Masyarakat 5 Negara Ini Dikaitkan dengan Obsesi Unik, Apa Saja?

Masyarakat dari negara-negara berikut punya objek obsesi yang khas. Baik banal, unik, maupun konyol, berikut 5 'obsesi nasional' mereka

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 08 Sep 2019, 18:35 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2019, 18:35 WIB
Siswa SD
Ilustrasi bola dunia (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Seks, narkoba, dan alkohol, adalah hal-hal lazim yang biasanya dikaitkan sebagai objek obsesi.

Atau, ada pula yang terobsesi dengan dengan berat badan hingga tentang uang.

Namun, masyarakat dari negara-negara berikut punya objek obsesi yang khas. Baik banal, unik, maupun konyol, berikut 5 'obsesi nasional' mereka, seperti dikutip dari Listverse, Minggu (9/7/2019).

1. Rusia - 'Terobsesi' untuk Jarang Senyum

Jelang Pemilihan Presiden Rusia, Kampanye Vladimir Putin Dihadiri 130 Ribu Orang
Seorang peserta mengibarkan bendera Rusia saat mendegarkan pidato Vladimir Putin dalam sebuah kampanye di stadion Luzhniki di Moskow (3/3). Putin pun telah bersiap untuk memperoleh periode keempatnya sebagai presiden Rusia. (AFP/Kirill Kudryavtsev)

Kuba Krys, seorang psikolog dari Akademi Ilmu Pengetahuan Polandia (Polish Academy of Science) menjalankan sebuah percobaan.

Dia meminta ribuan orang di 44 negara melihat serangkaian delapan wajah yang tersenyum dan tidak tersenyum, dan meminta mereka menilai kecerdasan dan kejujuran orang-orang itu.

Ketika hasilnya masuk, para peserta dari Rusia cenderung memberi peringkat rendah perihal kecerdasan dan kejujuran pada orang yang suka tersenyum, demikian seperti dikutip dari the Atlantic.

Penelitian Krys juga mengindikasikan bahwa semakin korup suatu masyarakat, semakin besar kemungkinan makna senyuman melemah, dan kepercayaan orang yang tersenyum itu berkurang.

2. Paraguay - Terobsesi Mendiang Presiden AS

Dua Penembakan Massal di AS
Bendera AS di kantor kepresidenan atau Gedung Putih. (AP/Andrew Harnik)

Ada banyak presiden AS yang sudah lama mati dan terkenal di dunia — seperti Abraham Lincoln, Franklin Delano Roosevelt, dan John Fitzgerald Kennedy.

Namun, ada satu presiden AS yang sudah lama mati yang tidak terkenal di seluruh dunia, atau bahkan di Amerika Serikat, tetapi terobsesi di Paraguay. Namanya adalah Rutherford B. Hayes, presiden AS dari tahun 1877 hingga 1881.

Obsesi ini membingungkan sampai Anda mengetahui bahwa pada tahun 1860-an, Paraguay berperang dengan Triple Alliance War — dinamakan demikian karena mereka menghadapi aliansi Argentina, Brasil, dan Uruguay. Bisa ditebak, ini tidak berjalan baik untuk Paraguay; bangsa ini kehilangan sebagian besar tanahnya ke Brasil dan Argentina.

Kemudian, Argentina menginginkan wilayah hutan belantara besar di Paraguay Utara yang dikenal sebagai Chaco. Pada saat PBB atau Pengadilan Dunia belum lahir, kedua negara meminta AS untuk menyelesaikan masalah ini. Presiden AS Rutherford Hayes memihak Paraguay.

Paraguay yang sangat berterima kasih telah memberi nama kota dan tim sepak bola untuknya. Mereka menempelkan wajahnya di perangko, dan patung lelaki itu duduk di halaman sekolah dasar di kota Villa Hayes. Terlupakan di tempat lain, Rutherford B. Hayes hidup sebagai pahlawan di hati dan pikiran orang-orang Paraguay.

3. Iran - Operasi Hidung

Ilustrasi bendera Iran
Ilustrasi (iStock)

Dari 2011 hingga 2013, 240.000 orang Iran menjalani operasi hidung --atau sekitar 90 persen dari total operasi kosmetik di Iran.

Menurut Rhinology Research Society, Iran dan bukan Amerika Serikat yang memiliki tingkat operasi hidung tertinggi.

Wanita Iran mengenakan jilbab yang menutupi rambut mereka dan pakaian longgar untuk mengaburkan tubuh mereka. Ahli bedah plastik Iran yang sibuk, Nabiollah Shariati, berpendapat bahwa aturan berpakaian Islami itulah yang memicu keinginan itu — kebanyakan di antara wanita berusia 20 hingga 30 tahun — untuk mendapatkan operasi hidung.

"Karena jilbab yang harus dikenakan wanita, wajah menjadi bagian paling menonjol dari tubuh," kata Shariati seperti dikutip dari outlet media Iran Financial Tribune.

 

4. Islandia - Terobsesi Akar Manis

Ilustrasi Licorice
Ilustrasi licorice. (iStock)

Dengan populasi sekitar 340.000, Islandia harus dikenal sebagai "Tanah Licorice (akar manis)."

Islandia tergila-gila pada licorice.

Tergila-gila seperti apa? SPBU dan koridor permen supermarket dipenuhi dengan licorice hitam. Toko-toko es krim menawarkan varian rasa licorice yang bisa Anda dapatkan dalam cangkang licorice.

Mereka terutama suka mengambil kesempurnaan sederhana yaitu cokelat dan menggabungkannya dengan licorice.

Orang Islandia mengonsumsi banyak bubuk licorice, kismis berlapis licorice, dan permen karet licorice yang dilapisi cokelat. Mengapa? Pada hari-hari awal, pemukim pertama Islandia merasa sulit untuk menumbuhkan apa pun di iklim yang keras di tanah itu.

Juga, karena perairan es yang mengelilinginya, upaya untuk mengimpor makanan lain menjadi omong kosong. Ketika licorice hadir —-yang mereka temukan dapat tumbuh dengan mudah. Dengan cepat, itu menjadi salah satu makanan obsesi orang Islandia.

 

5. Australia - Terobsesi dengan Singkatan dan Nama Panggilan

Bendera negara Australia - AFP
Bendera negara Australia - AFP

Hampir semua orang di dunia menikmati memberikan julukan pada orang atau aktivitas.

Orang Indonesia misalnya, akrab memanggil presiden-nya, 'Jokowi', singkatan dari nama asli Joko Widodo.

Orang Amerika, suka menyebut permainan bola basket sebagai 'hoops'.

Danl lain sebagainya.

Namun, orang Australia melakukan yang terbaik dan paling banyak melakukannya.

Kamus Oxford mengatakan bahwa Australia memberi kita satu-satunya kata paling penting di abad ke-21: " selfie" atau dalam bahasa Indonesia, swafoto.

Orang Australia menyebut ambulans "ambos" dan ponsel (mobile phones) "mobes".

Nyamuk (mosquito) adalah "mozzies," dan kemiskinan (poverty) adalah "povo."

Mereka memanggil perdana menterinya: 'Scomo', singkatan dari nama asli Scott Morrison.

Beberapa orang percaya bahwa obsesi orang Australia terhadap nama panggilan ini mencerminkan nilai-nilai kunci Australia, "seperti persahabatan, keramahan, informalitas, dan solidaritas dengan orang Australia lainnya."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya