Liputan6.com, Del Rio - Petugas patroli perbatasan Amerika Serikat (AS) di negara bagian Texas menahan ratusan imigran dari negara-negara Afrika selama sepekan terakhir.
Patroli Kepabeanan dan Perbatasan AS (CBP) mengatakan "kenaikan dramatis" jumlah imigran dari negara-negara Afrika membeludak, mencapai tingkat yang disebut "krisis kemanusiaan".
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari BBC pada Jumat (7/6/2019), lebih dari 500 imigran Afrika telah tiba di sektor patroli perbatasan Del Rio sejak 30 Mei lalu.
Sebagian besar dari mereka adalah rombongan keluarga yang telah melakukan perjalanan dari Angola, Kamerun dan Republik Kongo, kata CBP.
Pekan lalu, sebuah kelompok besar yang terdiri dari 116 orang --yang semuanya bepergian dari negara-negara Afrika-- tiba di perbatasan selatan AS.
Dalam sebuah pernyataan, kepala agen patroli Sektor Del Rio Raul L Ortiz mengatakan bahwa hambatan bahasa dan perbedaan budaya juga menempatkan "beban tambahan pada stasiun pemrosesan (patroli perbatasan)".
Banyak imigran juga melakukan perjalanan ke San Antonio di negara bagian Texas, sekitar 240 kilometer dari Del Rio.
Rute Kedatangan Imigran Afrika Belum Diketahui
Hingga saat ini, belum diketahui pasti rute mana yang diambil oleh ratusan imigran Afrika itu dalam perjalanannya menuju AS.
Namun, dalam sebuah wawancara dengan NPR --radio nasional AS-- baru-baru ini, beberapa imigran Afrika menggambarkan perjalanan tersebut dari negara asal mereka ke Brasil.
Dari Negeri Samba, mereka kemudian bertolak menuju utara melalui Kolombia dan Amerika Tengah, sebelum kemudian mengarah ke perbatasan AS-Meksiko.
Perjalanan seperti itu biasanya memakan waktu beberapa bulan.
Sementara itu, rekaman yang dirilis oleh CBP menunjukkan para imigran menyelesaikan perjalanan panjang mereka dengan mengarungi Sungai Rio Grande, yang memisahkan Meksiko dan Texas.
Advertisement
CBP Menahan 19.000 Imigran
Menurut komisioner CBP John Sanders, pihaknya saat ini telah menahan hampir 19.000 orang imigran, termasuk di antaranya ratusan imigran dari Afrika.
"Ketika kami menahan 4.000 imigran, kami menganggapnya tinggi," katanya dalam konferensi pers.
"Jika ada 6.000 orang dalam tahanan, kami menganggapnya sebagai krisis. Saat ini, kami memiliki hampir 19.000 orang dalam tahanan. Jadi itu tidak masuk akal," lanjutnya gusar.
Pada bulan Mei, sebuah rekor 144.278 imigran tiba di perbatasan selatan, lebih dari 100.000 di antaranya adalah keluarga dan anak-anak.
Sejak September tahun lalu, enam anak telah tewas dalam tahanan AS setelah ditahan oleh agen patroli perbatasan.