Liputan6.com, Jakarta - Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), dipastikan melakukan kunjungan kerja ke Indonesia pada 18 - 19 Februari 2019, pihak Kementerian Luar Negeri RI mengonfirmasi pada Jumat 15 Februari 2019 --beberapa hari sejak kabar itu mengemuka awal pekan ini.
Pihak Kemlu menambahkan, kunjungan itu diperkirakan akan menghasilkan kesepakatan dalam bentuk memorandum kesepahaman (MoU) antara kedua negara di bidang "energi dan sektor lain". Meski demikian, delegasi dari kedua negara masih berproses untuk merampungkannya hingga detik-detik terakhir sebelum Pangeran MBS menginjakkan kaki di Jakarta.
Pangeran Mohammed bin Salman dijadwalkan tiba di Jakarta pada Senin sore, 18 Februari 2019, Waktu Indonesia Barat. Esok harinya, MBS akan bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor.
Advertisement
"Keduanya akan melakukan 'veranda talk' untuk kemudian melakukan pembicaraan bilateral yang didampingi menteri atau pejabat terkait," kata Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kemlu RI, Desra Percaya di Jakarta, Jumat (15/2/2019).
Baca Juga
Veranda talk merujuk pada format komunikasi baru yang diperkenalkan Presiden Jokowi kala menyambut tamu kenegaraan penting yang dianggap 'akrab' bagi Indonesia.
Bertempat di teras belakang Istana (baik itu Istana Merdeka atau Istana Bogor), Jokowi akan berbincang singkat dengan tamunya, sebelum kemudian melanjutkan pembicaraan bilateral di dalam ruangan.
Tentang substansi pembicaraan antara Presiden Jokowi dengan Pangeran MBS nantinya, Desra mengatakan, "Fokus pertemuan akan membahas peningkatan kerja sama ekonomi hingga kepentingan ummat," lanjut Desra tanpa memberikan perincian.
Pejabat tinggi di lingkungan Kemlu itu juga menambahkan bahwa Jokowi dan MBS "mungkin akan menandatangani lebih dari dua MoU, salah satunya energi." Namun, Desra tidak merinci apakah sektor energi yang dimaksudnya merujuk pada kelanjutan kerja sama antara Aramco dan Pertamina.
"Kami belum bisa memberikan perincian karena proses negosiasi masih berlangsung hingga hari Senin (18 Februari) nanti," lanjutnya.
Menjawab serentetan pertanyaan dari kalangan jurnalis tentang detail lain seputar pertemuan Mohammed bin Salman dengan Jokowi, Desra menjelaskan bahwa tatap muka itu "mungkin" akan membahas pelaksanan terkait ibadah haji, perlindungan WNI dan TKI, berbagai isu regional dan global terkini, hingga kemungkinan kasus pembunuhan wartawan Saudi, Jamal Khashoggi.
"Begini, kami di Kementerian Luar Negeri memberikan berbagai materi yang bisa diangkat oleh Pak Presiden dalam pertemuannya dengan tamu negara. Tapi keputusan final tentang apa yang akhirnya akan dibicarakan nanti pada hari-H, semua ada di tangan presiden," tandas Desra.
Hingga berita ini turun, Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta belum memberikan keterangan apapun seputar lawatan Pangeran Mohammed bin Salman ke Indonesia.
Simak video pilihan berikut:
Finalisasi Kerja Sama Perminyakan Pertamina - Aramco?
Kunjungan Pangeran Mohammed bin Salman ke Indonesia kemungkinan berhubungan dengan tindak lanjut untuk menyepakati kerja sama di bidang minyak antara perusahaan gas negara Saudi, Aramco, dengan timpalannya dari Indonesia, Pertamina.
Kedua perusahaan berencana untuk melakukan ekspansi kilang minyak Cilacap senilai US$ 6 miliar di pantai selatan Jawa yang telah menjadi subjek nota kesepahaman antara perusahaan minyak milik negara Aramco dan Pertamina pada Mei 2016.
Namun, dua tahun kemudian, kedua perusahaan belum membangun kesepakatan formal untuk memperluas kapasitas kilang dari 340.000 menjadi 370.000 barel per hari --menurut laporan Asia Times.
Menanggapi soal kerja sama Pertamina - Aramco, Juru Bicara Kemlu RI Arrmanatha Nasir dalam kesempatan terpisah mengatakan bahwa hal itu "mungkin" akan ditindaklanjuti dalam koridor memorandum kesepahaman di sektor energi.
"Tapi sektor energi kan tidak hanya minyak, bisa energi di bidang lain. Pokoknya semua masih dinegosiasikan," lanjut Arrmanatha.
Dijelaskan juga bahwa Pangeran MBS akan membahas isu kesejahteraan pekerja migran Indonesia di Arab Saudi dengan pemerintah RI.
"Semua isu tentang kepentingan ummat, perlindungan warga negara dan yang terkait mungkin akan dibahas," tambah juru bicara Kemlu RI pada Jumat 15 Februari 2019.
Seperti dikutip dari Asia Times, Pangeran MBS telah merencanakan rangkaian kunjungan kerja ke sejumlah negara Asia sejak Desember 2018. Kunjungan itu mungkin ditujukan untuk mengembalikan citra Saudi di bidang bisnis dan diplomasi --setelah sebelumnya tercoreng noktah hitam pembunuhan jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi, oleh tangan belasan figur yang dekat dengan lingkaran kekuasaan Negeri Petrodolar.
Satu sumber pemerintah senior yang dikutip Asia Times menggambarkan kunjungan itu sebagai upaya untuk "pencitraan kembali atau re-branding" dan mungkin diselingi "pemanis" kesepakatan bisnis dengan negara yang ia kunjungi.
Rencana perjalanan tanpa pemberitahuan itu terjadi dua tahun setelah ayahnya, Raja Salman bin Abdulaziz Al Saudi, melakukan kunjungan pertama ke Indonesia oleh seorang raja Saudi dalam 47 tahun.
Sumber-sumber di komunitas Muslim mengatakan Riyadh telah memiliki perubahan sikap terhadap Indonesia sejak konferensi Dana Moneter Internasional-Bank Dunia (IMF-World Bank) di Bali Oktober 2018, yang memperlihatkan potensi ekonomi Indonesia.
"Pertemuan IMF benar-benar membuka mata bagi banyak pengusaha Saudi," klaim seorang tokoh Muslim Indonesia yang memiliki ikatan kuat dengan kerajaan, seperti dikutip dari Asia Times.
"Mereka mengira kami adalah negara miskin yang hanya menghasilkan pekerja rumah tangga. Mereka terkejut kami membuat kereta, kapal dan pesawat."
Advertisement