Diskualifikasi hingga Pecahkan Rekor Dunia, Ini 5 Fakta Menarik soal Asian Para Games 2018

Asian Para Games 2018 memang membuat siapa saja yang melihatnya larut dalam rasa emosional. Seluruh atlet tampil dalam semangat optimistis dan membuat banyak orang terinspirasi.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 11 Okt 2018, 19:40 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2018, 19:40 WIB
Asian Para Games 2018 : Judo
Atlet Judo Indonesia, Miftahul Jannah, tampak sedih usai gagal berlaga pada Asian Para Games di Jiexpo, Kemayoran, Jakarta, Senin (8/10/2018). Miftah didiskualifikasi karena enggan melepas hijab nya. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Liputan6.com, Jakarta - Ajang Asian Para Games 2018 digelar di Indonesia. Pesta olahraga terbesar di Asia khusus penyandang disabilitas ini telah berlangsung sejak 8 Oktober 2018 lalu di Jakarta.

Ribuan atlet datang dari berbagai negara. Mereka menaruh harapan untuk menjadi yang terbaik di tengah keterbatasan yang mereka miliki.

Asian Para Games 2018 memang membuat siapa saja yang melihatnya larut dalam rasa emosional. Seluruh atlet tampil dalam semangat optimistis dan membuat banyak orang terinspirasi.

Selain itu, Asian Para Games 2018 telah menciptakan sejumlah kejutan kala pertandingan telah memasuki hari ke-4.

Seperti dikutip dari berbagai sumber, Kamis (11/10/2018), berikut lima fakta menarik soal Asian Para Games 2018:

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

1. Perenang Putri Uzbekistan Pecahkan Rekor Dunia

Fotimakhon Amilova
Atlet para renang Uzbekistan, Fotimakhon Amilova memecahkan rekor dunia di Asian Para Games 2018 (Inapgoc)

Rekor dunia kembali tercipta di Asian Para Games 2018. Kali ini, catatan fantastis tersebut diukir atlet putri Uzbekistan, Fotimakhon Amilova, yang tampil pada cabang olahraga (cabor) para renang nomor 200 meter gaya ganti perorangan putri kategori SM13 (12-13).

Tampil di Aquatic Center, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (9/10/2018), Amilova finis pertama dengan catatan waktu 02:21.82. Dia mematahkan rekor dunia (02:22.12) milik perenang Italia, Carlotta Gilli.

Sebelum Asian Para Games 2018, Amilova pernah tampil pada Paralimpiade 2016. Pada ajang ini Amilova juga mencatat rekor baru untuk nomor gaya dada 100 meter putri kategori SB13 dan jadi satu-satunya atlet wanita yang menyumbang emas bagi Uzbekistan.

 

2. Perempuan 52 Tahun Rebut Emas Asian Para Games

Zulfiya Gabidullina
Atlet asal Kazakhstan Zulfiya Gabidullina merebut medali emas Asian Para Games 2018. (AFP/Bob Martins)

Zulfiya Gabidullina menunjukkan perjuangan luar biasa pada Asian Para Games 2018. Selain keterbatasan fisik, dia juga harus melawan usia.

Namun, kondisi itu tidak mengurangi semangatnya. Kini berusia 52 tahun, Gabidullina sukses menorehkan prestasi di Asian Para Games.

Dia menjadi yang tercepat pada cabor para renang nomor 100 meter gaya bebas S4 putri di Stadion Akuatik GBK, Selasa 9 Oktober 2018. Gabidullina membukukan waktu satu menit 42,27 detik.

Sosok kelahiran Taraz ini mengungguli para rival yang tidak mencapai setengah usianya para persaingan Asian Para Games.

Atlet Tiongkok Peng Qiuping, berumur 24 tahun, merebut perak lewat satu menit 47,59 detik. Sedangkan wakil Singapura Yip Pin Xiu (26) meraih perunggu berkat torehan dua menit 18,76 detik.

3. Atlet Judo Didiskualifikasi

Asian Para Games 2018 : Judo
Atlet Judo Indonesia, Miftahul Jannah, berpose usai gagal berlaga pada Asian Para Games di Jiexpo, Kemayoran, Jakarta, Senin (8/10/2018). Miftah didiskualifikasi karena enggan melepas hijab nya. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Miftahul Jannah batal bertanding pada cabang olahraga para judo Asian Para Games 2018. Wanita asal Aceh itu didiskualifikasi karena menolak melepas hijab saat bertanding.

