Akankah Kim Jong-un Lakukan Kunjungan Balasan ke Seoul?

Dalam pertemuan ketiga dengan Presiden Korsel Moon Jae-in di Pyongyang, Kim Jong-un menyatakan akan mempertimbangkan untuk berkunjung ke Seoul. Benarkah?

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 19 Sep 2018, 13:04 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2018, 13:04 WIB
Kim Jong-un menyampaikan pernyataan pers bersama dengan Presiden Moon Jae-in di Pyongyang, Rabu pagi, 19 September 2018 (AP)
Kim Jong-un menyampaikan pernyataan pers bersama dengan Presiden Moon Jae-in di Pyongyang, Rabu pagi, 19 September 2018 (AP)

Liputan6.com, Pyongyang - Salah satu hasil dalam pertemuan terkini antara Korea Utara dan Selatan di Pyongyang, menyebut Kim Jong-un akan mempertimbangkan untuk melakukan kunjungan ke Seoul, yang merupakan pertama kali dalam sejarah kepemimpinannya.

Dikatakan oleh Presiden Moon Jae-in dalam konferensi pers di Wisma Negara Pyongyang, Paekhwawon, pada Rabu pagi, bahwa ia dan Kim Jong-un sepakat untuk terus melanjutkan komitmen perdamaian di Semenanjung Korea melalui, termasuk bersma-sama mengurusi cita-cira denuklirisasi penuh.

Dikutip dari New York Times pada Rabu (19/9/2018), Kim Jong-un juga dilaporkan setuju untuk "secara permanen membongkar" fasilitas uji rudal-mesin dan peluncuran rudal di Dongchang-ri, di barat laut Korea Utara.

Selain itu, Korea Utara juga berkenan mengizinkan inspektur luar untuk mengawasi proses denuklirisasi terkait.

Sebagaimana diketahui, kompleks Dongchang-ri telah lama disebut sebagai pusat uji coba utama untuk program rudal balistik antarbenua.

Korea Utara juga berjanji akan mengambil langkah tambahan, termasuk pembongkaran permanen fasilitas di kompleks nuklir utamanya di Yongbyon, sebelah utara Pyongyang, jika Amerika Serikat mengambil "tindakan yang sesuai," kata pernyataan itu.

Korea Utara telah meminta agar Washington bergabung dengan kedua negara Korea untuk membuat deklarasi bersama mengakhiri Perang Korea.

Di lain pihak, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mentwit bahwa hasil pertemuan dua negara Korea itu "menarik untuk diapresiasi".

Dia juga mencatat bahwa kedua negara Korea telah setuju mengajukan tawaran bersama untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.

Pertemuan puncak selama tiga hari di Pyongyang adalah yang ketiga kalinya dilakukan oleh Kim Jong-un dan Moon Jae-in.

Hal itu juga sekaligus menjadi kunjungan perdana Presiden Moon ke Pyongyang, menyusul pertemuan bersejarah di atara keduanya di perbatasan antar-Korea pada bulan April dan Mei lalu.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

Upaya Menengahi Kebuntuan Dialog Antara Korea Utara dan AS

Presiden Korsel Bertemu Kim Jong Un
Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in disambut oleh pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un dan sang adik, Kim Yo Jong setibanya di Pyongyang, Selasa (18/8). Kedatangan Moon Jae-in untuk pertemuan ketiga dengan Kim Jong-un. (Korea Broadcasting System via AP)

Segera setelah Presiden Moon tiba di Pyongyang pada Selasa 18 September, Kim Jong-un menyatakan optimisme tentang masa depan negosiasi.

Ia juga berterima kasih kepada rekannya untuk membantu mewujudkan pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump di Singapura, Juni lalu.

"Berkat pertemuan itu, situasi di sekitar Semenanjung Korea telah stabil, dan kami sekarang dapat mengharapkan lebih banyak kemajuan," kata Kim Jong-un di awal pertemuan dua jam dengan Presiden Moon, di markas besar Partai Buruh yang berkuasa.

Pada konferensi pers di Pyongyang, Kim Jong-un mengatakan dia dan Presiden Moon Jae-in telah "membuat komitmen yang kuat dalam mengerahkan upaya aktif untuk membuat Semenanjung Korea bebas dari senjata dan ancaman nuklir, serta mengubahnya menjadi tanah damai".

Sementara itu, beberapa analis Korea Selatan memperingatkan bahwa banyak yang dipertaruhkan dalam upaya Presiden Moon Jae-in, untuk menengahi kebuntuan dalam dialog antara Washington dan Pyongyang.

Jika ia gagal membujuk Donald Trump dan Kim Jong-un untuk mengadakan pertemuan puncak kedua, mereka mengatakan, Semenanjung Korea mungkin akan kembali ke situasi yang bergolak seperti beberapa dekade sebelumnya.

Ketika utusan khusus Presiden Moon mengunjungi Kim Jong-un di Pyongyang awal bulan ini, sang pemimpin Korea Utara bersedia untuk denuklirisasi dalam masa jabatan pertama Donald Trump.

Namun, Kim Jong-un mengatakan dia akan mulai mengambil tindakan bertahap menuju denuklirisasi, hanya jika Washington membalas dengan tindakan "simultan" untuk membuktikan tidak ada lagi permusuhan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya