Liputan6.com, Washington DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menjawab surat yang dilayangkan bekas musuhnya, Kim Jong-un. Surat tersebut tak langsung ia berikan pada pemimpin Korea Utara itu, melainkan dititipkan lewat perantara.
Hal tersebut disampaikan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat. Juru bicaranya, Heather Nauert mengatakan, tanggapan tertulis Trump itu disampaikan perwakilan delegasi AS yang dipimpin Menlu Mike Pompeo kepada Menlu Korea Utara Ri Yong-ho dalam forum keamanan ASEAN yang digelar di Singapura pada Sabtu 4 Agustus 2018.
Advertisement
Baca Juga
Pompeo dan Ri sama-sama menghadiri forum yang digelar di Negeri Singa itu. Mereka saling berjabat tangan pada awal pertemuan, dengan senyum tersungging di bibir masing-masing.
Setelah jabat tangan itu dilakukan, surat dari Donald Trump tersebut kemudian disampaikan oleh Dubes AS untuk Filipina, Sung Kim. Ri Yong-ho pun kemudian mengucapkan terima kasih.
Seperti dikutip dari CNN, Minggu (5/8/2018), Sung Kim adalah mantan Duta Besar AS untuk Korea Selatan dan menjadi perwakilan khusus untuk kebijakan Korut.
Penyampaian surat tersebut disampaikan Pompeo dalam akun Twitternya.
I had the chance to speak with my #DPRK counterpart FM Ri Yong Ho @asean today. We had a quick, polite exchange. Our US delegation also had the opportunity to deliver @Potus reply to Chairman Kim’s letter. pic.twitter.com/1DiR6UDj4Q
— Secretary Pompeo (@SecPompeo) 4 Agustus 2018
"Kapanpun percakapan dan interaksi seperti terjalin, khususnya mengingat hubungan dua negara setahun lalu, adalah sebuah langkah yang benar," kata juru bicara Deplu AS, Heather Nauert saat ditanya soal arti di balik jabat tangan dua menlu.
Meski pertemuan antara Pompeo dan Ri Yong-ho berlangsung baik, sinyal ketegangan antara AS dan Korut belum sirna.
Ri pada Sabtu kemarin menegaskan bahwa denuklirisasi yang dilakukan Korut harus dilakukan tahap demi tahap. Ia pun mengkritik sikap AS yang kembali menerapkan sanksi terhadap Pyongyang.
Jumat lalu, AS menjatuhkan sanksi pada sebuah bank Rusia yang dituduh membantu rezim Korea Utara memfasilitasi kegiatan keuangan terlarang dan, sebagai hasilnya, bisa mengembangkan program senjata nuklirnya.
"Kami mengharapkan Rusia dan semua negara mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB dan memberlakukan sanksi terhadap Korea Utara," kata Pompeo kepada wartawan di Singapura. "Pelanggaran apa pun yang mengurangi tujuan dunia, yang bermuara pada denuklirisasi penuh Korea Utara, akan dianggap hal serius bagi AS.
Saksikan video menarik terkait Donald Trump dan Kim Jong-un berikut ini:
Apa Isi Surat Kim Jong-un?
Pada Kamis 2 Agustus 2018, Donald Trump mengaku mendapat surat dari Kim Jong-un -- setelah miliarder nyentrik itu menyatakan terimakasihnya pada pemimpin Korut atas pengembalian jasad tentara AS lewat akun Twitternya.
Thank you to Chairman Kim Jong Un for keeping your word & starting the process of sending home the remains of our great and beloved missing fallen! I am not at all surprised that you took this kind action. Also, thank you for your nice letter - l look forward to seeing you soon!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) 2 Agustus 2018
Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Trump telah menerima surat itu pada hari Rabu.
"Sebuah surat untuk Presiden Trump dari Ketua Kim diterima 1 Agustus. Korespondensi antara kedua pemimpin itu ditujukan untuk menindaklanjuti pertemuan mereka di Singapura dan membuat kemajuan terkait komitmen-komitmen yang disebutkan dalam pernyataan bersama AS-Korea Utara," kata Juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders.
Pada KTT Itu, kedua pihak berjanji untuk bekerjasama mengupayakan denuklirisasi Semenanjung Korea. Namun sebuah dokumen yang ditandangani Kim dan Trump tidak mencakup rincian mengenai bagaimana dan kapan Korea Utara akan melakukan denuklirisasi itu.
Advertisement