Seharusnya, Miftahul Jannah tampil di kelas 52 kg blind judo Asian Para Games 2018 di Jakarta International Expo, Kemayoran, Senin (8/10/2018). Namun, wasit melarangnya bertanding karena terbentur dengan peraturan soal pemakaian penutup kepala.

Dalam regulasi International Judo Federation (IJF), setiap atlet judo yang bertanding dilarang menggunakan penutup kepala karena dianggap berbahaya. Namun, Miftah tetap pada pendiriannya hingga ia terpaksa didiskualifikasi.

Insiden yang menimpa Miftahul Jannah pun menarik perhatian Menpora Imam Nahrawi. Sejak kemarin, dia sudah bertemu langsung dengan Miftah. Dari hasil pertemuan itu, Menpora ikut menghormati keputusan Miftah.

4. Satu Podium Untuk Satu Negara

Asian Para Games 2018 : Atletik
Pelari Indonesia, Putri Aulia, Ni Made Arianti, Endang Sari Sitorus, melakukan selebrasi usai menjuarai lari 100M T13 pada Asian Para Games di SUGBK, Jakarta, Rabu (10/10/2018). Indonesia meraih memborong tiga mendali. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Momen istimewa tersaji di lomba para atletik nomor 100 meter T13 putri Asian Para Games 2018, di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (10/10/2018). Tiga pelari Indonesia finis di urutan teratas, sehingga mendominasi podium.

Putri Aulia, Ni Made Arianti Putri, dan Endang Sari Sitorus berurutan menempati podium juara hingga ketiga. Putri Aulia menjadi juara dengan catatan waktu 12,49 detik.

Made Arianti meraih perak dengan catatan 13,00 detik, sedangkan Endang di posisi ketiga dengan 13,07 detik.

"Tentu saja kami bertiga merasa sangat senang karena bisa bersama-sama berada di podium," ujar Putri Aulia, dalam rilis yang diterima Bola.com.

"Terima kasih atas dukungan seluruh penonton dan masyarakat Indonesia sehingga kami mampu berprestasi di tingkat Asia," imbuh Endang Sitorus.

5. Palestina Hanya Diwakilkan Satu Atlet

Asian Para Games 2018, Mahmoud Zohud
Atlet Palestina yang berlaga di Asian Para Games 2018, Mahmoud Zohud, di Stadion Madya, GBK, Jakarta, Rabu (10/10/2018). (Bola.com/Reza Bachtiar)

Palestina hanya diwakili satu atlet pada Asian Para Games 2018, yaitu Mahmoud Zohud. Dia mengaku membawa pesan khusus yang ingin disampaikan pada ajang bergengsi tersebut.

Mahmoud turun di nomor para-atletik putra klasifikasi T55. Kehadirannya mendapat sambutan hangat saat upacara pembukaan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Sabtu 6 Oktober 2018, karena hanya berdefile sendiri, ditemani seorang pendamping.

"Saya datang ke sini untuk mengirimkan pesan ke seluruh dunia. Palestina kuat, kami masih ada. Kami juga bagian dari Asia meski masih dalam masalah. Setidaknya satu dari kami bisa mengikuti ajang ini," kata Mahmoud saat wawancara dengan wartawan di Stadion Madya, GBK.

"Orang-orang di Palestina kuat, bahkan para penyandang disabilitasnya. Memang tidak semua atlet Palestina bisa datang pada Asian Para Games 2018. Tapi, kami ingin membuktikan kepada seluruh dunia kami kuat. Saya datang ke sini sebagai wakil Palestina, untuk memberi tahu ke seluruh dunia kami punya tim yang kuat meski tidak memiliki tempat latihan, terkurung dari dunia luar, dan teknologi," sambung dia.

Mahmoud mengatakan suka menjalani berbagai aktivitas olahraga di waktu senggang. Sayangnya, selama ini tidak memiliki kesempatan bertanding di kompetisi internasional. Dia selalu hanya bisa mengikuti event-event olahraga di Palestina.

"Namun, kami bekerja keras dalam segala keterbatasan. Saya hanya berharap pada turnamen selanjutnya Palestina bisa tampil dengan skuat penuh. Saya berharap rekan-rekan tetap semangat dan berlatih serta tidak kecewa gagal tampil pada Asian Para Games 2018," ujar Mahmoud Zohud.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya