Kapsul Orion NASA Selesai Dirakit, Siap Kirim Manusia ke Bulan Lagi?

Kapsul Orion milik NASA sudah selesai dirakit, siap untuk kirim manusia ke Bulan lagi?

oleh Afra Augesti diperbarui 21 Jul 2019, 17:02 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2019, 17:02 WIB
Kapsul Orion NASA
Kapsul Orion milik NASA sudah selesai dirakit, siap untuk kirim manusia kedua ke Bulan? (NASA)

Liputan6.com, Calfornia - Perayaan 50 tahun pendaratan manusia pertama di Bulan tidak hanya terbatas pada kenangan prestasi ini.

NASA menandai hari itu dengan mengonfirmasi bahwa kapsul awak Orion, yang akan membawa astronaut kembali ke Bulan untuk pertama kalinya sejak akhir program Apollo, siap untuk misi pertamanya ke orbit satelit alami Bumi.

Rencananya, wahana tersebut akan mulai beroperasi perdana pada setelah Juni 2020, demikian seperti dikutip dari situs techcrunch.com pada Minggu (21/7/2019).

Orion tidak akan membawa manusia untuk misi Bulan pertamanya. Sebagai gantinya, sebagai bagian dari Artemis 1, Orion akan terbang di bawah kendali Space Launch System yang baru, menghabiskan total tiga minggu di ruang angkasa --termasuk enam hari mengorbit Bulan-- dan lalu kembali ke Bumi.

Setelah sampai di Bumi, Orion akan melakukan tes penting tentang kecepatan tinggi saat masuk ke atmosfer Bumi, untuk menunjukkan kemanjuran perisai termal kapsul Orion, sebelum membawa kru NASA untuk Artemis 2 pada tahun 2022 ke angkasa luar, dan pada akhirnya mengantarkan para astronaut ke Bulan dengan Artemis 3 pada 2024.

Namun, ini bukan perjalanan pertama Orion ke antariksa. Pada tahun 2014, dengan Exploration Flight Test 1, Orion pernah mengemban misi yang hanya menghabiskan empat jam di ruang angkasa, mengorbit Bumi dua kali dan kemudian kembali ke Bumi.

Misi baru kali ini direncanakan menggunakan roket Delta IV, bukan SLS keluaran terkini, dan dimaksudkan untuk menguji sistem utama sebelum Artemis.

Kontraktor NASA, Lockheed Martin, yang bertanggung jawab atas pembangunan pesawat ruang angkasa Orion, juga mencatat bahwa modul kru gabungan dan modul layanan saat ini terintegrasi dengan baik.

Orion kemudian akan menjalani serangkaian tes sebelum kembali ke Kennedy Space Center di Florida pada akhir tahun untuk memulai persiapan terakhir sebelum diluncurkan.

Simak video pilihan berikut:

NASA Pilih 3 Firma untuk Kirim Robot Pendarat

Robot Pendarat NASA
Pendarat Orbit Beyond (kiri), pendarat Intuitive Machines (tengah), dan pendarat Astrobotic (kanan). (NASA)

Pada hari Jumat, 31 Mei 2019, NASA mengumumkan bahwa mereka telah memilih tiga perusahaan komersial untuk mengirim robot pendaratan pertama ke Bulan, sebagai bagian dari misi agensi ini: mengirim kembali manusia ke satelit alami Bumi.

Tiga perusahaan tersebut berada di Amerika Serikat, yaitu Astrobotic, Orbit Beyond, dan Intuitive Machines. Nantinya, mereka ditugaskan untuk mengembangkan pesawat ruang angkasa kecil yang dapat membawa muatan dan instrumen NASA ke permukaan Bulan dan mempelajari Bulan secara lebih rinci: Commercial Lunar Payload Services (CLPS).

CLPS adalah fase pertama dari program Artemis NASA, nama misi untuk pengiriman wanita perdana sekaligus manusia berikutnya ke Bulan. CLPS diperkirakan akan meluncur pada tahun 2020 dan 2021.

Tapi CLPS dirancang sebagai kendaraan pengangkut robot dan alat-alat penelitian, bukan pengangkut manusia.

"Perusahaan-perusahaan ini adalah contoh utama dari kecerdikan, visi, dan pengetahuan Amerika," kata administrator NASA Jim Bridenstine, yang dikutip dari The Verge, Senin, 3 Mei 2019.

"Karena robot dan instrumen yang mereka sediakan, juga teknologi sains dan penelitian yang akan dilakukan dalam waktu dekat, maka persiapan manusia untuk kembali ke Bulan bisa diperkirakan dijalankan pada 2024," lanjutnya.

Pesawat ruang angkasa CLPS akan membantu proyek Artemis secara keseluruhan, dengan mempelajari lebih banyak detail tentang permukaan Bulan sebelum astronaut NASA tiba di sana.

Para ilmuwan dan insinyur sama-sama bersemangat untuk mencari tahu berapa banyak es air yang tersembunyi di bawah tanah Bulan. Pesawat antariksa NASA yang beredar di atas Bulan telah mendeteksi air, tetapi para peneiti masih belum yakin terkait jumlahnya dan dalam bentuk apa.

Jika ada banyak, maka wahana penjelajah masa depan berpotensi menggunakan air ini untuk minum atau irigasi di dasar Bulan, atau es yang bisa dipisahkan dan diubah menjadi bahan bakar roket.

Optimis Berhasil

Pada Februari 2019, pesawat antariksa milik Israel dijadwalkan akan mendarat di permukaan Bulan (SpaceIL)
Pada Februari 2019, pesawat antariksa milik Israel dijadwalkan akan mendarat di permukaan Bulan (SpaceIL)

Pada misi CLPS perdana itu, NASA akan mempelajari bagaimana pendaratan di Bulan mempengaruhi lingkungan Bulan dan bagaimana robot-robot tersebut menghempaskan debu yang ada di permukaan Bulan.

Meski demikian, ada banyak tujuan sains lain yang digalang oleh NASA melalui CLPS, itulah sebabnya program ini dijalankan melalui Science Mission Directorate. Selain itu, pesawat ruang angkasa tersebut juga akan membawa muatan ke Bumi untuk mempelajari komposisi batuan di permukaan Bulan.

Pada bulan November tahun lalu, NASA memilih sembilan perusahaan untuk berpartisipasi dalam program CLPS. Saat itu, NASA mengklaim bahwa kontrak untuk misi ini bernilai sekitar US$ 2,6 miliar yang tetap harus dilakukan dalam 10 tahun ke depan.

Tiga perusahaan yang diumumkan pada hari Jumat kemarin adalah perusahaan terbaik dari yang terbaik yang dipilih oleh NASA. Meski demikian, ada enam perusahaan lain yang diberi kesempatan untuk melakukan misi serupa bersama NAS pada masa depan.

Dalam sebuah pernyataan, ketiga perusahaan itu mengaku siap menjadi perusahaan pertama yang mendaratkan robot komersial secara aman di permukaan Bulan.

Sampai sekarang, hanya Amerika Serikat saja yang pernah dan sukses melakukan pendaratan di Bulan.

Sedangkan pada bulan April tahun ini, sebuah organisasi nirlaba Israel bernama SpaceIL berusaha untuk mendaratkan pesawat ruang angkasa pertama yang didanai secara pribadi di Bulan, tetapi kendaraan itu akhirnya hancur lebur beberapa menit sebelum menyentuh tanah Bulan.

"Saya cukup percaya bahwa ketiga perusahaan ini pasti berhasil," ujar Steven Clark, wakil administrator asosiasi untuk eksplorasi di NASA.

Saat ini, Orbit Beyond mengklaim sebagai pihak yang memimpin misi tersebut. Dengan kontrak sebesar US$ 97 juta dari NASA, perusahaan itu mengatakan akan meluncurkan robot pendaratnya yang bernama "Z01" di atas Falcon 9 milik SpaceX pada awal September 2020.

Perusahaan itu pun berniat untuk mengirim robot pendarat, lengkap dengan empat muatan di belakangnya, ke permukaan lava di Bulan yang disebut Mare Imbrium.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya