Berjasa Saat Perang Dunia I, Sosok Perawat Wanita Ini Muncul di Google Doodle

Wanita yang dikenang oleh Google Doodle ini mempertaruhkan hidupnya untuk membantu tentara Inggris dan Prancis melarikan diri dari Belgia yang diduduki Jerman dalam Perang Dunia I. Siapa dia?

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 04 Des 2018, 15:35 WIB
Diterbitkan 04 Des 2018, 15:35 WIB
Google Doodle pasang gambar Edith Cavell. (Google)
Google Doodle pasang gambar Edith Cavell. (Google)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang perawat Inggris yang mempertaruhkan hidupnya--dan akhirnya meninggal--untuk membantu tentara Inggris dan Prancis melarikan diri dari Belgia yang diduduki Jerman dalam Perang Dunia I dikenang dengan Google Doodle edisi Selasa, 4 Desember 2018. Mesin pencari raksasa itu memasang gambar wajahnya, dengan latar sejumlah prajurit layaknya di medan perang.

Siapakah sosok wanita yang muncul di Google Doodle itu? Ia adalah Edith Cavell, wanita yang lahir pada 4 Desember 1865, di Norfolk, Inggris, bagian timur. 

Keperawatan bukanlah panggilan hatinya. Ia baru menekuni bidang itu pada usia 30, setelah merawat ayahnya yang sakit.

Setelah mengikuti pelatihan di Rumah Sakit Royal London bersama Matron Eva Lückes, seorang teman Florence Nightingale, ia melanjutkan bekerja di sejumlah rumah sakit di Inggris. Hidupnya berubah drastis ketika pindah ke Belgia. Di sana dia ditunjuk sebagai sipir pertama dari Berkendael Institute di Brussels, di mana dia menjadi perintis keperawatan modern.

Cavell, yang tidak pernah menikah, mengunjungi keluarga pada tahun 1914 ketika perang pecah. Dia bergegas kembali ke Brussels, karena telah berjanji untuk mengobati korban dari semua bangsa.

Dia secara bersamaan terlibat dengan kelompok rahasia yang melindungi tentara Prancis dan Inggris. Bersama-sama, mereka membantu sekitar 200 orang untuk melarikan diri dari Belgia yang diduduki.

Nahas, pada Agustus 1915, Cavell ditangkap dan ditahan. Ia dituduh berkhianat. Dia mengaku ke pengadilan militer Jerman dan dieksekusi pada 12 Oktober 1915.

Hal itu menuai kecaman internasional.

Dua tahun setelah kematiannya, diluncurkan the Nation's Fund for Nurses, untuk membantu mereka yang "mengobati orang lain dengan mengorbankan dirinya sendiri," yang kemudian berganti nama menjadi the Cavell Nurses' Trust.

Cavell adalah yang terbaru dalam daftar wanita terkemuka yang dikenang oleh Google. Sebelumnya ada penyanyi Ella Fitzgerald, aktris Audrey Hepburn dan pilot perintis Amelia Earhart.

Gambar Google Doodle ini bisa dilihat di Inggris, Islandia, Peru, Australia, Argentina, dan beberapa negara lain di seluruh dunia.

 

Saksikan juga video berikut ini:

Google Doodle Rayakan 109 Tahun Saridjah Niung, Siapa Dia?

Google Doodle Rayakan 109 Tahun Saridjah Niung, Siapa Dia?
Google Doodle Rayakan 109 Tahun Saridjah Niung, Siapa Dia? (google screen grab)

Sosok wanita berjasa lainnya yang pernah muncul di Google Doodle adalah Saridjah Niung.

26 Maret 2017, Saridjah Niung atau yang dikenal dengan Ibu Soed, dijadikan doodle oleh Google. Mesin pencari raksasa itu merayakan hari jadi sang pencipta lagu legendaris ke-109.

Saridjah Niung lahir di Sukabumi, Jawa Barat. Ia adalah seorang guru, penyiar radio, pemain drama, dan pencinta batik.

Dan di lain sisi, ia merupakan sosok berjasa bagi seluruh anak Indonesia karena telah menciptakan lagu anak-anak yang legendaris seperti "Tik-tik", "Bunyi Hujan", "Hai Becak", "Menanam Jagung", "Burung Kutilang", "Nenek Moyang" dan "Kupu-kupu".

Ia diperkirakan telah menciptakan lebih dari 200 lagu, walau hanya separuh yang bisa terselamatkan dan bertahan hingga sekarang. Lagu-lagu itu masih diperdengarkan di Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar di seluruh Indonesia.

Google doodle hari ini memperlihatkan seorang perempuan bersanggul berkaca mata tampak tengah bernyanyi.

Lalu, tiga anak-anak mendengarkan lewat lagu. Adapun tulisan Google ditulis menyerupai not balok. Demikian Liputan6.com kutip dari google doodle.com dan berbagai sumber lainnya. 

Ibu Soed adalah musisi perempuan yang mahir bermain biola. Awal mula menciptakan lagu anak setelah menjadi guru musik di HIS Petojo, HIS Jalan Kartini, dan HIS Arjuna yang masih menggunakan bahasa Belanda dan tidak ceria. Prihatin dengan kondisi itu, ia memutuskan untuk menciptakan lagu anak-anak berbahasa Indonesia.

Tak hanya tema sederhana dan ceria, Ibu Soed menciptakan lagu-lagu perjuangan, seperti "Berkibarlah Benderaku" dan "Tanah Air".  Kedua lagu itu masih kerap diputar di perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya