Liputan6.com, Washington DC - Tiga bola golf, sebuah foto keluarga, potongan besar peralatan ilmiah, sebuah patung kecil, tas, kantong kotoran manusia, dan tentu saja bendera Amerika Serikat.
Itu semua merupakan contoh benda-benda yang ditinggalkan astronaut NASA ketika berjalan-jalan di Bulan, antara 1969 dan 1972. Hampir setengah abad kemudian, 'koleksi' tersebut masih ada di sana, tersebar di enam lokasi pendaratan.
Beberapa di antaranya sangat bermakna, dikirim ke Bulan dan sengaja ditinggalkan di sana.
Advertisement
Baca Juga
"Ada puing-puing, ada artefak simbolis yang tidak harus dibiarkan di sana, ada beberapa item ilmiah yang menakjubkan," kata Beth O'Leary, seorang arkeolog dan antropolog yang berfokus pada ruang angkasa di New Mexico State University, kepada Space.com yang dikutip pada Selasa (23/7/2019).
Menurutnya, ada sejumlah misteri yang belum terkuak terkait barang-barang tersebut.
"Anda akan berpikir bahwa NASA memiliki inventaris lengkap -- mereka mengirim sesuatu, mereka kembali ke Bumi, mereka menghitung semuanya dan seluruh orang tahu apa yang ada di sana dan apa yang tidak ada di sana -- sementara kebenarannya diragukan."
O'Leary adalah anggota dari salah satu tim yang bekerja untuk mengumpulkan semua benda yang ditinggalkan Neil Armstrong dan Buzz Aldrin selama pendaratan Apollo 11 pada 20 Juli 1969.
Kelompoknya mengidentifikasi daftar eklektik dari 106 objek, ditambah jejak kaki yang menandai langkah Armstrong dan Aldrin. Barang-barang terbesar, di situs Apollo 11 dan penerusnya, berada di pusat ilmiah dan rekayasa program yang dijalankan selama misi Apollo di Bulan.
Setiap situs menawarkan tingkat pengerjaan Modul Bulan (Lunar Module), misalnya, ada yang berfungsi sebagai landasan peluncuran bagi para astronaut untuk kembali ke Bumi.
Eksperimen ilmiah juga tersebar di masing-masing lokasi pendaratan, contohnya seismometer untuk memburu rembulan dan retroreflector untuk menunjukkan jarak dari Bumi ke Bulan, plus peralatan yang lebih kecil juga.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1. Cindera Mata dari Astronaut
Beberapa benda yang rencananya sengaja ditinggalkan di Bulan, dipilih dengan cermat oleh NASA. Apollo 11, misalnya, tidak hanya membawa bendera Amerika Serikat.
Modul Bulan mengenakan plakat peringatan untuk menghormati pendaratan tersebut dan misi ini pun membawa cakram silikon bertuliskan komentar dari pemimpin-pemimpin 74 negara.
Astronaut NASA mungkin telah membawa plakat tersebut untuk memperingati kosmonot Uni Soviet yang tewas dalam misi antariksa mereka. Selain itu, astronaut NASA juga membawa ranting zaitun berukuran kecil, berwarna emas, sebagai lambang perdamaian.
Di satu sisi, misi Apollo tidaklah seserius yang Anda bayangkan. Di antara benda paling konyol yang ditinggalkan di permukaan Bulan adalah tiga bola golf, yang dibawa oleh astronaut Apollo 14, Alan Shepard.
"Anda dapat melihat bola-bola golf itu dan berkata, 'Yah, mungkin mereka ingin sedikit bersenang-senang," ujar Alice Gorman, seorang arkeolog di Flinders University di Australia yang berfokus pada ruang angkasa, mengatakan kepada Space.com.
"Itu semacam eksperimental: bagaimana kamu bermain golf di Bulan dengan gravitasi yang berbeda, tetapi itu juga agak lucu."
Astronaut lain meninggalkan jejaknya dengan cara yang sangat berbeda. Pada misi Apollo 16, Charlie Duke meninggalkan foto keluarganya yang dia selipkan di selongsong plastik di permukaan Bulan.
"Itu adalah hal yang indah bagi saya, karena bersifat sangat pribadi, semacam isyarat keinginan, dengan meninggalkan potret keluarga di sana sehingga memungkinkan mereka untuk berbagi pengalaman ketika berada di Bulan dengan cara tertentu," kata Gorman.
Tetapi penjelajah Bulan di masa depan kemungkinan tidak akan pernah melihat wajah keluarga Duke, katanya. Bahkan di Bumi, foto memudar menjadi biru di bawah pengaruh sinar ultraviolet -- ada lebih banyak cahaya semacam ini di Bulan, belum lagi hujan es micrometeorite yang dapat menghancurkan apapun di angkasa.
Â
Advertisement
2. Meringangkan Beban
Para astronaut meninggalkan banyak benda karena kebutuhan. Untuk O'Leary, salah satu momen paling menarik dari Apollo 11 ialah ketika Armstrong dan Aldrin sedang bersiap untuk pulang.
"Selama sekitar 8 menit, mereka berdiri di sudut (Modul Bulan) dan membuang apa pun yang tidak penting, karena ini adalah pertama kalinya dan mereka disuruh membuang semua yang tidak mereka butuhkan," kata O'Leary. "Mereka menciptakan apa yang dalam arkeologi disebut sebagai 'zona lemparan'," imbuhnya.
Awak Apollo 11 dan penerus mereka menciptakan situs arkeologi dengan cara yang sama seperti yang dilakukan manusia selama ribuan tahun, menurut Gorman.
Benda yang dibuang termasuk beberapa barang penting untuk misi Apollo 11, tetapi telah melampaui batas kegunaannya, seperti tabung yang membawa bendera AS dan kamera televisi (yang digunakan Armstrong dan Aldrin untuk berbagi momen bersejarah mereka dengan lebih dari setengah miliar manusia yang menonton dari Bumi), alat pengambilan sampel Bulan (sendok dan penjepit).
"Benda bernilai rendah diganti dengan benda bernilai tinggi, dan dalam proses memilih benda yang bisa dibuang, Anda mencari tahu apa yang bisa dibuang," ujar Gorman.
"Mereka telah membuang benda-benda seperti sandaran tangan dari dalam kapsul, jadi pada tingkat itu, kenyamanan bukanlah prioritas tertinggi. Prioritas tertinggi adalah mengembalikan semua sampel itu, mengembalikannya dengan aman juga."
3. Kotoran Astronaut
Apollo 11 meninggalkan empat jejak urin dan empat kantong emesis (bekas muntahan atau pembuangan seperti kotoran). "Itu benar-benar kantong kotoran yang baru saja terlempar keluar dari pesawat ruang angkasa," kata Gorman.
"Tetapi dalam beberapa hal, ini mengkodekan informasi, sebanyak mungkin, karena residu tubuh manusia kaya akan informasi tentang makanan para astronaut ketika berada di angkasa luar dan pengaruhnya pada tubuh mereka."
Meninjau kembali tas itu, setelah bertahun-tahun berdiam di permukaan Bulan, juga dapat membantu para ilmuwan memahami bagaimana lingkungan Bulan akan mempengaruhi tubuh manusia, mengubahnya menjadi eksperimen sejenis.
Untuk saat ini, para ahli tidak dapat memastikan tentang kondisi sebagian besar objek lain yang ditinggalkan di Bulan selama program Apollo.
Namun, Lunar Reconnaissance Orbiter milik NASA telah melihat bayang-bayang yang dilemparkan oleh modul-modul Bulan. Semua yang ingin dikirim oleh NASA ke antariksa dirancang untuk tahan terhadap lingkungan yang keras, tetapi hanya untuk misi tertentu, bukan selama beberapa dekade.
"Mereka benar-benar mengatakan kepada saya, misi itu pasti lebih dari sekedar ekspedisi ilmiah atau perjalanan eksplorasi," ungkap O'Leary.
"Kotoran tersebut tentu saja bukan hanya bagian dari sejarah Perang Dingin, tetapi juga tentang membawa perilaku manusia ke tubuh selestial yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Kami membawa budaya kami, kami membawa ide-ide kami dan harapan, serta aspirasi kami ke mana pun kami pergi."
Advertisement