Liputan6.com, Kuala Lumpur - Perdana Menteri (PM) interim Malaysia, Mahathir Mohamad, mengaku siap bertahan sebagai PM. Dalam keterangan resmi, Mahathir juga membantah mendukung Presiden Bersatu Muhyiddin Yassin yang kini didukung oposisi UMNO (Organisasi Nasional Melayu Bersatu).Â
Mahathir menolak bekerja sama dengan UMNO yang ia anggap korup. UMNO juga merupakan pendukung Najib Razak.Â
Advertisement
Baca Juga
"Sebagaimana yang saya berulang kali ucapkan, saya menolak kerja sama dengan individu-individu yang diketahui korup dan bagian dari administrasi kleptokratik yang Pemerintah Pakatan Harapan berusaha keras untuk singkirkan," ujar Mahathir dalam pernyataan resmi, Sabtu (29/2/2020).
Mahathir Mohamad menegaskan tidak pernah menandatangani deklarasi dukungan untuk Muhyiddin.
Muhyiddin kemarin mendapat dukungan dari UMNO dan PAS (Partai Islam Se-Malaysia) untuk menjadi PM. Muhyiddin juga yang mengajak keluar Bersatu dari Pakatan Harapan usai Mahathir mundur.
Usai Bersatu angkat kaki dari Pakatan Harapan, tiga partai yang tersisa adalah Partai Keadilan Rakyat (PKR), Partai Tindakan Demokratik, dan Partai Amanah Negara.
Meski ditinggal Bersatu, Mahathir Mohamad memutuskan untuk bertahan sebagai perdana menteri. Ia optimistis Pakatan Harapan masih bisa bertahan sebagai mayoritas.
"Pagi ini saya mengadakan pertemuan dengan para pemimpin Pakatan Harapan. Saya sekarang percaya bahwa saya memiliki jumlah yang diperlukan untuk mendapat dukungan mayoritas di Dewan Rakyat," ujar Mahathir.
"Saya dengan ini bersiap untuk berdiri sebagai kandidat prospektif Perdana Menteri. Keputusan ini akan disampaikan ke Yang Di-Pertuan Agong," tegas Mahathir Mohamad.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Mahathir Tak Suka Skenario Muhyiddin
Dr. Sudarnoto Abdul Hakim dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berkata manuver Muhyiddin membuatnya memutuskan mundur sebagai PM awal minggu ini.
Muhyiddin Yassin disebut tak sabar agar Mahathir turun sehingga ingin membuat koalisi baru.
"Yang terjadi adalah Mahathir memang benar-benar ingin meletakan jabatan sesuai jadwal (usai sidang APEC)," ujar Noto kepada Liputan6.com.  "Akan tetapi, yang terjadi pendukung Mahathir dari partainya sendiri Muhyiddin Yassin itu tidak sabar. Sama juga dengan orangnya Anwar Ibrahim juga tidak bersabar. Tuntutannya supaya Mahathir segera turunkan jabatan," lanjut Noto.
Mahathir disebut tidak setuju dengan rencana Muhyiddin dan Azmin yang ingin membangun koalisi baru. Hal itu dianggap sebagai "politik pintu belakang."
Selain itu langkah Muhyiddin dan Azmin membangun koalisi baru justru bagaikan angin segar bagi partai oposisi UMNOÂ (Organisasi Nasional Melayu Bersatu).
"Sesungguhnya yang terjadi Azmin dan Muhyiddin bergabung dengan UMNO dan PAS (Partai Islam Se-Malaysia) untuk membuat koalisi baru menggantikan Pakatan Harapan. Ini semacam kudeta sebetulnya," tegas Noto.
Ketika muncul kabar UMNO dan PAS mendukung Muhyiddin menjadi PM, Noto berkata memang itulah agenda Muhyiddin keluar dari Pakatan Harapan, yakni membelot dari Mahathir.Â
Advertisement