Mengapa Kita Mengeluarkan Air Mata Saat Menangis?

Inilah alasan ilmiah soal air mata yang keluar saat kita menangis.

oleh Afra Augesti diperbarui 21 Des 2018, 20:40 WIB
Diterbitkan 21 Des 2018, 20:40 WIB
Anak menangis
Ilustrasi anak menangis (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Kesakitan, merasa sedih, takut, bahagia, menguap, hingga kepedasan. Saat orang mengalami hal seperti itu, umumnya air mata keluar dari indra penglihatan dia. Lalu apa penyebabnya?

Seorang peneliti anatomi tubuh manusia dari Universitas New South Wales (Australia), Michelle Moscova, mengungkapkan tiga alasan mengapa seseorang menangis atau mengeluarkan air mata.

"Pertama, air mata dimanfaatkan oleh tubuh untuk menjaga mata agar tetap sehat, sehingga mata kita akan beberapa kali berair dalam satu hari.  Air mata keluar dari mata ketika kita emosional, entah sangat sedih atau bahagia, atau saat mata kita terganggu oleh sesuatu atau benda asing, seperti debu atau sewaktu kita memotong bawang," paparnya, seperti dikutip dari theconversation.com, Jumat (21/12/2018).

Moscova menjelaskan, mata memiliki bagian-bagian khusus --yang disebut kelenjar (gland)-- yang membuat air mata keluar dan kita mulai menangis. Biasanya, gland hanya menghasilkan sedikit air mata --kurang dari setengah sendok teh per hari.

Air mata terdiri dari dan sedikit garam, tetapi air mata juga memiliki sejumlah minyak, lendir dan bahan kimia yang disebut enzim pembunuh kuman.

Minyak yang terdapat dalam air mata merupakan alat pencegah air mata dari proses penguapan atau kebocoran dari mata. Jika kita tidak memiliki minyak di dalam air mata kita, maka mata kita benar-benar akan kering dan sakit.

Ketika Anda berkedip, kelopak mata menyebarkan air mata di sekitar mata, sedangkan lendir membantu air mata menempel pada bola mata. Sementara itu, sisa air mata akan mengalir melalui sistem drainase khusus, yang mengarah ke hidung Anda.

"Saat kita menangis, mata memproduksi lebih banyak air mata. Peristiwa ini disebabkan oleh kelenjar air mata yang membesar dan bekerja lebih aktif, sehingga menghasilkan banyak air mata sekaligus, seperti air mancur kecil," Moscova menjabarkan.

Kemudian, bagian otak yang berfokus pada "air mancur" tersebut akan menerima sinyal dari bagian otak yang mengendalikan emosi. Ketika ini terjadi, mata bisa menghasilkan lebih dari setengah cangkir air mata, hanya dalam hitungan menit.

Lalu, saat kita menangis, hidung kita pun turut mengeluarkan ingus. Dari mana asalnya? Seperti yang telah diterangkan sebelumnya, sisa air mata akan mengalir melalui sistem drainase khusus, yang mengarah ke hidung. 

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Air Mata Buaya

Ilustrasi menangis
Ilustrasi menangis. (iStock)

Di satu sisi, jika Anda menangis sangat keras, hingga terisak, maka ada banyak air mata (bahkan untuk sistem drainase) yang harus dibuang, sehingga air mata mulai jatuh dari mata kita dan mengalir di pipi.

Psikolog percaya bahwa menangis karena emosi adalah sesuatu yang hanya dilakukan oleh manusia. Sebagian besar dari kita kadang-kadang menangis karena sedih. Sedangkan beberapa lainnya menangis saat bahagia.

"Kami belum tahu persis mengapa kita menangis ketika merasakan sesuatu yang emosional, tetapi kami tahu bahwa bahan kimia yang ditemukan dalam air mata karena perasaan emosional berbeda dengan air mata normal. Beberapa ilmuwan percaya bahwa bahan kimia ini dapat membantu kita merasa lebih baik setelah kita menangis," kata Moscova.

Ada juga beberapa kondisi aneh yang bisa membuat orang menangis. Sebagian kecil orang menangis ketika mereka makan atau bahkan hanya memikirkan makanan.

Kejadian tersebut disebut crocodile tears syndrome atau "sindrom air mata buaya". Istilah ini merujuk pada legenda yang menceritakan tentang akal bulus buaya yang pura-pura menangis untuk mengelabui mangsanya, agar santapannya semakin dekat dengan si buaya.

Sindrom itu dapat terjadi setelah seseorang mengalami kecelakaan dan patah tulang di wajahnya. Saat mukanya pulih, beberapa bagian tubuh memperbaiki diri dengan cara yang salah.

Saraf yang membuat mulut penderita "sindrom air mata buaya" berair ketika dia mencium aroma makanan enak, disalahartikan dengan kelenjar air mata. Setelah itu, ketika orang tersebut makan atau mengendus sesuatu yang lezat, yang membuat mulut mereka berair, maka mereka mulai menangis.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya