Perubahan Konstitusi, Vladimir Putin Usul Amandemen Baru Soal Tuhan dan Pernikahan

Presiden Rusia Vladimir Putin mengusulkan adanya perubahan konstitusi dalam amandemen baru agar mencantumkan perihal Tuhan dan pernikahan.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 03 Mar 2020, 09:52 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2020, 09:52 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin. (AFP)

Liputan6.com, Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyerahkan sejumlah perubahan konstitusi baru kepada parlemen, termasuk amandemen yang menyebutkan Tuhan dan menetapkan bahwa pernikahan adalah persatuan antara pria dan wanita.

Januari lalu, Putin telah mengusulkan perombakan konstitusi, menjadi perubahan pertama pada hukum dasar sejak 1993.

Bulan lalu, majelis rendah parlemen Rusia dengan suara bulat menyetujui RUU reformasi konstitusi dalam pembacaan pertama setelah kurang dari dua jam perdebatan. Demikian seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (3/3/2020). 

Menjelang set pembacaan kedua, Putin mengajukan amandemen sebanyak 24 halaman, kata Pembicara Duma Negara Vyacheslav Volodin.

"Amandemen presiden adalah hasil dari dialognya dengan perwakilan dari semua faksi (dan) masyarakat sipil," katanya dalam komentar yang dirilis oleh Duma Negara.

Amandemen mengabadikan penyebutan "iman kepada Tuhan" dan juga menetapkan bahwa pernikahan adalah persatuan heteroseksual, kata Wakil Ketua Pyotr Tolstoy kepada AFP.

Sebagai gambaran, sebagian besar orang Rusia mengidentifikasi sebagai orang Kristen Ortodoks tetapi Rusia secara resmi adalah negara sekuler.

Amandemen baru juga melarang pemberian wilayah Rusia dan setiap panggilan mempromosikan langkah tersebut juga akan dilarang.

Pembacaan kedua undang-undang reformasi konstitusi diperkirakan akan berlangsung pada 10 Maret, kata seorang juru bicara untuk Pavel Krasheninnikov, wakil ketua kelompok kerja konstitusi.

Juru bicara itu mengatakan kepada AFP bahwa teks amandemen itu diharapkan akan diterbitkan akhir pekan ini.

Pemungutan suara publik tentang reformasi konstitusi telah ditetapkan untuk 22 April.

Analis melihat rencana Putin untuk mengubah konstitusi sebagai persiapan awal untuk suksesi ketika masa jabatan Kremlin saat ini akan berakhir pada 2024.

 

 

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Membela Nilai Tradisional

Presiden Rusia Vladimir Putin dan mantan PM Rusia Dmitry Medvedev.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan mantan PM Rusia Dmitry Medvedev. Dok: AP

Seorang anggota kelompok kerja konstitusional yang ditunjuk Kremlin, Vladimir Mashkov, telah menyarankan bahwa amandemen seperti itu akan memastikan bahwa Rusia mempertahankan Crimea, yang dianeksasi dari Ukraina pada tahun 2014 atau Kepulauan Kuril yang berselisih dengan Jepang selama beberapa dekade, bahkan setelah Putin berhenti berkuasa.

Putin yang berusia 67 tahun, yang telah mendominasi Rusia selama 20 tahun, telah berupaya menjadikan dirinya sebagai pembela nilai-nilai tradisional dan menggalang dukungan dengan mempromosikan ide-ide anti-Barat dan konservatif.

Tugas keempat Putin di Kremlin telah memiliki poros kuat untuk kebijakan yang lebih konservatif. Hal itu dapat dilihat dengan adanya kelompok-kelompok yang mempromosikan pandangan fundamentalis Kristen Ortodoks supaya bisa mendapatkan lebih banyak legitimasi dan sudut pandang liberal diserang ketika hubungan Moskow dengan Barat telah memburuk.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya