Ini Alasan Kenapa Huruf S dan F Tampak Serupa dalam Manuskrip Kuno

Dalam dokumen kuno, huruf S sering ditulis menyerupai F. Salah ketik?

oleh Siti Khotimah diperbarui 27 Mei 2019, 16:39 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2019, 16:39 WIB
Dalam Bill of Rights, Kata "Congress" seolah terlihat seperti "Congrefs" (Wikimedia Commons)
Dalam Bill of Rights, Kata "Congress" seolah terlihat seperti "Congrefs" (Wikimedia Commons)

Liputan6.com, Jakarta - Tahukah Anda sejumlah manuskrip kuno memiliki keunikan penulisan, yakni huruf 'S' terlihat seperti 'F'. Salah satunya dapat ditemukan dalam dokumen Bill of Rights, undang-undang milik Amerika Serikat yang berisi 10 amandemen hak-hak warga negara.

Bagi para pembaca modern, huruf 'S' yang ditulis menjadi 'Å¿' itu terlihat aneh. Sebagian akan mengira sang penulis mungkin mengalami kesalahan ketik, seperti 'Congrefs' yang seharusnya 'Congress' dan 'Loft' yang seharusnya 'Lost'.

Namun, beberapa yang lain akan mempertanyakan, akankah mungkin kesalahan penulisan terjadi pada dokumen penting negara?

Sekarang, lihatlah lebih tulisan tersebut dan Anda akan menyadari bahwa ternyata tidak seperti huruf F. Karakter itu tidak memiliki garis di ujung kanan, hanya tititk di sisi kirinya saja, demikian sebagaimana dikutip dari laman Live Science pada Senin (27/5/2019).

Meskipun mungkin lebih mirip huruf F, huruf tersebut ternyata hanyalah variasi lain dari S yang ditulis lebih panjang dan khusus.

 

Dari Mana Asalnya Huruf Ini?

Ilustrasi buku
Ilustrasi (iStock)

John Overholt, seorang kurator pada Perpustakaan Houghton di Harvard University, menjelaskan dari mana dan mengapa karakter itu saat ini menghilang. Ia mengatakan, huruf itu berasal dari tulisan tangan dan kemudian diadopsi dalam tipografi ketika alat pencetak mulai meluas di Eropa dalam Masa Ranaisans (Abad Pencerahan).

Panjang huruf 's' dapat ditelusuri kembali ke zaman Romawi. Saat itu huruf S biasanya memang berbentuk memanjang, khususnya dalam tulisan kursif dalam bahasa Latin. Menurut pustakawan di New York Academy of Medicine, orang-orang menggunakan huruf s panjang itu di awal dan tengah kata pada abad ke-12.

Overholt melanjutkan, panjang dan pendeknya huruf S memiliki suara yang sama. Begitu pula dengan aturan penggunaan versi panjang dan pendek yang bervariasi dari waktu ke waktu dan di berbagai tempat yang berbeda.

Dalam bahasa Inggris, aturan yang diberlakukan adalah tidak menggunakan S panjang di akhir kata. Maka, kata 'success' menjadi 'ſucceſs'. Selain itu, S panjang tidak digunakan sebelum F misalnya 'transfuse' menjadi 'transfuſe'.

Overholt mengatakan bahwa meskipun mungkin ada standar yang konsisten untuk menggunakan huruf unik itu dalam jangka panjang, aturan itu cenderung sewenang-wenang (arbitrer).

"Ada praktik yang disepakati secara umum dalam waktu dan tempat tertentu... tetapi itu berubah secara signifikan dari waktu ke waktu dalam bahasa Inggris, dan hari ini, misalnya, aturan dalam bahasa Inggris dan Jerman sangat berbeda," kata Overholt.

Dalam bahasa Jerman, semua kata benda ditulis dengan kapital, bukan hanya yang merujuk nama orang atau awal kalimat saja. sehingga 'nature' dalam bahasa Inggris menjadi 'Natur'.

 

Mulai Jarang Digunakan

Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AFP Photo)
Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AFP Photo)

Huruf S panjang itu mulai jarang digunakan pada akhir abad ke-18, kata Overholt.

Di Perancis, penerbit dan pencetak François-Ambroise Didot tidak lagi menggunakan S panjang mulai sekitar 1782. Segera setelah itu, penjual buku dan penerbit Inggris John Bell menghilangkan huruf unik itu dalam Shakespeare edisi teks, dengan alasan hal itu akan menyebabkan kebingungan.

Dalam percetakan bahasa Inggris, menghilangnya S panjang terjadi sekitar tahun 1800-an. Semnetara di AS cenderung lebih lambat.

Di luar naskah dan buku-buku antik, Anda mungkin hanya menemukan S panjang di Jerman, di mana masih didapati kata seperti "Eſzett," atau karakter rangkap (ditulis sebagai 'ß').

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya