Liputan6.com, Jakarta - Seperti apa sih menempuh studi di Inggris? Ini pengalaman dua almni universitas di Negeri Ratu Elizabeth.
British Council bersama Ryan Putra Gushendra dan Angelin Sumendap yang menjadi narasumber utama, berbagi seputar informasi mengenai pengalaman mereka tinggal di Inggris. Termasuk tips untuk beradaptasi di tempat baru dan cermat dalam memilih jurusan.
Baca Juga
Selain itu, keduanya juga mengulas persiapan yang dapat dilakukan oleh para calon mahasiswa sebelum berangkat ke Inggris serta sedikit informasi soal challenge yang akan dihadapi mahasiswa baru. Ini menjadi hal penting, karena merupakan perjalanan kehidupan seorang mahasiswa keluar dari zona nyaman.
Advertisement
"Poin penting yang perlu diperhatikan calon mahasiswa sebelum berangkat ke Inggris untuk melanjutkan studi lanjutnya adalah Bahasa Inggris. Poin ini penting karena mahasiswa akan menggunakan Bahasa Inggris secara menyeluruh selama menempuh studinya," ujar Angelin yang kini Head Corporate dan Branding dari Asri Petrochemical dalam webinar What's next after Graduating: a Guide to Starting Your Career with Top British Company bersama British Council Indonesia, Rabu 13 Mei 2020.
"Tentunya para calon siswa-siswi harus mempersiapkan Bahasa Inggris mereka. Terutama bila calon murid merupakan siswa yang akan memasuki tahun kuliah pertamanya," jelas Angelin.
Angeline menambahkan bahwa sangat penting bagi mahasiswa untuk mendapatkan nilai IELTS yang bagus, karena IELTS menjadi patokan dasar pengertian Bahasa Inggris seseorang. Menurutnya, orang-orang dapat mulai membiasakan diri gemar membaca tulisan berbahasa Inggris.
"Karena tentunya, murid akan diharuskan membaca, menulis dalam Bahasa Inggris, bila tidak terbiasa dengan hal ini murid akan kesulitan mengikuti mata pelajaran. Para calon murid juga harus membiasakan diri mereka untuk membaca bacaan dalam Bahasa Inggris, terutama untuk calon siswa master," paparnya lagi.
Untuk mahasiswa lanjutan, tutur Angeline, mereka tidak akan dituntun dosen secara bertahap, atau spoon feed. Pemikiran secara analitik akan menjadi hal penting bila ada siswa yang akan mengambil master (S2). Bacaan pun harus dilakukan secara otodidak.
Angelin juga menegaskan bahwa calon mahasiswa di Inggris juga harus mempersiapkan diri untuk mengalami culture shock, karena siswa harus berkomunikasi dalam bahasa yang baru dan lingkungan yang baru.
Jurusan yang Tepat hingga Tiket Emas Kuliah di Inggris
Sementara itu, Ryan Putra Gushendra yang merupakan Associate Manager di Michael Page dan pernah bekerja di Unilever, berbagi jurus soal mencari jurusan bagi para calon mahasiswa studi di Inggris.
Menurutnya, seseorang akan mencari jurusan yang akan membantu mereka bekerja setelah kelulusan.
"Sebenarnya tidak ada jurusan spesifik yang harus diambil para calon mahasiswa atau mahasiswa yang saat ini sudah sekolah. Karena dalam bidang kerja, siapapun bisa mencari pekerjaan apa yang mereka sukai. Namun Ryan menekankan bila saat ini orang dengan ijazah IT dan serupa menjadi dicari banyak orang," jelasnya.
Tak hanya itu, sebelum menentukan jurusan sekolah calon mahasiswa harus tahu apa yang mereka inginkan. Karena dalam dunia pekerjaan para recruiter memiliki kriteria sendiri-sendiri. Apakah seseorang ingin menjadi orang yang generalist atau specialist. Dalam arti orang tersebut mendalami bidang yang dia sukai dalam studinya, seseorang dengan ijazah dibidangnya ini biasanya lebih menarik para recruiter.
Terkait hal ini, Angelin mengaskan agar mahasiswa tidak buru-buru dalam mencari jurusan yang cocok. Misalnya bila seseorang lebih menyukai industri praktisi, maka perlu bagi mereka memiliki pengalaman kerja, namun kasus akan berbeda bila seseorang ingin menjadi akademisi.
Angelin juga menegaskan bahwa siswa dengan ijazah kelulusan Inggris sebenarnya seperti memenangkan tiket emas. Kenapa? Karena Inggris merupakan negara yang maju sehingga sistem edukasi yang mereka miliki pun sangat maju.
Hal ini membuat banyak perusahaan tertarik dengan orang-orang kelulusan dari universitas Inggris.
Advertisement
Bekerja Sesuai Passion atau Untuk Uang, Itu Pilihan
Setelah lulus, Angelin memberikan tips untuk mencari kesempatan bekerja di mana saja. Tidak hanya di kota-kota besar.
Angelin berbagi bahwa para lulusan harus mencari kesempatan yang ada di mana saja, dan perusahaan start-up juga bisa menjadi tempat pembelajaran yang baik. Tidak hanya di Jakarta saja, tapi banyak perusahaan start-up tengah berkembang di berbagai pelosok Indonesia yang bekerja sama dengan investor dari perusahaan besar.
Ryan juga menekankan bahwa para fresh graduate juga harus memiliki motivasi untuk pekerjaan yang mereka pilih.
"Mereka memiliki opsi, bekerja sesuai passion atau hanya sekedar uang. Dari sini mereka dapat memilih tempat pekerjaan idaman mereka, misal untuk gaji yang lebih tinggi mereka dapat mencari tempat di corporate yang sudah jalan atau memiliki nama atau big consulting group. Namun kalian jangan membuang kesempatan pada start-up, karena dengan adanya investor para fresh graduate berkesempatan untuk mendapatkan gaji yang tinggi," jelas Ryan.
Angelin juga berpesan kepada orang-orang Indonesia yang kuliah di Inggris dan memutuskan pulang ke Tanah Air, agar siap mengalami reverse culture shock.
"Maklum bila telah tinggal beberapa lama di negeri lain tentunya orang mengadaptasi sebuah custom dari negara tersebut. Namun para lulusan dari Inggris dapat mengantisipasi ini dengan networking yang lebih banyak, itu artinya mereka harus rela sedikit repot dibanding siswa-siswa di Indonesia," tegasnya.
Reporter: Yohana Belinda