Warga China di Inggris Alami Rasisme di Tengah Wabah Virus Corona

Komunitas Asia di Inggris telah menghadapi pelecehan verbal dan fisik setelah kasus adanya kasus Virus Corona.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Feb 2020, 14:35 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2020, 14:35 WIB
Virus Corona Hantui Perayaan Tahun Baru Imlek
Orang-orang yang mengenakan masker untuk mencegah penyebaran wabah virus corona. (AP/Kin Cheung)

Liputan6.com, Inggris - Komunitas Asia di Inggris telah menghadapi pelecehan verbal dan fisik setelah maraknya kasus Virus Corona.

Salah satu warga asal China yang tinggal di Inggris, Jason Ngan, mendengar kalimat “Kita akan berada dalam masalah jika orang-orang ini bersin pada kita,” ketika ia dan saudaranya naik ke stasiun Piccadilly Manchester.

Jason Ngan yang merupakan penasihat hukum itu mengatakan tingkat rasisme anti-Asia sejak adanya Virus Corona sangat “mengejutkan”.

“Orang-orang tampaknya telah menempatkan seluruh ras di belakangnya dan itu mengungkap semua prasangka yang mendasari hal ini terhadap orang-orang China, atau setidaknya siapa pun yang terlihat dengan orang China. Sangat mengejutkan di zaman sekarang ini. Itu sangat terang-terangan,” kata Ngan demikian dikutip dari The Guardian, Senin (10/2/2020).

Ibu Ngan mengelola sebuah restoran China di Heywood, di Rochdale, Greater Manchester. Ada “penurunan nyata” selama periode tahun baru di bulan ini, terutama sejak kasus-kasus Virus Corona dikonfirmasi pekan lalu, katanya. “Sudah sangat terlihat, jauh lebih sedikit pelanggan sejak semua ini dimulai.”

Meskipun hanya ada empat kasus Virus Corona yang dikonfirmasi di Inggris, komunitas China yang beranggotakan 390.000 orang di Inggris telah melihat respons rasis yang nyata terhadap krisis kesehatan global.

Saksikan video berikut ini:

Dilecehkan Secara Verbal dan Fisik

Waspada Virus Corona, Pelajar di Kamboja Beraktivitas Pakai Masker
Sejumlah pelajar mengenakan masker beraktivitas di sebuah sekolah di Phnom Penh, Kamboja. (28/1/2020).

Di Sheffield, seorang mahasiswa pascasarjana dilaporkan dilecehkan secara verbal dan fisik di jalan karena mengenakan masker, sementara di Leicestershire, dua mahasiswa - yang secara keliru dianggap orang China - dilempari telur di jalan di Market Harborough. Pusat China Manchester telah menerima sejumlah keluhan tentang insiden rasis yang menargetkan anak-anak di sekolah-sekolah di seluruh wilayah.

Polisi Yorkshire Utara mengkonfirmasi bahwa mereka telah menerima dua laporan pelecehan verbal di mana orang-orang dengan “penampilan Asia” diteriaki Virus Corona. Insiden lebih lanjut di mana staf di sebuah rumah teh Asia juga telah dilecehkan secara verbal.

Pekan lalu, Universitas York, yang juga merupakan tempat tinggal 2000 pelajar Tiongkok, mengeluarkan pernyataan yang menyerukan toleransi setelah munculnya komentar rasis yang dipublikasikan di sebuah halaman pengakuan Yorfess oleh anonim.

Di beberapa negara Asia mengenakan masker merupakan hal umum yang dilakukan untuk melindungi diri dari polusi dan penyakit, tetapi di Inggris beberapa imigran China mengatakan bahwa memakai masker membuat mereka menjadi sasaran kebencian.

Jingyi Qian (24) seorang mahasiswa di University of York, mengatakan dia merasa tidak nyaman mengenakan maskernya di depan umum “karena orang-orang menatap saya.” Katanya. Ia mendengar tentang kejadian di Sheffield, dan itu membuatnya tidak mengenakannya. “Saya tidak ingin diserang, saya hanya ingin melindungi diri saya sendiri.” Tambahnya.

Seorang Penulis China-Australia Dikirimi Ancaman

Tuntut Perbatasan China Ditutup, Ratusan Staf Rumah Sakit Hong Kong Mogok Kerja
Staf Rumah Sakit Hong Kong mogok kerja akibat Virus Corona. (AFP/Anthony Wallace)

Pelecehan tidak terbatas pada kota-kota besar. Seorang pekerja amal yang sedang menunggu kereta di Edale, Derbyshire, Alice, mendengar seorang wanita mengatakan bahwa dia tidak ingin kelompok yang tampaknya berasal dari Asia Timur naik kereta.

Jex Wang, seorang DJ dan penulis China-Australia, dikirim ancaman dan pelecehan rasis setelah menulis tentang Virus Corona di Instagram.

“Stereotip orang Asia sebagai penurut dan tidak agresif menjadikan mereka target yang menurut orang bisa diolok-olok dan ditertawakan. Saya pernah melihat posting yang mengatakan orang China kotor, menjijikkan, tidak berpendidikan, kami 'pantas' terkena virus karena kebiasaan makanan 'aneh' kami, “ katanya.

“Saya terus melihat meme dan lelucon dibagikan yang benar-benar membuat saya sedih. Bahkan ada klub malam bertema Virus Corona di Sheffield yang ditutup - mereka menawarkan 'topi tradisional Tiongkok' kepada 100 orang pertama. Apa itu topi tradisional China??”

Setelah menulis postingan tentang Virus Corona di Instagram, pesan instagramnya segera dibanjiri dengan pesan “penuh kebencian”  sehingga dia harus mematikan kolom komentar di postingannya. “Orang-orang menuduh saya makan kelelawar, menyuruh saya kembali ke China, bahwa saya telah mengkhianati barat, saya bahkan dituduh berteman dengan partai Komunis China.” Tambahnya.

 

 

Reporter: Deslita Krissanta Sibuea

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya