Boeing Tunda Pengiriman Misi Berawak ke Stasiun Angkasa Luar, Ada Apa?

Boeing menunda pengiriman misi berawak ke Stasiun Angkasa Luar Internasional (ISS).

oleh Afra Augesti diperbarui 04 Apr 2019, 18:35 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2019, 18:35 WIB
Misi Angkasa Luar Boeing
Boeing CST-100 Starliner yang meluncur ke Stasiun Angkasa Luar Internasional. (Foto: Boeing)

Liputan6.com, Washington D.C. - Penerbangan uji coba pertama misi berawak dari pesawat ruang angkasa Starliner milik Boeing, terpaksa ditunda hingga waktu yang tidak ditentukan.

NASA mengumumkan pada hari ini bahwa perusahaan pembuat kapal terbang tersebut sekarang menargetkan untuk melakukan penerbangan uji coba tanpa awak pada Agustus mendatang.

Boeing CST-100 Starliner adalah salah satu dari dua kendaraan yang sedang dikembangkan oleh Boeing untuk program Commercial Crew NASA, yang digunakan untuk mengangkut para astronaut NASA ke dan dari Stasiun Angkasa Luar Internasional (ISS).

Awalnya, penerbangan uji coba pertama Starliner berawak ditetapkan sebagai perjalanan singkat ke ISS, tetapi NASA memutuskan untuk memperluas misi agar bisa memberi lebih banyak pilihan kepada agensi ini.

NASA telah memesan 'kursi' di roket Soyuz milik pemerintah Rusia agar memungkinkan para antariksawannya berada di ISS sampai akhir tahun, di samping untuk berjaga-jaga kalau-kalau kendaraan berbentuk kapsul itu tidak sepenuhnya siap dalam waktu dekat.

"Penilaian NASA untuk memperluas misi ini dapat dicapai tanpa membahayakan keselamatan seluruh awak," ujar Phil McAlister, Direktur Divisi Penerbangan Antariksa komersial di NASA, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

NASA tidak memberikan rincian persis terkait lama penundaan, sebab Boeing perlu mendapatkan hasil dari uji coba tak berawaknya terlebih dahulu.

Sementara itu, Starliner akan digunakan untuk pengujian berawak bila kondisinya sudah benar-benar siap, menurut NASA, meski Boeing menyebut akan menggunakan waktu ekstra ini untuk melakukan pengujian tambahan.

Di satu sisi, NASA mengkritik penundaan ini sebagai bentuk penghalang misi-misi besar yang telah dijadwalkan pada tahun ini.

Perusahaan yang ditugaskan meluncurkan Starliner, United Launch Alliance, harus menerbangkan misi khusus bagi Angkatan Udara AS pada Juni nanti, yang menurut NASA bisa mempengaruhi rencana keseluruhan.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Saingan SpaceX

ilustrasi pesawat luar angkasa
Ilustrasi perjalanan ke luar angkasa SpaceX (Foto: SpaceX)

Perkembangan Starliner telah mengalami beberapa kali kemunduran, terutama kegagalan uji mesin pada Juni 2018. Hampir setahun setelah insiden itu, Boeing segera memulai kembali pengujian mesin Starliner di White Sands Test Facility di New Mexico.

Mesin-mesin tersebut adalah bagian penting dari sistem pengguguran darurat Starliner, yang dapat membawa kendaraan ini ke tempat yang aman jika ada masalah besar selama penerbangan ke antariksa.

Itu artinya, mitra program Commercial Crew lainnya, SpaceX, kemungkinan bisa mengirimkan krunya terlebih dahulu ke ISS jauh sebelum Boeing.

SpaceX telah menyelesaikan penerbangan tanpa awak pertama menggunakan roket penumpangnya, Crew Dragon, pada Maret. Uji coba itu tampaknya berjalan mulus, karena Crew Dragon berhasil menunjukkan bahwa ia bisa secara otomatis berlabuh di ISS dan kemudian kembali ke Bumi dengan aman, mendarat mengunakan parasut di lautan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya