Liputan6.com, Jakarta - Gempa bumi di dasar laut yang berpotensi menimbulkan gelombang atau tsunami kini dapat terpantau. Tim ilmuwan, yang terdiri dari para pakar ilmu Bumi dari berbagai negara, menggunakan kabel komunikasi serat optik yang ditempatkan di dasar Laut Utara sebagai jaringan seismik raksasa untuk melacak gempa bumi dan gelombang laut.
Penelitian itu telah diterbitkan dalam jurnal Nature Communications.
Baca Juga
Lautan mencakup dua pertiga permukaan Bumi, sehingga penempatan seismometer permanen di bawah laut akan menelan biaya yang sangat mahal. Oleh karena itu, tim ilmuwan yang dipimpin para peneliti dari Institut Teknologi California (Caltech) ini menggunakan bagian kabel serat optik sepanjang 40.000 meter yang menghubungkan sebuah ladang angin di Laut Utara dengan area pantai, yang menghasilkan serangkaian lebih dari 4.000 sensor virtual.
Advertisement
"Dengan sekali menekan tombol, kita mendapatkan 4.000 sensor (gempa) dalam satu rangkaian yang akan menghabiskan biaya hingga jutaan dolar," tutur Ethan Williams, alumnus Caltech yang menjadi penulis utama dalam penelitian ini.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Sensitivitas Tinggi
Karena jaringan ini memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi, sensor-sensor virtual di Laut Utara mampu melacak derau seismik halus yang tidak berkaitan dengan gempa bumi, serta menemukan bukti yang mendukung teori lama bahwa getaran-getaran mikro disebabkan gelombang laut, ungkap penelitian tersebut.
"Kabel komunikasi serat optik berkembang semakin umum di dasar laut. Alih-alih meletakkan peranti yang sama sekali baru, kita bisa memanfaatkan beberapa serat optik yang sudah ada dan dapat segera mulai mengamati gempa," ujar Williams, seperti dilansir Xinhua, Kamis (19/12/2019).
Proyek ini mengandalkan teknologi yang disebut pengindraan akustik terdistribusi (distributed acoustic sensing/DAS), yang dikembangkan untuk eksplorasi energi tetapi telah diadaptasi ulang agar dapat diterapkan di bidang seismologi.
"DAS dasar laut merupakan pencapaian baru di bidang geofisika yang bisa menghasilkan lebih banyak data seismik bawah laut dan pemahaman baru tentang patahan-patahan utama dan interior dalam Bumi," kata Zhongwen Zhan, lektor geofisika di Caltech yang menjadi salah satu penulis dalam penelitian ini.
Advertisement