Liputan6.com, Jakarta - Selama pandemi Virus Corona COVID-19, banyak orang yang terpaksa diberhentikan oleh perusahaan tempat mereka bekerja. Banyak orang kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian mereka satu-satunya. Bahkan, banyak orang yang kemudian menjadi bingung bagaimana cara mereka melanjutkan hidup selama pandemi ini, di mana semua orang hanya di rumah saja.
Hal ini sebenarnya tidak dirasakan oleh kaum menengah ke bawah saja, bahkan perusahaan besar atau mereka dengan gaji tinggi pun juga ada yag merasakan dampak langsung dari pandemi ini.
Hal ini kemudian menumbuhkan rasa empati dari banyak orang. Namun, benarkah bahwa hal ini terjadi secara menyeluruh di dunia, dan semakin banyak orang menjadi dermawan sejak adanya pandemi ini?
Advertisement
Mengutip BBC, Jumat (15/5/2020), contohnya adalah Zaragoza, warga AS yang mengaku bisnisnya telah menurun secara dramatis sejak pandemi Virus Corona COVID-19 melanda AS. Saat ini, ia hanya memiliki satu pekerjaan kebersihan sehari, dan perlu mengambil tindakan pencegahan ekstra termasuk mengenakan penutup tubuh penuh, masker dan sarung tangan, dan mencuci setiap bagian dari peralatan kebersihannya sebelum memulai pekerjaan.
Dia memperhatikan pelanggan regulernya lebih banyak memberi tip padanya, di mana ini tentu jadi sesuatu yang dia syukuri.
"Banyak orang memberi saya tip yang setara dengan pekerjaan satu jam ekstra karena mereka tahu saya tidak punya banyak pekerjaan," katanya, seraya menambahkan bahwa tip-tip itu membantunya membayar sewa tempat tinggal.
Ada laporan serupa tentang pemberian tip yang royal di seluruh AS, ketika negara-negara bagian mulai membuka kembali kegiatannya.
Di Austin, Texas, satu restoran dibuka kembali pada 30 April - dan mendapati pelanggan meninggalkan $ 1.300 kepada staf sebagai tip "selamat datang kembali".
Beberapa aplikasi pengiriman juga memperhatikan peningkatan tip sejak pandemi dimulai.
"Para pengunjung lebih bermurah hati dengan tip mereka kepada pengemudi, dengan persen tip di Grubhub dan Seamless naik hampir 15%," kata juru bicara layanan pengiriman makanan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Adakah Motivasinya?
Michael Lynn, seorang profesor perilaku konsumen dan pakar tip di Universitas Cornell, mengatakan dia tidak terkejut bahwa orang-orang tampaknya memberi tip lebih dari biasanya.
"Salah satu alasan orang memberi tip adalah untuk membantu penyedia layanan secara finansial dan pandemi ini mungkin telah meningkatkan persepsi konsumen bahwa pekerja layanan membutuhkan bantuan keuangan," katanya.
"Alasan lain tip yang diberikan adalah untuk memberikan kompensasi kepada orang untuk layanan yang diberikan dan peningkatan risiko bekerja selama pandemi mungkin telah meningkatkan persepsi konsumen tentang bagaimana seharusnya mereka memberi tip yang adil itu," ujarnya lagi.
Dia menambahkan: "Ada banyak motif di balik pemberian tip - beberapa orang memberi tip sebgaai kewajiban, sebagai kewajiban sosial, atau untuk mendapatkan layanan yang baik di masa depan - tetapi motivasi terbesar adalah untuk memenuhi harapan sosial."
Sementara itu, Michael Norton, seorang profesor ekonomi perilaku di Harvard Business School, mengatakan bahwa ada pemicu khusus yang membuat orang tip - dan beberapa bisa sangat relevan selama pandemi.
"Secara umum, melihat orang yang Anda beri tip, dan mendapatkan pujian karena bersikap baik ... membuat orang bersikap murah hati," katanya.
Ini mungkin kurang umum sekarang, dengan sebagian besar layanan pengiriman menawarkan pengiriman tanpa kontak, dan banyak tip dilakukan jarak jauh.
Advertisement
Faktor Lain
Namun, ada faktor kuat lain yang memengaruhi cara orang memberi.
"Kami senang merasa bahwa dengan pemberian kami, kami memiliki dampak," kata Prof Norton. Sementara menyumbangkan uang untuk penelitian medis sangat berarti, misalnya, banyak orang merasa "tidak terasa sangat berdampak karena masalahnya sangat besar".
Sebaliknya, "dengan tindakan kemurahan hati yang kecil, Anda melihat dampak langsungnya - Anda tahu apa yang dilakukan pelayan dan tahu jika Anda memberi mereka tip besar, itu memang berdampak pada keuangan mereka."
"Anda dapat melihat mengapa, pada saat orang merasa tidak berdaya dan sedikit di luar kendali, mereka ingin membantu dengan cara yang nyata," tutupnya.