AS Rilis 16 Nama yang Masuk Daftar Hitam Terkait Kasus Jamal Khashoggi

Pemerintah AS melarang mereka yang masuk dalam daftar hitam untuk menginjakkan kaki di Amerika Serikat.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 09 Apr 2019, 12:25 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2019, 12:25 WIB
Jamal Khashoggi
Jamal Khashoggi (AFP Photo/Str)

Liputan6.com, Washington DC - Kementerian Luar Negeri AS merilis nama 16 warga Arab Saudi yang masuk dalam daftar hitam mereka. Ke-16 orang tersebut dianggap terlibat dalam pembunuhan jurnalis di surat kabar The Washington Post, Jamal Khashoggi.

Dikutip dari laman CNBC, Selasa (9/4/2019), pemerintah AS melarang mereka yang masuk dalam daftar hitam untuk menginjakkan kaki di Amerika Serikat.

Dalam sebuah keterangan, sejumlah orang yang masuk daftar itu beberapa di antaranya; Saud al-Qahtani dan Maher Mutreb. Keduanya merupakan orang dekat Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman.

Sebelum dibunuh, Jamal Khashoggi kritis dalam menyikapi kebijakan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman di kolom-kolom untuk The Washington Post.

Sejak itu, Khashoggi diduga menjadi target pemerintah Saudi. Hingga akhirnya, Jamal Khashoggi datang ke Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018.

Menurut keterangan dari kekasihnya, Hatice Cengiz, Jamal Khashoggi datang ke konsulat Arab Saudi di Turki guna mengurus dokumen untuk keperluan menikah.

CIA: Putra Mahkota Arab Saudi Perintahkan Pembunuhan Jamal Khashoggi

Jamal Khashoggi, sosok wartawan Arab Saudi yang tewas di konsulat negaranya di Istanbul, Turki, 2 Oktober 2018 (AP)
Jamal Khashoggi, sosok wartawan Arab Saudi yang tewas di konsulat negaranya di Istanbul, Turki, 2 Oktober 2018 (AP)

Sebelumnya, CIA sudah memberikan sikap atas kasus ini. Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) menarik kesimpulan bahwa Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman merupakan dalang di balik kematian jurnalis, Jamal Khashoggi.

Dikutip dari laman The Washington Post, CIA meyakini jika perintah pembunuhan berasal dari MBS, meski pihak Arab Saudi mengklaim bahwa pihaknya tidak pernah terlibat dalam kematian Khashoggi.

Keyakinan CIA menarik kesimpulan tersebut berdasarkan sejumlah bukti. Di mana, ada agen intelijen Arab Saudi yang beranggotakan 15 orang datang ke Istanbul, Turki pada hari yang sama dengan kematian Jamal Khashoggi.

Tak hanya itu, kesimpulan tersebut didapat oleh CIA setelah menggali berbagai sumber, termasuk sambungan telepon antara Jamal Khashoggi dengan saudara kandung MBS yang juga menjabat sebagai Dubes Arab Saudi untuk Amerika Serikat, Khalid bin Salman.

Keselamatan Jamal Khashoggi Sempat Dijamin

Foto Jamal Khashoggi, wartawan Arab Saudi yang dibunuh di Istanbul (AP/Jacquelyn Martin)
Foto Jamal Khashoggi, wartawan Arab Saudi yang dibunuh di Istanbul (AP/Jacquelyn Martin)

Lewat sambungan telepon itu, Khalid bin Salman memerintahkan Khashoggi untuk terbang ke konsulat Saudi di Turki guna mengambil sejumlah dokumen yang dibutuhkan.

Dalam percakapan itu pula, duta besar pihaknya menjamin keamanan Khashoggi saat tiba di konsulat yang ada di Turki.

Tidak jelas apakah Khalid tahu bahwa Jamal Khashoggi akan dibunuh. Namun yang jelas, ia menelepon Khashoggi atas perintah sang Putra Mahkota.

Rangkaian bukti ini meyakinkan CIA untuk menarik kesimpulan bahwa Mohammed bin Salman merupakan dalang dan memegang peran penting dalam kematian Jamal Khashoggi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya