Liputan6.com, Washington D.C - Setelah berhasil melakukan perjalanan ke bulan, NASA terbuka perihal gagasan partisipasi internasional, yang berarti pihak dari luar Amerika juga bisa turut merasakan berpijak di satelit alami Bumi untuk pertama kalinya dalam sejarah. Hal itu disampaikan Kepala Ruang Angkasa Global pada Senin 21 Oktober.
"Saya pikir ada banyak ruang di Bulan, dan kami membutuhkan semua mitra internasional kami untuk pergi bersama kami ke Bulan," kata administrator NASA, Jim Bridenstine di Kongres Astronautika Internasional ke-70 yang diadakan di Washington.
"Jika kita dapat mencapai kesepakatan terkait kontribusi semua negara dan bagaimana mereka akan menjadi bagian dari perjalanan ini, maka tentu saja saya akan melakukannya, saya akan melihat bahwa tidak ada alasan bagi kita untuk tidak dapat memiliki mitra internasional bersama kami di bulan," tambahnya.
Advertisement
Dilansir dari Channel News Asia, Selasa (22/10/2019), Amerika mengembangkan pesawat ruang angkasa (Orion) dan stasiun ruang angkasa mini (Gateway) yang akan tetap berada di orbit bulan, yang secara teori akan digunakan untuk misi kru pertama pada tahun 2024 mendatang, Artemis 3.
Hanya satu misi yang akan diproduksi di luar AS yaitu modul layanan Orion yang akan memasoknya dengan listrik, tenaga penggerak, kontrol termal, udara dan air di ruang angkasa dan sedang dikirim oleh European Space Agency (ESA).
Baca Juga
Hanya setelah Gateway diperluas, mitra dari luar Amerika akan dapat melakukan perjalanan juga.
"Dalam pembicaraan bersama dengan NASA, sehingga kami memiliki astronot Eropa di Bulan, ini tentu saja merupakan keinginan Eropa," kata Jan Worner, kepala ESA, pada konferensi pers yang sama.
"Pada perjalanan di 2024, masih dilakukan oleh sepenuhnya pihak Amerika," katanya kemudian kepada AFP. Untuk orang Eropa, bisa jadi "2027, 2028, bisa jadi seperti itu."
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ajak Negara dengan Kebebasan
Untuk hal yang sama, Jepang juga ingin mengambil keuntungan dari program AS yang baru menulis catatan baru dalam sejarah.
"Ini pertanyaan yang sangat sederhana bagi saya karena Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) ingin mengirim astronot Jepang ke permukaan Bulan," kata Hiroshi Yamakawa, presiden Badan Eksplorasi Luar Angkasa Jepang.
Pembangunan International Space Station (ISS) pada akhir 1990-an dan 2000-an muncul untuk mengantar era baru kerja sama antariksa antara AS dan Rusia setelah Perang Dingin, tetapi kali ini, Washington tidak berminat untuk bekerja dengan saingan geopolitik.
Secara khusus, Kongres AS secara eksplisit melarang kerja sama dengan China, negara dengan ekonomi terbesar dunia.
Selama pidatonya meresmikan konferensi selama seminggu lamanya, Wakil Presiden Mike Pence mengulangi tujuh kali bahwa AS ingin bekerja dengan "negara-negara yang mencintai kebebasan."
Advertisement