Wanita Ini Tega Bunuh Suaminya dengan Obat Tetes Mata

Seorang wanita di AS tega membunuh suaminya dengan menggunakan obat tetes mata, Ini alasannya.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 05 Sep 2018, 12:34 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2018, 12:34 WIB
Obat tetes mata (iStockphoto)
Ilustrasi obat tetes mata (iStockphoto)

Liputan6.com, Charlotte - Seorang wanita di negara bagian South Carolina, Amerika Serikat (AS) diduga kuat melakukan pembunuhan sang suami, dengan meracuninya menggunakan obat tetes mata ke dalam air minum selama beberapa hari.

Lana Clayton (52) ditangkap beberapa minggu setelah suaminya, Stephen Clayton, (64) ditemukan tewas di rumah. Dia ditahan setelah hasil tes toksikologi mendeteksi zat kimia yang disebut tetrahidrozolin di tubuh sang suami.

Zat ini ditemukan di obat tetes mata yang dijual bebas dan obat semprotan hidung yang tersedia tanpa resep, demikian sebagaimana dikutip dari BBC pada Rabu (5/9/2018).

Pada Jumat 31 Agustus, polisi kota York juga menuduh Lana melanggar hukum tentang penyalahgunaan makanan antara tanggal 19 dan 21 Juli, ketika dugaan pembunuhan dituduhkan kepadanya.

Dalam sebuah pernyataan, polisi mengatakan dia mengaku meracuni suaminya secara diam-diam. Lana pun akhirnya ditangkap dan ditahan pekan lalu, namun polisi belum mengumumkan motif di balik pembunuhan yang dilakukannya itu.

Stephen Clayton, yang mendirikan perusahaan terapi fisik, dinyatakan meninggal setelah jatuh dari tangga di rumahnya di distrik kelas atas Clover -- sekitar 20 mil dari kota Charlotte, North Carolina.

Pemakamannya dilakukan di halaman belakang rumah pada awal Agustus, sebelum para penyelidik menemukan kejanggalan terhadap kematiannya.

Menurut surat kabar Miami Herald, Lana tidak memiliki catatan kriminal dan belum pernah ditangkap sebelum kasus pembunuhan tersebut.

Namun, jaksa mengatakan mereka sekarang meninjau insiden 2016, saat ia menembak kepala sang suami dengan panah saat sedang tidur. Berdasarkan laporan polisi yang diperoleh oleh surat kabar Charlotte Observer, otoritas terkait memutuskan bahwa penembakan itu "tidak disengaja". 

Menurut laporan terkait, pihak penyidik menemukan Lana di rumah "menangis dan kesal" setelah insiden panah tersebut. Dia mengatakan pada saat itu bahwa sang suami secara mental kasar padanya dan suasana hatinya kerap berubah, tetapi tidak pernah melukainya secara fisik.

 

Simak video pilihan berikut; 

 

 

Dampak Buruk Obat Tetes Mata

Ilustrasi Pembunuhan (iStock)
Ilustrasi Pembunuhan (iStock)

Sementara itu, tetrahidrozolin yang umum terdapat dalam obat tetas mata, diketahui dapat menyebabkan kejang, sesak bernafas dan memicu koma, demikian menurut penjelasan National Library of Medicine, salah satu lembaga pengawas obat-obatan di AS.

Mennurut laporan polisi, pasangan Clayton diketahui telah hidup bersama selama delapan tahun terakhir, dan selalu rutin menghadiri kelompok studi Alkitab lingkungan.

Keluarga Clayton mengatakan kepada stasiun televisi lokal bahwa mereka "terkejut dan malu atas penyebab kematian Steven".

"Semua keluarga dan teman-teman kami tahu betapa dia mencintai istrinya, Lana, dan betapa berbaktinya dia padanya. Kita semua masih mencoba memproses ini (secara hukum)," ujar salah satu keluarga korban.

Menurut Pengadilan Penjara Wilayah York, Lana Clayton ditunjuk untuk mewarisi harta setelah kepergian mendiang suaminya.

Halaman Facebook Lana Clayton menyatakan bahwa ia bekerja untuk Departemen Urusan Veteran AS di Charlotte. Rumah mereka, bernilai sekitar US$ 800.000 (setara Rp 11,9 triliun), yang dirancang serupa Mount Vernon Estate, rumah dari Presiden AS pertama, George Washington.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya