Liputan6.com, Wellington - Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan bahwa 40 orang tewas akibat serangan dua masjid di Christchurch, Selandia Baru. Selain korban meninggal, terdapat lebih dari 20 orang luka-luka.
Sedangkan menurut media Radio NZ, jumlah korban luka-luka mencapai 48. Mereka telah mendapatkan penanganan medis saat ini, di Christchurch Hospital. Menurut Kepala Eksekutif Dewan kesehatan Distrik Canterbury, pasien memiliki usia yang beragam dari anak-anak hingga dewasa.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip BBC News pada Jumat (15/3/2019), Ardern mengutuk insiden penembakan, mengatakannya sebagai "serangan teroris" yang menjadi salah satu sejarah kelam bagi negaranya.
Saat ini, empat orang terduga pelaku telah ditangkap oleh pihak kepolisian, tiga orang berjenis kelamin laki-laki dan satu lainnya perempuan.
Tersangka yang telah ditahan, dikonfirmasi merupakan warga negara Selandia Baru yang dilahirkan di Australia. Ia disebut-sebut merupakan ekstremis sayap kanan. Meskipun demikian, saat ini diketahui bahwa mereka tidak termasuk sebagai anggota kelompok teroris dari daftar yang dimiliki oleh pemerintah.
Pihak pemerintah percaya bahwa Selandia Baru dipilih karena selama ini dikenal dengan perdamaiannya, termasuk penghargaan pada keberagaman. Teroris memilih negaranya, menurut Ardern, karena selama ini memiliki citra baik yang menghargai orang-orang termasuk para pengungsi yang membutuhkan bantuan.
Saat ini, Ardern mengatakan bahwa pihak pemerintah telah menerjunkan personel kepolisian tambahan untuk "mengunci" Kota Christchurch. Hal itu dilakukan untuk tidak memberi celah bagi terduga pelaku lain untuk melarikan diri.
Â
Simak pula video pilihan berikut:
Ada 6 WNI di Lokasi Penembakan
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan bahwa pihaknya di Selandia Baru memantau dari dekat peristiwa penembakan masjid di Kota Christchurch.
Retno mengatakan sudah mendapatkan informasi dari pihak duta besar Selandia Baru untuk Indonesia, Tantowi Yahya bahwa terjadi penembakan sekitar pukul 13.40 waktu Selandia Baru.
"Informasi yang kita kumpulkan. Informasi awal, terdapat 6 warga negara indoensia yang berda di masjid tersebut," kata Retno di Kantor Wakil Presiden, Jakarta Pusat.
Tiga warga Indonesia kata Retno berhasil melarikan diri. Dan pihaknya saat ini sedang mencari kembali tiga warga negara Indonesia yang lainnya.
"Kita sedang mencari tiga warga negara Indonesia yang lainnya, dapat saya sampaikan di Christchurch ada sekitar 330 WNI, 130 di antaranya adalah pelajar itu mendengar ada insiden penembakan tersebut. KBRI sudah menerjunkan tim protokol konsuler," papar Menlu.
Retno menjelaskan pihaknya sudah berada di sana. Terkait pelaku dan motifnya seperti apa, Retno pun belum memperoleh info selanjutnya. Dia pun berharap bisa secepatnya menghubungi tiga WNI yang belum ditemukan dalam insiden penembakan Christchurch.
"Sampai sekarang belum diperoleh informasi dan mudah-mudahan kita berdoa, agar kita bisa mengontak tiga warga negara Indonesia yang lainnya," kata Retno.
"Yang penting adalah mesin perlindungan (WNI) jalan, dan tim dari KBRI Wllington sudah ada di tempat," tambah Retno.
Sementara itu, polisi Selandia Baru memperingatkan penduduk kota Christchurch untuk tetap di dalam rumah dan bangunan, serta diminta segera menelepon layanan darurat 111 jika melihat perilaku dan hal mencurigakan di sekitar mereka.
Â
Advertisement