Ilmuwan Australia Prediksi MH370 Jatuh Dekat Madagaskar, Ini Penjelasannya

Setelah hampir lima tahun hilang secara misterius, pesawat Malaysia Airlines MH370 diprediksikan telah jatuh di dekat Madagaskar. Ini penjelasannya.

oleh Siti Khotimah diperbarui 01 Feb 2019, 07:01 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2019, 07:01 WIB
Ilustrasi pesawat Malaysia Airlines (AFP Photo)
Ilustrasi pesawat Malaysia Airlines (AFP Photo)

Liputan6.com, Canberra - Pesawat komersil Malaysia Airlines MH370 yang hilang secara misterius sejak Maret 2014 lalu, diprediksikan jatuh di dekat Madagaskar. Hal itu disampaikan oleh Dr. Usama Kadri, seorang ilmuwan dari Cardiff University, Australia.

"Kami sekarang dapat mengidentifikasi dua lokasi di mana pesawat itu diperkirakan jatuh di lautan, serta rute alternatif yang mungkin diambil oleh pesawat itu," kata Kadri.

Kadri menyampaikan temuan terbaru ini didasarkan pada pemahaman yang lebih baik terkait elastisitas dasar laut atau fleksibilitas, yang memengaruhi bagaimana gelombang suara mengalir di bawah laut. Demikian sebagaimana dikutip dari ABC News pada Kamis (31/1/2019)

Ia juga menjelaskan bahwa analisis yang dilakukan telah berubah dari yang dilakukan pada projek sebelumnya. Ia dulu menganggap bahwa dasar laut bersifat rigid, sehingga tidak memungkinkan gelombang yang memancar dapat bergerak melewatinya.

Sebelumnya, Cardiff University dan Curtin University di Australia Barat telah mempelajari sinyal dari Stasiun Cape Leeuwin pada waktu kejadian. Waktu yang dimaksud merujuk pada informasi yang diberikan pihak berwenang, yakni tanggal 8 Maret 2014, pukul 12.00 am hingga 02.00. am GMT.

"Namun jika elastisitas dasar laut diperhitungkan, maka ombak akan bergerak dengan kecepatan yang lebih tinggi," katanya meyakinkan.

"Ketika gelombang gravitasi-akustik mulai bergerak melalui dasar laut, maka cepat rambat gelombangnya meningkat menjadi lebih dari 3.500 meter setiap detiknya," ia melanjutkan.

Oleh sebab itu, menurut Kadri, posisi jatuhnya pesawat menjadi semakin jauh dari stasiun mikrofon. Dengan demikian, menurutnya, lokasi kecelakaan berada di timur laut Madagaskar, jika sinyal itu berasal dari pesawat yang hilang.

Saksikan pula video berikut:

Validitas Penelitian

Bendera negara Australia - AFP
Bendera negara Australia - AFP

Dr. Kadri mengingatkan bahwa bisa jadi sinyal yang menjadi bahan penelitian bukan berasal dari MH370. Karena menurutnya, sinyal suara dari stasiun hidroakustik utara itu terdistorsi oleh kebisingan yang diyakini berasal dari aktivitas latihan militer.

"Bantalan dari beberapa sinyal ini berada dalam wilayah, tepat di mana terdapat aktivitas militer. Sehingga ada kemungkinan bahwa sinyal tersebut terkait dengan kegiatan militer," ia mengingatkan.

"Namun jika benar sinyal itu adalah milik MH370, maka benar lokasi jatuhnya pesawat diprediksikan di bagian utara Samudra Hindia itu."

Temuan ini telah diberitahukan kepada Biro Keselamatan Transportasi Australia serta Tim Investigasi MH370 di Malaysia. Kadri berharap bahwa hasil penelitiannya akan dilanjutkan oleh penemuan pesawat yang hilang.

Sebelumnya pada 2016 lalu, demi mencari kepastian akan orang-orang terkasih yang ikut hilang dalam musibah hilangnya MH370, kerabat para penumpang akan menuju Madagaskar. Mereka hendak mencari puing-puing yang mungkin memberikan petunjuk terkait nasib pesawat tersebut.

Para kerabat melakukan perjalanan ke Madagaskar pada 3 hingga 11 Desember. Demikian dikutip dari pernyataan yang dimuat grup Facebook, Voice 370 seperti dikutip dari BBC, Senin 21 November 2016.

"Tidak ada pilihan lain kecuali pergi sendiri untuk melakukan sesuatu guna mencari jawaban dan petunjuk," imbuh kelompok tersebut.

Seorang kerabat korban, Grace Subathirai Nathan, yang ibunya berada di pesawat itu, mengatakan bahwa ia ke Madagaskan dengan dana sendiri.

Madagaskar menjadi tujuan para kerabat penumpang MH370 karena semua puing-puing yang dianggap bagian kapal terbang itu ditemukan di wilayah Afrika Timur.

Beberapa kerabat mengatakan, hingga saat ini belum ada pencarian sistematis atas puing tersebut. Mereka mengatakan, temuan-temuan lain juga kemungkinan diabaikan oleh pihak berwenang.

Pesawat MH370 menghilang dalam penerbangan dari Kuala Lumpur ke Beijing pada 8 Maret 2014, bersama 239 orang di dalam pesawat itu. Diduga kuat kapal tersebut jatuh ke Samudera Hindia selatan.. Malaysia bertanggung jawab sebagai koordinator pencarian. 

Sejauh ini, sejumlah puing telah ditemukan dan diduga kuat berasal dari pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang yang tersapu ke pesisir Samudera Hindia. Ada pecahan sayap, flaperon, karpet, hingga sandal berbahan anduk yang warnanya berubah jadi cokelat pekat.

Sejumlah kalkulasi hingga spekulasi muncul, pencarian besar-besaran pun dilakukan meski hasilnya nihil.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya