Kolektor Seni AS Kembalikan 12 Artefak Kuno ke Thailand

Sebanyak 12 artefak kuno paling bersejarah telah dikembalikan oleh kolektor seni AS ke Thailand.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 06 Agu 2018, 08:01 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2018, 08:01 WIB
Ilustrasi Thailand (iStock)
Ilustrasi Thailand (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Seorang kolektor swasta asal Amerika Serikat (AS) dikabarkan telah mengembalikan selusin artefak kuno ke Thailand, di saat negara monarki konstitusional di Asia Tenggara itu mendesak komunitas global untuk mengembalikan benda peninggalan sejarah yang dibawa ke luar negeri.

Menteri Kebudayaan Vira Rojpojchanarat mengatakan 12 artefak tersebut dikirim oleh seorang kolektor bernama Katherine Ayers-Mannix, kepada Kedutaan Besar Thailand di Washington DC, yang melanjutkan pengiriman ekspedisi ke Negeri Gajah Putih, sebelum akhir pekan.

Dikutip dari Whig.com, Minggu (5/8/2018), barang-barang itu diyakini sebagian besar berasal dari peradaban prasejarah berusia lebih dari 4.000 tahun, yang berpusat di sekitar Ban Chiang, atau kini adalah Provinsi Udon Thani, di timur laut Thailand.

Menteri Vira berbicara pada sebuah konferensi pers di Bangkok, Kamis 2 Agustus, menyebut Thailand sedang mengupayakan pengembalian barang-barang sejarah dari berbagai museum di AS, yang sebelumnya diambil secara ilegal. Pemerintah Negeri Gajah Putih mengatakan telah mengumpulkan bukti-bukti kuat untuk mendukung klaimnya tersebut.

Pejabat Thailand telah melacak beberapa artefak sangat berharga, seperti sembilan peninggalan Buddha kuno yang dipamerkan di Norton Simon Museum di California, serta 17 relik lainnya yang dipajang di Museum Seni Honolulu di Hawaii.

Disebutkan pula bahwa 14 dari 17 artefak kuno di Hawaii telah dikonfirmasi sebagai milik Kerajaan Thailand. Informasi tersebut telah diteruskan ke Departemen Keamanan Dalam Negeri AS sebagai bagian dari upaya Negeri Gajah Putih untuk menarik kembali mereka.

Anandha Chuchoti, Direktur Jenderal Departemen Seni Rupa Thailand, mengatakan bahwa para pejabat Thailand juga memiliki bukti terhadap dua lintel kuno, yang dipamerkan di Museum Seni Asia di San Francisco. Benda itu diklaim telah dicuri dari kuil-kuil kuno di provinsi timur laut Myanmar, Buriram dan Sa Kaeo.

"Kami ingin mengirim (informasi) untuk mengkonfirmasi bahwa lintel ini memiliki asal-usul Thailand dan telah diambil dari wilayah kerajaan secara ilegal," Anandha menegaskan.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

Ulah Jaringan Penyelundupan Benda Seni

Istana musim panas milik Kerajaan Thailand di Ayuttaya, Bang Pa-In (Wikipedia/CC BY-SA 3.0)
Istana musim panas milik Kerajaan Thailand di Ayuttaya, Bang Pa-In (Wikipedia/CC BY-SA 3.0)

Pemerintah AS pada 2014 mengembalikan 554 artefak kuno--kebanyakan tembikar--yang diambil dari Ban Chiang, yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO di wilayah kerajaan Thailand.

Potongan-potongan artefak itu ditemukan dalam penyerbuan mendadak pada 2008 di Museum Bowers di Santa Ana, California.

Beberapa waktu setelahnya, pengelola museum terkait setuju untuk mengembalikan barang-barang tersebut ke Thailand, dengan imbalan tidak ada stafnya yang menghadapi tuntutan pidana.

Serbuan itu merupakan bagian dari penyelidikan bertahun-tahun, di mana tiga museum California lainnya dan dua dealer seni pribadi juga diketahui terlibat praktik pencurian benda seni Thailand.

Beberapa orang yang dituduh menjadi bagian dari jaringan penyelundupan seni dari Asia Tenggara telah ditangkap dan diproses hukum kala itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya