Informan Klaim Temukan Bagian Jasad Jamal Khashoggi, tapi...

Bagian jasad Jamal Khashoggi telah ditemukan, demikian menurut laporan sejumlah informan kepada media.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 24 Okt 2018, 15:00 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2018, 15:00 WIB
Foto Jamal Khashoggi, wartawan Arab Saudi yang dibunuh di Istanbul (AP/Jacquelyn Martin)
Foto Jamal Khashoggi, wartawan Arab Saudi yang dibunuh di Istanbul (AP/Jacquelyn Martin)

Liputan6.com, Istanbul - Sejumlah informan melaporkan kepada media bahwa mereka menemukan bagian tubuh jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi yang tewas di dalam Konsulat Saudi di Istanbul. 

Seperti dikutip dari Sky News (24/10/2018), berbagai informan mengatakan bahwa bagian jasad Khashoggi ditemukan dalam kondisi 'terpotong', termasuk porsi tubuh yang diduga sebagai wajah dengan kondisi yang 'cacat'.

Satu informan lain juga menyatakan bahwa potongan jasad kolumnis the Washington Post itu ditemukan di taman rumah konsul jenderal Saudi untuk Istanbul yang terletak sekitar 500 meter dari konsulat.

Kendati demikian laporan para informan tersebut disebut bertentangan dengan penjelasan yang dibuat oleh pejabat Saudi bahwa jasad Jamal Khashoggi yang masih utuh digulung di karpet dan diserahkan kepada 'kaki-tangan' lokal yang bertugas membuang jenazah almarhum.

Sementara itu, media Turki, dengan mengutip keterangan informan yang belum terverifikasi, menyebut bahwa penyelidik telah menemukan barang-barang milik Khashoggi di sejumlah koper yang ditemukan di sebuah kendaraan konsulat Saudi di sebuah parkiran mobil di Istanbul.

Penyiar TV lokal Ahaber menayangkan video yang menunjukkan para penyelidik TKP mencari apa yang tampaknya merupakan isi dari koper itu. Tidak jelas apakah barang-barang itu merupakan milik Jamal Khashoggi.

 

Simak video pilihan berikut:

Presiden Turki: Arab Saudi Rencanakan Pembunuhan Jamal Khashoggi

Jamal Khashoggi, sosok wartawan Arab Saudi yang tewas di konsulat negaranya di Istanbul, Turki, 2 Oktober 2018 (AP)
Jamal Khashoggi, sosok wartawan Arab Saudi yang tewas di konsulat negaranya di Istanbul, Turki, 2 Oktober 2018 (AP)

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut bahwa pembunuhan Jamal Khashoggi merupakan "operasi terencana dari Arab Saudi" dan menuntut agar "orang yang memberi perintah dimintai pertanggungjawaban."

Dalam sebuah pernyataan terbaru untuk memaparkan hasil penyelidikan otoritas Turki atas kasus tersebut, Erdogan menjelaskan bahwa aksi pembunuhan kolumnis The Washington Post itu "telah direncanakan beberapa hari sebelum terlaksana" dan "tim pembunuh dari Saudi tiba di Istanbul lebih dulu" sebelum Khashoggi dilaporkan menghilang --yang kemudian dinyatakan tewas.

Tim itu, kata Erdogan, tiba terlebih dahulu di Istanbul "untuk meninjau kawasan hutan" di sekitar kota itu yang dekat dengan lokasi Konsulat Saudi. Penyelidik Turki sebelumnya menyebut bahwa jasad Khashoggi --atau yang tersisa darinya-- dibuang ke hutan di sana.

Erdogan juga menolak penjelasan resmi Saudi yang rilis pada 20 Oktober 2018, di mana Riyadh menyebut bahwa Jamal Khashoggi tewas dalam perkelahian yang terjadi di dalam konsulat. Saudi menyajikan penjelasan itu untuk menepis maraknya narasi tuduhan 'pembunuhan berencana' yang dilontarkan oleh penyelidik Turki.

Presiden Turki itu juga mendesak agar ke-18 orang Saudi, yang diduga sebagai pelaku dan telah ditangkap oleh otoritas Negeri Petro Dollar pada beberapa hari sebelumnya, segera diekstradisi ke Negeri Ottoman untuk menjalani pendakwaan. Pernyataan itu menunjukkan penolakan Erdogan terhadap rencana Saudi yang hendak mendakwa ke-18 orang itu di tanah air mereka sendiri.

Penjelasan Erdogan menggambarkan ketidakpercayaan pemerintah Turki atas penyidikan yang juga digelar oleh Saudi. Menteri Luar Negeri Saudi, Adel al-Jubeir sebelumnya berjanji bahwa "Raja Salman dan Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) akan mengusut kasus itu secara lengkap dan menyeluruh."

Tapi, Erdogan tampak tak mempercayai itikad Raja Salman dan sang Putra Mahkota untuk membuka penyelidikan sendiri terhadap kasus Jamal Khashoggi.

"Bukannya saya tak percaya dengan ketulusan Raja Salman. Tapi, investigasi untuk isu kritis seperti ini harus dilaksanakan oleh delegasi yang adil, tidak bias, dan tidak memiliki indikasi keterlibatan dalam insiden itu sendiri," jelas Erdogan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya