Liputan6.com, Tunis - Presiden Tunisia Kais Saied menerapkan lockdown di negaranya hingga 4 April 2020 mendatang. Kebijakan lockdown ini mirip seperti negara-negara lain yang menerapkannya hingga awal bulan depan.
Dilaporkan France24, Sabtu (21/3/2020), kebijakan lockdown di Tunisia berlaku pada hari Minggu besok. Keputusan diambil setelah satu orang di Tunisia meninggal akibat Virus Corona (COVID-19).
Advertisement
Baca Juga
Masjid-masjid serta kafe akan tutup akibat imbas kebijakan ini. Transportasi darat, laut, dan utara juga ditangguhkan untuk mencegah penyebaran virus.
Tunisia memprediksi adanya resesi ekonomi. Untuk membantu orang-orang ekonomi lemah, Presiden Tunisia meminta agar utang bank ditangguhkan selama setengah tahun. Presiden Saied berjanji negara akan hadir di tengah epidemi COVID-19.
"Tidak perlu takut atau panik, negara akan bersamamu," ujarnya di televisi.
Sama seperti banyak negara lain, Presiden Saied meminta masyarakat tidak keluar rumah jika tidak ada keperluan mendesak.
"Saya menyerukan ke rakyat Tunisia untuk tetap di rumah dan hanya keluar untuk memenuhi kebutuhan mendesak," ucapnya. Ia pun berkata negara menjamin ketersediaan makanan, kesehatan, dan keamanan.
Sejauh ini, masih ada 53 kasus aktif COVID-19 di Tunisia. Negara tetangganya, Algeria, memiliki total 90 kasus dengan 32 sembuh, 11 meninggal, dan 47 masih aktif.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Update Corona COVID-19: 275.434 Orang di Dunia Terinfeksi, 88.256 Pasien Sembuh
Total kasus Virus Corona COVID-19 masih terus meningkat di dunia. Seorang WNI pun dilaporkan meninggal di Singapura akibat virus ini.
Berdasarkan peta Gis And Data, Sabtu siang (21/3/2020), total orang yang terinfeksi adalah 275.434 orang. Di antaranya angka itu 88.256 pasien sembuh dan 11.399 orang meninggal dunia.
Meski kasus ini bermula dari China, jumlah korban meninggal terbanyak ada di Italia dengan 4.032 orang. Tim kesehatan China yang berangkat ke Italia pun mengkritik langkah lockdown yang kendor di negara tersebut.
Penyebaran COVID-19 di dunia juga sangat berbeda dari bulan lalu. Jumlah kasus di negara Asia seperti Korea Selatan, Jepang, atau Singapura sudah tidak lagi berada di lima teratas.
Selain China, daftar lima besar negara yang paling banyak kasus COVID-19 adalah Italia (47.021 kasus), Spanyol (21.571 kasus), Jerman (19.848 kasus), dan Iran (19.644 kasus).
Kasus kematian di Jerman tercatat sangat rendah, yakni 68 pasien. Empat negara lainnya telah mencatat ribuan kasus kematian akibat COVID-19.
Yang terbaru adalah kematian seorang WNI berusia 64 tahun di Singapura. Ia meninggal pada Sabtu pagi ini akibat COVID-19. Otoritas kesehatan Singapura berkata ia terkena komplikasi, serta punya riwayat penyakit jantung.
Advertisement