Liputan6.com, Hiroshima - Setidaknya 51 orang tewas dan sejumlah besar warga menghilang atau terperangkap menyusul banjir dan longsor yang disebabkan oleh hujan deras di Jepang barat akhir pekan ini.
Prefektur Hiroshima menjadi kawasan yang terdampak paling parah. Dari total korban tewas di atas, sekitar 15 orang di antaranya berasal dari wilayah itu saja. Demikian seperti dikutip dari ABC.net.au, Minggu (8/7/2018).
Advertisement
Baca Juga
Jumlah korban diperkirakan terus meningkat, kata otoritas setempat.
Pada waktu yang sama, otoritas juga memerintahan evakuasi bagi lima juta warga yang tinggal di kawasan terdampak banjir dan longsor.
Aparat telah melaksanakan proses penyelamatan bagi warga yang terdampak parah. Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan bahwa pemerintah telah mengerahkan 48.000 personel gabungan yang terdiri dari polisi, pemadam, dan tentara.
Pada beberapa kasus, proses penyelamatan sempat terhambat oleh kondisi longsor yang membahayakan aparat.
Otoritas: Hujan Terderas dalam Sejarah Jepang
Hujan deras melanda kawasan Jepang barat sejak Kamis, 5 Juni 2018. Curah hujan mencapai titik rekor tertinggi 'dalam sejarah Jepang' pada Minggu ini, dengan sampingan berupa banjir, longsor, dan petir hebat, papar Badan Meteorologi dan Klimatologi Jepang.
Otoritas telah mengimbau evakuasi sejak beberapa hari sebelumnya. Namun, banyak warga yang tidak menghiraukan imbauan tersebut, sehingga menyebabkan tingginya jumlah korban.
Sampai saat ini, otoritas Jepang masih menetapkan status siaga cuaca buruk di tiga prefektur di Pulau Honshu. Serta mengimbau warga untuk berhati-hati atas banjir dan longsor susulan, angin kencang, serta sungai yang meninggi.
Simak pula video pilihan berikut:
Warga Sempat Mengungsi di Atap Rumah
Di Kurashiki, Prefektur Okayama dan Prefektur Hiroshima, beberapa warga sempat mengungsi ke atap rumah demi menghindari banjir yang meninggi.
Beberapa cuplikan video di sosial media menunjukkan proses penyelamatan yang dilakukan oleh tentara Jepang terhadap warga yang terdampar mengungsi di atap rumah.
Bencana tersebut juga mengganggu roda industri setempat dan membahayakan keselamatan para buruh pabrik, menurut laporan kantor berita Jepang Kyodo News Agency.
Aktivitas industri Mitsubishi dan Mazda Motor Corp lumpuh akibat banjir tersebut.
Sampai berita ini turun, belum ada laporan mengenai apakah situasi di kawasan bencana telah kembali normal. Otoritas dikabarkan masih melakukan berbagai penanganan untuk meminimalisir jumlah korban.
Advertisement