Amendemen RUU Kewarganegaraan India Kembali Picu Protes Besar

Aksi protes besar yang disertai oleh kekerasan kembali terjadi di India terkait amendemen RUU Kewarganegaraan.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 14 Feb 2019, 11:01 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2019, 11:01 WIB
Aksi unjuk rasa semakin meluas di negara bagian Assam, menentang pengesahan UU Kewarganegaraan terbaru (AFP/Biju Boro)
Aksi unjuk rasa semakin meluas di negara bagian Assam, menentang pengesahan UU Kewarganegaraan terbaru (AFP/Biju Boro)

Liputan6.com, New Delhi - Pemerintah India dikabarkan telah diam-diam mengesampingkan amendemen terhadap undang-undang kewarganegaraannya yang kontroversial, menyusul protes keras di timur laut negara itu.

RUU tersebut bertujuan membantu umat Hindu dan minoritas lainnya pindah ke India dari negara-negara mayoritas muslim yang berdekatan, demikian sebagaimana dikutip dari BBC pada Kamis (14/23/2019).

Setelah melalui perdebatan di parlemen India, RUU tersebut hanya bisa lolos di majelis rendah, namun ditahan oleh majelis tinggi yang meminta peninjauan kembali terhadap amendemennya.

Presiden BJP, Amit Shah, mengatakan dalam sebuah rapat umum partai tersebut bulan lalu, bahwa RUU akan tetap diajukan tanpa memedulikan protes.

Langkah kontroversial tersebut, menurut para pengamat, berkaitan dengan upaya mendulang suara besar jelang pemilihan umum, yang dijadwalkan berlangsung pada Mei mendatang.

Sebagaimana diketahui, RUU itu berusaha memberikan kewarganegaraan kepada imigran non-muslim dari Pakistan, Bangladesh dan Afghanistan.

Para pendukung RUU membela bahwa pengecualian pemberian kewarganegaraan terhadap penganut Islam, disebabkan etnis minoritas selain Hindu mengalami penganiyaan di negara-negara tetangga India, yang berpenduduk mayoritas muslim.

Sementara itu, protes telah sangat vokal di negara bagian Assam, di mana hampir empat juta penduduknya gagal memenuhi daftar tunggu pemberian kewarganegaraan.

Daftar Warga Nasional (NRC) adalah daftar orang-orang yang dapat membuktikan mereka datang ke negara bagian itu pada 24 Maret 1971, sehari sebelum negara tetangga Bangladesh menjadi negara merdeka.

Sekitar 3,62 juta dari mereka yang tidak terdaftar telah mengajukan klaim untuk dimasukkan kembali. Namun, karena tidak segera ditanggapi oleh otoritas setempat, aksi protes yang disertai kekerasan merebak dengan cepat di sana.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kerusuhan Meluas

Ilustrasi bendera India (AFP Photo)
Ilustrasi bendera India (AFP Photo)

Di Assam, kantor-kantor perwakilan BJP, yang menjalankan pemerintahan federal dan pemerintah negara bagian Assam, dibakar oleh massa yang marah di banyak tempat.

Ribuan pelajar bergabung dengan para penulis, seniman, dan aktivis dalam protes rutin menentang RUU tersebut. Mereka khawatir puluhan ribu imigran Hindu Bengali, yang tidak termasuk dalam NRC, berkesempatan mendapat status warag negara terkait amendemen RUU  Kewarganegaraan India.

Di saat bersamaan, kerusuhan juga menyebar ke negara-negara tetangga, menyebabkan banyak orang terluka.

Di Manipur, pihak berwenang memberlakukan jam malam dan memotong akses internet ketika banyak demonstran turun ke jalan dalam beberapa pekan terakhir.

Enam wanita terluka parah di negara bagian tersebut pada hari Minggu, ketika polisi menembakkan peluru gas air mata ke arah sekelompok demonstran.

Patung replika PM Naredra Modi juga dibakar oleh pengunjuk rasa, dengan beberapa bahkan membuat tiruan proses pembakaran jenazah sang pemimpin India, sebagai bentuk ekpresi kekecewaan yang meluas.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya