Kronologi Penembakan Maut di Rumah Sakit Chicago, 4 Orang Tewas

Sebuah rumah sakit di Kota Chicago, Amerika Serikat, mengalami serangan penembakan yang menewaskan 4 orang.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 20 Nov 2018, 11:48 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2018, 11:48 WIB
Sebuah penembakan terjadi di salah satu rumah sakit di Chicago, Amerika Serikat, menewaskan 4 orang (AP/Chicago Tribune/Zbigniew Bzdak)
Sebuah penembakan terjadi di salah satu rumah sakit di Chicago, Amerika Serikat, menewaskan 4 orang (AP/Chicago Tribune/Zbigniew Bzdak)

Liputan6.com, Chicago - Seorang petugas polisi, seorang dokter dan asisten farmasi tewas dalam sebuah penembakan yang terjadi pada Senin 19 November 2018 sore di rumah sakit Mercy, Chicago, Amerika Serikat.

Pelaku yang merupakan pria bersenjata, diketahui menjalin hubungan dengan salah satu korban tewas. Hal ini dikatakan oleh Inspektur Polisi Chicago Eddie T Johnson.

"Belum dipastikan apakah pelaku turut tewas akibat tembakan polisi atau luka peluru yang ditimbulkan sendiri," ujar Johnson, sebagaimana dikutip dari CNN pada Selasa (20/11/2018).

Polisi Chicago mengidentifikasi petugas yang meninggal sebagai Samuel Jimenez, ayah tiga anak. Dia bergabung dengan kepolisian setempat pada Februari 2017, dan baru-baru ini menyelesaikan pelatihan untuk menjadi perwira penuh.

Sekitar pukul 15.30 waktu setempat, pria bersenjata itu mendekati salah satu korban wanita --seorang karyawan rumah sakit-- di tempat parkir. Ketika mereka mulai berdebat, seorang teman di dekatnya berusaha untuk menengahi.

Pria bersenjata itu mengangkat kemejanya dan menodongkan pistol, seraya mendorong teman wanita tersebut untuk melarikan diri.

Ketika petugas menanggapi panggilan darurat 911, pelaku menembaki kendaraan patroli yang datang. Petugas mengejarnya ke dalam rumah sakit dan saling adu tembakan dengannya, kata Johnson.

Selama serangan penembakan, polisi Jimenez terluka parah bersama dengan karyawan rumah sakit yang tengah berlari keluar dari lift.

"Polisi berhasil mengamankan rumah sakit dan seluruh pasien selamat," ujar Johnson.

Di saat bersamaan, insiden penembakan ini membuat kelompok besar polisi datang mengepung blok-blok di sekitar pusat medis yang sibuk.

Saksi Steven White mengatakan bahwa dia berada di ruang gawat darurat ketika melihat pelaku menembak ke arah polisi.

"Kami mendengar beberapa tembakan sehingga kami semua lari ke jendela darurat, kami melihat orang ini (pelaku) di luar sana, berpakaian seperti seorag militer, menembaki polisi," katanya.

Ketika White melihat keluar, dia berkata dia melihat seseorang tergeletak di tanah di dekat pintu masuk utama. Penembak berbalik dan melepaskan tembakan lagi sebelum berjalan ke pintu masuk utama.

"Ini menyedihkan, kamu bahkan khawatir datang ke rumah sakit untuk melakukan perawatan," ujar White cemas.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

Kritik Dokter pada Kekerasan Senjata

Penembakan Senjata Api
Ilustrasi Foto Penembakan (iStockphoto)

Pejabat Informasi Publik Departemen Pemadam Kebakaran Chicago Larry Merritt mengatakan, setidaknya 15 unit medis dikirim ke rumah sakit Mercy.

Senator Demokrat Dick Durbin dari negara bagian Illinois berterima kasih kepada para anggota penegak hukum atas tanggapan mereka.

"Hati saya bersama Mercy Hospital di Chicago malam ini. Saya berdoa untuk para korban, keluarga mereka, dan mereka yang terluka selama penembakan sore ini. Dan saya sangat berterima kasih kepada Departemen Kepolisian Chicago yang merespon dengan berani," katanya.

Insiden penembakan tersebut terjadi hanya beberapa hari setelah beberapa profesional medis AS terlibat dalam kampanye online yang memprotes kekerasan senjata.

Tanda pagar (tagar) #ThisIsOurLane digunakan oleh para dokter sebagai kritik atas twit dari kelompok pro-senjata yang berpengaruh di AS, National Rifle Association (NRA), yang menyarankan para tenaga medis untuk melengkapi diri dengan senjata, guna berjaga-jaga dalam menghadapi risiko serangan penembakan.

Hampir 13.000 orang telah tewas oleh senjata api di sepanjang tahun ini di AS, menurut data yang dihimpun situs web investigasi, Gun Violence Archive.

Situs itu mengatakan 25.000 orang lainnya terluka dan lebih dari 250 petugas polisi telah ditembak bertugas, dalam catatan yang dimulai sejak Januari lalu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya