2 Kecelakaan Picu Krisis Boeing, CEO Dennis Muilenburg Akhirnya Lengser

CEO Boeing akhirnya lengser.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 24 Des 2019, 11:00 WIB
Diterbitkan 24 Des 2019, 11:00 WIB
Ilustrasi pesawat Boeing 737 Max 8 (AFP/Stephen Brashear)
Ilustrasi pesawat Boeing 737 Max 8 (AFP/Stephen Brashear)

Liputan6.com, Chicago - Krisis Boeing ternyata masih belum berlalu. Kini, perusahaan pesawat kebanggaan Amerika Serikat (AS) itu harus kehilangan CEO mereka yang memutuskan mundur. 

Dilaporkan VOA Indonesia, Selasa (24/12/2019), CEO Perusahaan raksasa dirgantara Boeing mengundurkan diri sementara perusahaan itu terus menghadapi krisis kepercayaan pada pesawat jet-nya 737 MAX.

Dennis Muilenburg mengundurkan diri, menyusul pengumuman minggu lalu bahwa Boeing akan menghentikan produksi 737 MAX. Penerbangan jenis pesawat ini ditangguhkan di seluruh dunia bulan Maret lalu setelah kecelakaan kedua 737 MAX.

"Dewan Direksi memutuskan bahwa perubahan di dalam kepemimpinan diperlukan untuk mengembalikan kepercayaan terhadap Perusahaan di masa mendatang sementara perusahaan berupaya memperbaiki hubungan dengan regulator, pelanggan, dan semua pihak yang berkepentingan lainnya," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

Ketua dewan Boeing saat ini, David Calhoun, secara resmi akan menjabat sebagai CEO pada 13 Januari.

Ethiopia Airlines 737 MAX jatuh setelah lepas landas pada bulan Maret, menewaskan ke 157 penumpang di dalamnya. Lima bulan sebelumnya, jenis pesawat yang sama milik maskapai Indonesia Lion Air jatuh tak lama setelah lepas landas, menewaskan 189 orang, membuat jumlah korban tewas total menjadi 346 orang.

Penyelidik telah memfokuskan pada sistem MCAS di pesawat Boeing, sebuah sistem penerbangan otomatis baru dan tidak ada pada versi 737 sebelumnya. Penyelidik yakin sensor yang salah dalam sistem MCAS mendorong hidung pesawat menukik sehingga mustahil bagi pilot untuk bisa mengendalikan kembali pesawat.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Boeing Hentikan Produksi 737 Max Mulai Januari 2020

Ilustrasi pesawat Boeing 737 MAX (AFP Photo)
Ilustrasi pesawat Boeing 737 MAX (AFP Photo)

Boeing akan menghentikan sementara produksi pesawat 737 Max pada bulan depan. Ini merupakan keputusan dewan komisaris dan juga direksi dari perusahaan.

Penghentian sementara produksi 737 Max ini menyusul krisis terburuk dalam sejarah perusahaan yang telah berdiri selama 103 tahun ini, yaitu dua kecelakaan yang menewaskan 346 orang.

Dikutip dari The News York Times sebelumnya beberapa petinggi Boeing mengisyaratkan bahwa Boeing 737 Max akan bisa terbang sebelum akhir tahun ini. Pesawat ini memang dibebastugaskan di seluruh dunia usai kecelakaan maut tersebut. 

CEO Boeing Dennis Muilenburg sendiri menyebutkan bahwa penghentian sementara produksi akan lebih efisien daripada memangkas produksi lagi.

Untuk diketahui, pada April lalu, perusahaan memangkas produksi hingga 20 persen menjadi 42 pesawat per bulan. Saat ini setidaknya ada 400 pesawat Max yang berada di fasilitas parkir utama Boeing di Washington.

Dikutip dari CNBC, dengan penghentian produksi ini, Boeing mengaku tidak akan merumahkan para pekerja di pabrik Renton, Washington, tempat 737 Max diproduksi. Beberapa pekerja dari 12 ribu orang di sana akan dipindahkan sementara.

Boeing Perbaiki 7 Ribu Pesawat Usai Banyaknya Kerusakan Fatal

Boeing Stop Produksi 737 Max
Seorang pekerja meninggalkan pabrik Boeing 737 di Renton, Washington, Senin (16/12/2019). Boeing Co mengumumkan akan menghentikan untuk sementara waktu produksi pesawat jenis 737 MAX – yang sudah dilarang terbang – pada Januari 2020 mendatang. (Stephen Brashear/Getty Images/AFP)

Sebelumnya, penyelidik kecelakaan fatal pada pesawat Southwest Airlines tahun lalu merekomendasikan Boeing untuk memperbaiki mesin pada hampir 7 ribu pesawat untuk mencegah terulangnya kejadian kecelakaan.

Seorang penumpang meninggal di pesawat ketika bilah kipas pecah dan menyebabkan bagian dari penutup mesin mengenai bagian jet. Itu mengakibatkan pecahnya salah satu jendela, dan kabin dengan cepat tertekan. Para kru akhirnya dapat mendaratkan pesawat, tetapi wanita yang duduk di sebelah jendela itu menjadi korban.

Dewan Keselamatan Transportasi Nasional, yang menyelidiki kecelakaan itu, merekomendasikan pada Selasa (19/11/2019) bahwa Boeing sebaiknya mendesain ulang bagian luar penutup mesin jet pesawat untuk mencegah kejadian serupa terjadi. Demikian dikutip dari CNN, Rabu (20/11/2019).

Dikatakan bahwa semua pesawat seri Boeing 737 Next Generation harus dilengkapi dengan perbaikan apa pun yang muncul pada Boeing. 

 

Pesawat Boeing 737 NG belum terpengaruh oleh landasan 737 Max setelah dua kecelakaan fatal. Tetapi 737 NG memiliki masalah keamanan lainnya, termasuk penemuan retakan pada beberapa pesawat tua pada bagian yang digunakan untuk menjaga sayap tetap di tempatnya.

Kerusakan tersebut telah mengandangkan sejumlah pesawat 737 NG. Keputusan akhir tentang perbaikan pesawat, tergantung pada Administrasi Penerbangan Federal, bukan NTSB, yang perannya adalah untuk menyelidiki penyebab kecelakaan.

Namun, Boeing (BA) mengatakan pihaknya sudah bekerja pada peningkatan desain mesin untuk mengatasi rekomendasi NTSB. Dan dikatakan sampai perbaikan itu dilakukan, inspeksi bilah kipas akan memungkinkan pesawat beroperasi dengan aman.

"Tujuan bersama kami adalah membantu mencegah peristiwa serupa terjadi di masa depan," katanya. NTSB tidak menyalahkan Boeing (BA) atau Southwest (LUV), mengatakan bahwa celah pada bilah kipas tidak dapat dideteksi dan bahwa risiko selubung mesin terlepas tidak diketahui sebelum kejadian ini.

Tetapi saham Boeing turun sebanyak 2% segera setelah laporan dirilis, meskipun kemudian pulih banyak dari kerugian itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya