Tips Agar Kacamata Tak Beruap Saat Pakai Masker Cegah Corona COVID-19

Pasti menjengkelkan ketika menggunakan masker di tengah pandemi Corona COVID-19, namun kacamata kita penuh dengan uap dan lembab.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 13 Apr 2020, 20:40 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2020, 20:40 WIB
kepribadian
ilustrasi kacamata/Photo by Marcelo Chagas from Pexels

Liputan6.com, Jakarta - Dari banyak konsekuensi yang tidak diinginkan akibat dari pandemi Corona COVID-19 saat ini, satu masalah kecil namun menjengkelkan muncul.

Ketika mengenakan masker, setiap orang akan mendapati bahwa kacamata mereka mulai berkabut karena udara yang dihembuskan bergerak ke atas. Mengurangi penyebaran kuman memang bisa diatasi dengan menggunakan masker, namun hal ini bisa mempengaruhi penglihatan bagi Anda yang berkacamata.

Untungnya, ada solusi mudah. Seseorang yang mengaku berasal dari Departemen Kepolisian Tokyo menyarankan pemakai topeng untuk mengambil tisu wajah dan meletakkannya di balik masker.

Jaringan pada tisu akan menyerap kelembapan yang keluar dari mulut Anda yang sebaliknya akan dialihkan ke kacamata Anda.

Alternatif lain dari sebuah makalah yang diterbitkan dalam Annals of Royal College of the American Surgeons pada tahun 2011 adalah mencuci kacamata dengan air sabun dan kemudian mengeringkannya.

Karena beberapa residu sabun akan tetap ada, akan bagi kabut tersebut terbentuk di permukaan kaca.

Kacamata yang biasa digunakan oleh kebanyakan orang beda dengan kacamata tim medis. Kacamata tim medis memiliki klip logam di tiap pinggirnya sehingga tak membiarkan udara masuk.

Simak video pilihan berikut:

Lelah Meski di Rumah Selama Pandemi Corona COVID-19

Ilustrasi lelah dan pusing
Ilustrasi lelah dan pusing (iStock)

Selain perkara kacamata, ada hal lain yang juga jadi permasalahan. Di tengah situasi lockdown karena kehawatiran pandemi Corona COVID-19, sejumlah masyarakat mengatakan bahwa mereka merasa cepat lelah dari biasanya. Padahal aktivitas yang dilakukan lebih sedikit.

Laporan Science Alert yang dikutip menyebutkan bahwa rasa lelah seperti itu terkait dengan beban kerja pada mental alih-alih fisik, selama masa pandemi Virus Corona COVID-19. Meskipun menurut sebuah studi dari British Medical Journal rasa lelah dapat muncul akibat aktivitas fisik dan non-fisik.

Sebuah studi yang diterbitkan oleh BMC Research Notes juga mengatakan bahwa sebab kelelahan lain dapat muncul dari kondisi psikologis, seperti stres dan kecemasan. Situasi selama pandemi Virus Corona COVID-19 saat ini, serta suasana yang monoton dapat menjadi salah satu penyebabnya.

Seperti saat seorang mahasiswa yang memulai tahun ajaran di universitas atau orang yang pindah ke negara baru misalnya. Fase penyesuaian ini membutuhkan waktu dan terjadi secara bertahap.

Agar tetap berenergi setiap hari, cobalah mengamati bagaimana orang lain bertahan hidup dalam kondisi tersebut. Dalam hal ini pada masa pandemi Virus Corona COVID-19.

Untuk menghindari terjebak dalam kondisi apatis dan merasa rendah serta tidak termotivasi, penting bagi Anda menyusun pola hidup melalui aktivitas harian. Hal ini memungkinkan kita untuk mengendalikan hidup dan membantu mencegah penumpukan waktu "kosong".

Kondisi tersebut bisa membuat Anda sangat sadar berada pada masa terkurung dan memicu penyimpangan. Ini dapat membuat orang merasa terasingkan dan apatis, kurang tidur dan mengabaikan kebersihan pribadi mereka.

Kegiatan yang dijadwalkan ini mencegah monoton sosial yang dapat terjadi ketika sekelompok kecil orang terkurung bersama untuk periode yang signifikan.

Jadi, walaupun mungkin merasa senang dari efek manipulasi, tingkat energi Anda lebih baik untuk mengatur hari Anda dengan struktur yang jelas dan meluangkan waktu untuk kegiatan sosial, bahkan jika itu perlu dilakukan secara online.

Kecemasan juga merupakan salah satu penyebab kelelahan non-fisik. Pandemi telah membuat sebagian orang kebingungan dengan suatu situasi yang tidak pasti, dan memicu rasa takut.

Semua perasaan ini dapat menyebabkan kualitas tidur yang buruk, yang pada gilirannya dapat membuat orang lebih lelah dan cemas.

Untuk memutus sikslus tersebut, Anda bisa mengalihkannya dengan berolaraga.

Cobalah berjalan - jalan pagi atau mengikuti kelas olahraga secara online. Hal tersebut dapat membuat Anda merasa lelah secara fisik. Kendati demikian hal itu dapat berpengaruh dalam jangka panjang, berefek mengurangi perasaan lelah karena kualitas tidur Anda meningkat.

Membuat rencana ke depan dan menetapkan target sekarang mungkin dan perlu. Hal itu bertujuan untuk menetapkan tanggal bebas dari masa lockdown. Tetapi bersiaplah untuk mengatur ulang tanggal tersebut sebagaimana diperlukan.

Menjadi optimistis tentang masa depan dan memiliki hal-hal untuk diharapkan juga dapat membantu mengurangi kecemasan dan mengurangi kelelahan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya