Tingkat Kematian di Inggris Akibat Corona COVID-19 Nyaris 13 Ribu Orang

Pemerintah Inggris telah berupaya melakukan sejumlah langkah untuk menghentikan penyebaran Virus Corona COVID-19. Tak hanya fokus di dalam negeri, Inggris juga berkomitmen terhadap dunia.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 16 Apr 2020, 08:54 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2020, 07:35 WIB
Ilustrasi London.
Ilustrasi London. (iStockphoto)

Liputan6.com, London - Data dari World O Meters pada Rabu, 15 April 2020 pukul 23.27 GMT menunjukkan jumlah kasus Virus Corona COVID-19 di Inggris mencapai 98.476 orang dengan angka kematian nyaris menyentuh 13.000 orang.

Dikutip dari laman https://www.worldometers.info/coronavirus/country/uk/, Kamis (16/4/2020), angka kematian di Inggris mencapai 12.868 orang.

Dalam keterangannya, situs tersebut sejauh ini menyebutkan puncak kematian warga Inggris akibat Virus Corona terjadi pada tanggal 10 April lalu dengan jumlah 980 orang.

Pemerintah Inggris telah berupaya melakukan sejumlah langkah untuk menghentikan penyebaran tersebut. Tak hanya fokus di dalam negeri, Inggris juga berkomitmen terhadap dunia.

Departemen Pembangunan Internasional Inggris (DFID) mengumumkan paket bantuan senilai 200 juta Poundsterling (Rp 4 triliun) yang akan disalurkan melalui badan-badan amal Inggris, serta organisasi internasional untuk membantu mengurangi penyebaran infeksi Virus Corona COVID-19 di negara-negara yang membutuhkan.

Bantuan diberikan karena lemahnya sistem kesehatan di negara berkembang merupakan salah satu risiko terbesar dalam penyebaran Virus Corona jenis baru.

Inggris ingin mencegahnya karena khawatir ada efek berantai dan mengakibatkan gelombang kedua di Inggris, demikian rilis resmi pemerintah Inggris.

Sekitar 130 juta Poundsterling akan diberikan untuk badan-badan di PBB, termasuk 65 juta poundsterling (Rp 1,3 triliun) disalurkan ke World Health Organization yang mengkoordinasikan upaya-upaya internasional guna mengakhiri pandemi Virus Corona secepatnya.

Bantuan Rp 4 triliun tersebut menjadikan Inggris sebagai salah satu donor terbesar dalam perang melawan COVID-19 dengan total jumlah bantuan dari Inggris sekitar 744 juta Poundsterling (setara Rp 15 triliun).

Dua negara yang disorot pemerintah Inggris adalah Yaman yang 80 persen warga negaranya membutuhkan bantuan kemanusiaan dan hanya 50 persen fasilitas kesehatan yang berfungsi.

Simak video berikut ini:

Negara Berkembang Lainnya

Ilustrasi Bangladesh (AFP PHOTO)
Ilustrasi Bangladesh (AFP PHOTO)

Bangladesh turut mendapat perhatian karena ada 850 ribu pengungsi Rohingya di negara itu. Kebanyakan pengungsi berada di tempat yang ramai dan kemahnya terkendala masalah sanitasi.

Negara berkembang juga akan mendapat alokasi bantuan untuk mempercepat identifikasi dan perawatan demi mencegah penularan Virus Corona antar manusia. Membantu negara berkembang disebut penting agar tak ada gelombang virus kedua.

"Sementara dokter dan perawat brilian kita melawan Virus Corona di rumah, kita mengirim pakar dan pendanaan Inggris ke seluruh dunia untuk mencegah gelombang mematikan kedua dari mencapai Inggris," ujar Menteri Pembangunan Internasional Anne-Marie Trevelyan.

"Bantuan baru dari Inggris ini akan membantu menghentikan virus ini dari menginfeksi jutaan masyarakat di negara-negara termiskin, artinya kita bisa mengakhiri pandemi global ini dengan lebih cepat dan mencegah datangnya gelombang di masa yang akan datang masuk ke Inggris," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya