Liputan6.com, Kabul - Para pejabat Afghanistan mengatakan ledakan bom terjadi di sebuah masjid Kabul yang ramai saat salat Jumat. Menewaskan seorang ulama ternama yang pro-pemerintah, bersama sejumlah jemaah lainnya.
Secara terpisah, serangan bom pinggir jalan melukai empat tentara Rumania di selatan Afghanistan, Povinsi Kandahar.
Baca Juga
VOA News yang dikutip Sabtu (25/5/2019) melaporkan bahwa Kementerian Dalam Negeri dan penduduk di ibu kota Afghanistan menyebut bahwa Mawlavi Samiullah Rayhan, ulama yang terbunuh, tengah memimpin salat ketika ledakan terjadi.
Advertisement
Serangan itu melukai setidaknya 16 orang. Beberapa dari mereka dilaporkan berada dalam "kondisi kritis."
Sejauh ini belum ada klaim yang bertangungjawab atas serangan di masjid ibu kota Afghanistan itu, yang menurut para pejabat tampaknya ditujukan kepada Rayhan. Para pejabat menuduh Taliban merencanakan serangan itu, tetapi juru bicara kelompok pemberontak tersebut membantah keterlibatannya.
Ulama Ternama
Ulama berusia 36 tahun itu adalah pendukung setia pemerintah Afghanistan dan pasukan keamanan nasional yang memerangi gerilyawan Taliban.
Rayhan juga populer karena merupakan pembawa acara televisi religius harian dan sangat kritis terhadap Taliban, karena menyebut pemboman bunuh diri yang melanggar ajaran Islam.
Warga sipil Afghanistan hingga kini masih menanggung beban konflik di negara itu.
Advertisement
Konfirmasi Korban dari Pihak Rumania
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rumania mengkonfirmasi bahwa lima tentaranya terluka ketika sebuah bom pinggir jalan menabrak kendaraan tempur mereka hari Jumat di Kandahar.
Media pemerintah Rumania mengutip pernyataan kementerian yang mengatakan pasukan "sadar dan dalam kondisi stabil." Ia menambahkan bahwa para prajurit adalah bagian dari misi patroli bersama dengan militer A.S. di wilayah tersebut.
Taliban mengklaim bertanggungjawab atas pemboman di dekat lapangan udara Kandahar, dan menyebut alat peledak improvisasi meledakkan kendaraan lapis baja Rumania dan menewaskan "penjajah" di dalamnya, merujuk pada pasukan militer asing pimpinan-AS di Afghanistan.
Sejauh ini klaim pemberontak terhadap sejumlah serangan dilaporkan meningkat.