Korea Utara Uji Coba Senjata Lagi, 2 Proyektil Jatuh di Laut Korea Selatan - Jepang

Korea Utara menembakkan dua "proyektil tak dikenal" ke perairan antara Korea Selatan dan Jepang.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 31 Okt 2019, 17:51 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2019, 17:51 WIB
Bendera Korea Utara (AFP PHOTO)
Bendera Korea Utara (AFP PHOTO)

Liputan6.com, Seoul - Korea Utara menembakkan dua "proyektil tak dikenal" ke perairan antara Korea Selatan dan Jepang pada Kamis 31 Oktober 2019 sore waktu lokal, kata pemerintah Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.

Tidak jenis proyektil yang diluncurkan, tetapi Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan militer "mempertahankan kesiapannya dengan memantau gerakan-gerakan terkait dalam persiapan untuk peluncuran lebih lanjut."

Penjaga Pantai Jepang mengatakan dalam sebuah pernyataan "tampaknya Korea Utara telah meluncurkan rudal" dan menyarankan kapal untuk menghindari daerah itu.

Jika dikonfirmasi sebagai uji coba rudal, itu akan menjadi yang pertama oleh Pyongyang dalam hampir satu bulan dan ke-12 sejak Mei 2019, demikian seperti dikutip dari CNN, Kamis (31/10/2019).

Negara itu mengatakan telah menguji jenis baru rudal balistik yang diluncurkan kapal selam pada 2 Oktober 2019 lalu. Para ahli menyuarakan keprihatinan atas peristiwa itu karena merupakan uji coba rudal pertama oleh Korea Utara dalam beberapa waktu yang tidak melibatkan senjata jarak pendek.

AS dan Korea Utara mengadakan pembicaraan nuklir pada level pejabat teknis beberapa hari kemudian, tetapi semua itu berakhir tanpa kesepakatan.

Kedua pihak menawarkan gambaran yang sangat berbeda tentang peristiwa - Pyongyang menuduh Washington kurang fleksibel, tetapi Kementerian Luar Negeri AS mengatakan bahwa Amerika telah "membawa ide-ide kreatif dan berdiskusi dengan rekan-rekan DPRK," merujuk pada akronim untuk nama formal Korea Utara.

Simak video pilihan berikut:

Mengusik Hubungan Baik Korea Utara dengan AS dan Korea Selatan?

Bendera Korea Utara (AFP)
Bendera Korea Utara (AFP)

Terlepas dari perbedaan mereka, Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un terus berbicara positif tentang hubungan pribadi mereka.

Kim dikutip pekan lalu mengatakan hubungannya dengan Trump adalah "istimewa" dan kedua pemimpin mempertahankan "kepercayaan satu sama lain."

Namun, Pyongyang sangat kritis terhadap penasihat Trump dan diplomat di sekitarnya. Dan waktu untuk mencapai kesepakatan mungkin terus berdetak.

Kim mengatakan dalam pidato kebijakan penting pada April 2019 bahwa ia akan memberikan pemerintahan Trump hingga akhir tahun untuk mengubah strategi negosiasi.

Sejak itu, Korea Utara kembali melakukan uji coba penembakan dan telah menegaskan di media pemerintah bahwa Pyongyang memberi AS hingga akhir tahun untuk menyelesaikan masalah tersebut. Tidak jelas seberapa serius tenggat waktu itu.

Minggu ini juga menandai pertama kalinya Kim berkomunikasi dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dalam beberapa minggu.

Kim mengirim surat ke Moon untuk menyampaikan belasungkawa kepada pemimpin Korea Selatan setelah ibunya meninggal, menurut kantor Moon.

Surat itu dikirim hari Rabu dan diserahkan di Panmunjom, daerah keamanan bersama di zona demiliterisasi yang memisahkan Korea Utara dan Korea Selatan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya