Raih Juara 2 Global Zoohackathon 2019, Tim Navy Pangolin Dapat Apresiasi Kedubes AS

Kedubes AS memberikan apresiasi atas prestasi yang diraih Navy Pangolin, karena berhasil meraih juara kedua dalam ajang Global Zoohackathon 2019.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 18 Feb 2020, 18:55 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2020, 18:55 WIB
Tim Navy Pangolin Berfoto Bersama Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI)  Kedutaan Besar Amerika Serikat, Heather Variava, usai acara di @america, Pacific Place, Jakarta (Foto: Liputan6.com)
Tim Navy Pangolin Berfoto Bersama Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) Kedutaan Besar Amerika Serikat, Heather Variava, usai acara di @america, Pacific Place, Jakarta. (Foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta- Kedutaan Besar Amerika Serikat memperingati Hari Trenggiling Sedunia di @america, Pacific Place, Jakarta, Selasa (18/2/2020). Dalam acara itu Kedubes AS memberikan apresiasi atas prestasi yang diraih Navy Pangolin, karena berhasil meraih juara kedua dalam ajang Global Zoohackathon 2019.

Tim Navy Pangolin terdiri dari 6 anak muda Indonesia yang mengeluti teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).

Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) Kedutaan Besar Amerika Serikat, Heather Variava menyampaikan apresiasinya terhadap Navy Pangolin atas prestasi yang mereka raih dari Global Zoohackathon 2019.

"Kami dari Kedutaan Besar Amerika Serikat sangat bangga, dapat mendukung Tim Navy Pangolin, yang terdiri dari 6 ahli coding dan spesialis konservasi muda dari Indonesia," kata Heather Variava. 

Berdurasi 48 jam, ajang Global Zoohackathon diselenggarakan setiap tahun oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, dan meliputi aktivitas kompetisi dalam membuat aplikasi sistem dan perangkat yang membantu mengurangi permintaan perdagangan ilegal terhadap produk-produk dari satwa liar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Berikut Ini:


Inspirasi Trenggiling untuk Nama Tim

Tim Navy Pangolin Berfoto Bersama Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI)  Kedutaan Besar Amerika Serikat, Heather Variava, usai acara di @america, Pacific Place, Jakarta (Foto: Liputan6.com)
Tim Navy Pangolin Berfoto Bersama Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) Kedutaan Besar Amerika Serikat, Heather Variava, usai acara di @america, Pacific Place, Jakarta. (Foto: Liputan6.com)

Salah satu anggota Tim Navy Pangolin, Lintang Sutawika mengatakan, saat sesi wawancara mereka mengambil nama tim dari data yang (sebagian besar) mereka kumpulkan terkait besarnya jumlah trenggiling atau pangolin sebagai satwa liar yang diperjualbelikan secara ilegal.

"Pangolin itu kebetulan kita namakan demikian timnya karena satu yang kita kenal, yang kita tahu adalah trenggiling itu merupakan satwa liar yang termasuk paling banyak di perdagangkan, maka dari itu kita buat nama kelompok kita sama dengan satwa liar ini. Dan juga kebetulan dataset yang kita mulai dari ZooHackathon itu memang isinya kebanyakan mengenai trenggiling," kata Lintang Sutawika.

Di tingkat Global, Tim Navy Pangolin memenangkan posisi kedua yang menghasilkan hadiah sebanyak US$ 5.000 dalam bentuk hibah kredit Microsoft Azure, untuk membantu mensukseskan solusi mereka.

Sebelum memenangkan juara kedua di Global Zoohackathon, Navy Pangolin juga telah meraih juara pertama di tingkat Regional di Borneo Zoohackathon di Kota Kinabalu, Malaysia, pada November 2019 lalu.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya