Inggris Lockdown Selama 3 Minggu Akibat Ancaman Corona COVID-19

Inggris lockdown dan warga tak boleh keluar rumah, kecuali sangat penting.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 24 Mar 2020, 05:56 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2020, 05:56 WIB
Pemandangan Sepi Kota London Imbas COVID-19
Pemandangan Jembatan Westminster dan Gedung Parlemen di London, Inggris (18/3/2020). PM Inggris Boris Johnson mengatakan seluruh sekolah akan ditutup mulai Jumat (20/3) setelah otoritas kesehatan mengonfirmasi total 2.626 kasus infeksi COVID-19 dan 104 kematian. (Xinhua/Tim Ireland)

Liputan6.com, London - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menetapkan lockdown selama tiga minggu untuk menangkal Virus Corona (COVID-19). Warga tak boleh keluar rumah, kecuali untuk keperluan pokok.

"Virus Corona adalah ancaman terbesar yang dihadapi negara ini selama beberapa dekade dan negara ini tidak sendirian. Di seluruh dunia, kita melihat dampak buruk dari pembunuh tak terlihat ini," ucap PM Johnson pada pengumuman yang diunggah di Twitter pada Senin malam (23/3) waktu Inggris.

Ia berkata butuh usaha nasional untuk meredam penyebaran virus ini jika tidak ingin membebani sistem kesehatan. Karantina wilayah alias lockdown dipilih Johnson agar mengurangi jumlah orang yang sakit.

"Pada malam ini, saya harus memberikan rakyat Inggris sebuah instruksi sederhana. Kalian harus tetap di rumah, karena hal kritisnya adalah kita harus menghentikan penyebaran penyakit ini di antara keluarga," ucap PM Johnson.

Selama tiga minggu ke depan, warga Inggris hanya boleh keluar untuk belanja hal-hal pokok: olahraga individu, mendapatkan layanan kesehatan, dan pulang-pergi kerja yang tak bisa dilakukan dari rumah.

PM Johnson juga meminta warga agar tidak menemui teman atau anggota keluarga yang tidak tinggal satu rumah selama lockdown. Jika membeli makanan, warga diminta memilih delivery saja.

Bisnis-bisnis yang tidak esensial, seperti toko baju dan elektronik, diminta tutup. Tempat publik, seperti perpustakaan, taman bermain, dan tempat gym juga tutup.

"Dan kita akan menyetop kegiatan sosial, termasuk pernikahan, pembaptisan, tetapi tak termasuk pemakaman. Taman-taman akan tetap buka untuk olahraga, tetapi kumpul-kumpul akan dibubarkan," ujar PM Johnson.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Lockdown 3 Minggu

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengunjungi laboratorium di Layanan Infeksi Nasional Inggris Kesehatan Masyarakat, setelah lebih dari 10 pasien Virus Corona diidentifikasi di Inggris, di Colindale, London utara, Minggu, 1 Maret 2020
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengunjungi laboratorium di Layanan Infeksi Nasional Inggris Kesehatan Masyarakat, setelah lebih dari 10 pasien Virus Corona diidentifikasi di Inggris, di Colindale, London utara, Minggu, 1 Maret 2020. (Henry Nicholls / Pool Foto via AP)

Kebijakan ini akan terus ditinjau oleh pemerintah. Jika situasi membaik, PM Johnson memberi sinyal akan melonggarkan aturan ini.

"Kita akan melihat lagi dalam tiga minggu dan melonggarkannya jika bukti menunjukkan kita bisa melakukannya. Tapi saat ini tidak ada pilihan mudah," ujarnya.

Ia berkata setiap orang Inggris berperan untuk tetap di rumah supaya bisa menyelamatkan ribuan nyawa. PM Johnson optimistis negaranya bisa mengalahkan Virus Corona.

Berdasarkan peta Gis And Data, ada 6.726 total kasus di Inggris dengan 336 meninggal dan 140 sembuh. Risiko kematian tertinggi pada orang berusia lanjut, dan para lansia bisa tertular dari orang-orang berusia muda.

Ratu Elizabeth dan penerusnya, Pangeran Charles, dilaporkan sudah meninggalkan London.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya