Benarkah Urine Sapi Bisa Sembuhkan Kanker Darah? Ini Penjelasannya

Banyak orang mengatakan urine sapi dapat menyembuhkan kanker darah. Berikut penjelasannya.

oleh Siti Khotimah diperbarui 01 Jun 2019, 21:00 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2019, 21:00 WIB
Sapi
Ilustrasi sapi (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, perhatian publik tertuju pada penyakit kanker darah yang diderita oleh Ani Yudhoyono. Warganet juga berbondong-bondong mencari tahu tentang gejala hingga pengobatan penyakit yang dimaksud.

Selain pengobatan medis yang biasa ditempuh oleh banyak orang, ada pula yang menerapkan metode penyembuhan dengan menggunakan beberapa jenis obat herbal, yang disinyalir mampu mengobati kanker darah.

 

Sebuah situs Herbpathy merilis informasi bahwa urine sapi yang diminum dua kali sehari dapat mengobati kanker darah. Begitu pula menurut mitos yang beredar, yang salah satunya sempat menggegerkan warga di India.

Namun, menurut informasi dari media India, CNN-News18 dikutip pada Sabtu (1/6/2019) yang telah melakukan wawancara terhadap Venkatraman Rashakrishnan, seorang profesor di bidang Medical and Pediatric Oncology (onkologi medis dan pediatrik), air seni hewan tersebut tidak terbukti mampu mengobati kanker darah.

"Tidak ada bukti ilmiah untuk itu (kencing sapi). Rekan-rekan ahli kanker saya dan saya sendiri belum melihat seorang pasien yang secara eksklusif mengkonsumsi urine sapi dan dia sembuh total dari kanker," kata Rashakrishnan. Fakta ini pun dibenarkan oleh Dr. Amit Agarwal, ahli onkologi di New Delhi India.

Teh Hijau

Ilustrasi Teh Hijau
Ilustrasi Teh Hijau (iStock)

Meskipun urine sapi tidak bisa mengobati kanker darah, ternyata masih terdapat cara alami untuk mencegah dan mengobati penyakit tersebut.

Dilansir dari situs Huffington Post, beberapa penelitian tentang populasi di Asia Afrika telah menemukan bahwa teh hijau dapat mengurangi risiko leukimia.

Menurut studi epidemiologi, di antara penduduk perkotaan bagian barat daya Taiwan, pengonsumsi teh hijau memiliki risiko leukimia yang lebih rendah.

Selain itu, berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan dalam British Journal of Cancer, konsumsi teh hijau dengan dosis yang tepat dapat menurunkan potensi leukimia.

Ternyata, hal itu disebabkan oleh kandungan epigallocatechin-3-gallate (EGCG) dalam teh hijau yang lebih tinggi, jika dibandingkan dengan jenis teh lainnya. EGCG itu memberikan efek anti-kanker terhadap beragam jenis kanker.

Meskipun demikian, konsumsi EGCG dalam dosis banyak (4.000 miligram) tidak diperbolehkan, kecuali dengan pengawasan dokter. Begitu juga wanita hamil, yang dilarang meminum teh hijau atau suplemen EGCG.

Bagi yang ingin mengonsumsi teh hijau untuk mencegah atau mengobati kanker darah, pastikan hanya dua cangkir teh hijau setiap hari dan tidak sedang dalam kondisi mengandung.

Rumput Gandum

Rumput Gandum atau Wheatgrass (iStock)
Rumput Gandum atau Wheatgrass (iStock)

Mengonsumsi jus ekstrak rumput gandum atau wheatgrass sebanyak dua sendok makan tiap dua kali sehari, juga dianggap bisa menyembuhkan kanker darah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rucha Diwakar Gore, Sangeeta Jayant Palaskar, dan Anirudha Ratnadeep Bartake yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical and Diagnostic Research, rumput gandum muda dari tanaman gandum Tritcumaestivum linn, keluarga Poaceae (Gramineae) mengandung 41,4 persen penghambat sel OSCC --diamati pada 1.000 mikrogram per-mililiter.

Rumput gandum juga memiliki sejumlah nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh, di antaranya adalah vitamin, mineral, asam amino, serta enzim-enzim vital yang memainkan peran penting dalam antikanker.

Tanaman itu juga disebut sebagai 'darah hijau', karena memiliki klorofil yang tinggi yang mampu menyuplai oksigen ke seluruh tubuh.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya