi warga Palestina yang menerobos perbatasan.
Menanggapi upaya tersebut, pasukan Israel melakukan sejumlah upaya untuk membubarkan aksi kerusuhan tersebut.
Aksi demonstrasi terbaru yang terjadi di sepanjang perbatasan itu dimulai pada 30 Maret lalu. Akibatnya 137 warga Palestina tewas di tangan tentara Israel.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kritik PBB Terhadap Israel
Jatuhnya korban tersebut memicu kritik dari sejumlah kelompok hak asasi manusia.
Sementara itu Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengatakan bahwa pihaknya memiliki indikasi bahwa pasukan Israel menggunakan kekuatan berlebihan terhadap pengunjuk rasa pada pekan lalu.
Namun, seorang juru bicara militer Israek membela aturan keterlibatan.
"Jika mereka secara aktif menyerang pagar, jika mereka melemparkan bom molotov yang berada dalam jarak mencolok dari pasukan Israel atau kegiatan serupa, maka orang-orang itu, para perusuh itu, menjadi, mungkun menjadi target," ujar Letkol Jonathan Conricus.
Advertisement