Istri PM Israel Jadi Terdakwa Kasus Dugaan Korupsi

Sara Netanyahu, pada 7 Oktober 2018, menjalani persidangan di pengadilan Yerusalem sebagai terdakwa kasus dugaan korupsi.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 08 Okt 2018, 11:32 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2018, 11:32 WIB
Istri Perdana Menteri Israel Akan Diadili Atas Tuduhan Korupsi
Benjamin Netanyahu dan Sara, istrinya (AFP)

Liputan6.com, Yerusalem - Istri Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Sara Netanyahu, pada 7 Oktober 2018, mulai menjalani persidangan di pengadilan Yerusalem sebagai terdakwa kasus dugaan korupsi, yang mana ia dituduh menyelewengkan uang negara senilai US$ 100.000 (sekitar Rp 1,5 miliar).

Uang itu digunakan untuk membayar chef ternama agar yang bersangkutan bersedia bekerja di rumah dinas perdana menteri. Padahal, pemerintah Israel telah menyediakan juru masak purna waktu untuk menyajikan makanan bagi pasangan suami istri tersebut.

Atas tindakan itu, Sara Netanyahu (59) didakwa melakukan penipuan dan pelanggaran kepercayaan pada Juni 2018. Sidang ditunda atas imbauan pengadilan, hingga akhirnya dimulai pertama kali pada 7 Oktober 2018.

Sementara itu seperti dikutip dari The National (8/10/2018), hakim memutuskan untuk menunda persidangan hingga 13 November 2018. Dalam kurun waktu itu, hakim meminta agar jaksa dan pengacara mampu mengatur sebuah plea bargain (kesepakatan antara jaksa dan pengacara di luar persidangan). Namun, jika tidak tercapai kesepakatan, persidangan akan dilanjutkan pada 13 November.

Jika terbukti bersalah, Sara Netanyahu bisa menghadapi hukuman maksimum lima tahun penjara, meskipun itu tampaknya tidak mungkin, mengingat pengaruh politik yang dimiliki oleh suaminya, PM Israel Benjamin Netanyahu.

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

 

Simak video pilihan berikut:

Kasus Apa yang Menimpa Sara Netanyahu?

Ikuti Langkah AS, Guatemala Resmikan Kedubes di Yerusalem
PM Israel Benjamin Netanyahu memberi sambutan saat peresmian Kedubes Guatemala di Yerusalem, Rabu (16/5). Netanyahu menyebut peresmian tersebut adalah tepat karena Guatemala menjadi negara kedua yang mengakui Israel pada 1948. (Ronen Zvulun/Pool via AP)

Menurut transkrip berita acara penyidikan polisi yang diajukan ke persidangan, Sara Netanyahu diketahui mengeluh tentang kualitas makanan yang disajikan di kediaman perdana menteri dan menggunakan umpatan kepada staf guna menunjukkan keluhannya. Hal itu kemudian dijadikan alasan bagi Sara Netanyahu untuk menyewa jasa chef ternama tersebut dan membayarnya senilai US$ 100.000 menggunakan kas negara.

Sementara itu, menurut berkas dakwaan, Sara Netanyahu "bertindak untuk menghindari peraturan dan ketentuan kediaman resmi perdana menteri, serta memperoleh dana negara untuk membiayai kebutuhan terdakwa dan keluarganya yang tidak seharusnya dibiayai dengan cara itu."

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah mengecam dakwaan terhadap istrinya, menyebut bahwa tuduhan terssebt "tak berdasar dan delusional". Keluarga Netanyahu juga bersikeras bahwa Sara melakukan kesalahan dan mengklaim mereka adalah korban dari perburuan politik yang didorong oleh media yang bermusuhan.

Pengacara Sara Netanyahu juga telah membantah bahwa kliennya tidak perduli dengan peraturan dan bahwa makanan tersebut dipesan oleh asisten dan disajikan kepada tamu kehormatan.

Dakwaan itu adalah salah satu dari serangkaian skandal yang menherat perdana menteri dan keluarganya, di mana mereka memiliki reputasi sebagai keluarga berpengaruh dan tidak dapat tersentuh oleh orang-orang Israel biasa.

Sara Netanyahu sendiri telah lama menghadapi tuduhan soal pengeluaran boros dan perilaku kasar. Pada 2016, pengadilan memutuskan dia menganiaya seorang asisten rumah tangga. Mantan karyawan lainnya juga mengklaim menjadi korban tindak penganiayaan yang dilakukan oleh Sara Netanyahu dan menuduh dia menggunakan uang negara demi memenuhi selera pribadinya yang mewah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya