Liputan6.com, Jakarta- Demonstrasi antirasisme berlangsung di seluruh dunia pada Minggu 7 Juni 2020 waktu setempat. Puluhan ribu orang turun ke jalan-jalan di Roma, Berlin, London, Paris, hingga Senegal.
Negara-negara di Eropa menyampaikan kasus-kasus aksi kekerasan bernuansa rasisme yang mereka alami, meskipun demonstrasi itu dipicu kematian George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika di kota Minneapolis, Minnesota, saat dibekuk polisi.
Ribuan orang berkumpul menggunakan masker di Lapangan Rakyat di Roma, Italia, yang juga merupakan kota pertama di Eropa yang menggelar demonstrasi untuk menentang rasisme dalam skala besar.
Advertisement
Selain itu, di Kota London, puluhan ribu orang dilaporkan juga turun ke jalan-jalan, sebagian di antaranya berdiri di depan Kedutaan Besar AS di kota tersebut, meskipun penyelenggara demonstrasi itu mengatakan mereka juga ingin menunjukkan isu rasisme di Inggris.
Tak hanya itu, para demonstran di Inggris juga menggulingkan patung Edward Colston, seorang politikus abad ke-17 yang mengatur perdagangan budak Afrika Barat, dengan teriakan-teriakan seperti "Inggris Tidak Bersalah," seperti dikutip dari VOA Indonesia, Senin (8/6/2020).
Saksikan Video Berikut Ini:
Demonstrasi di Negara Lainnya
Pada Minggu 7 Juni 2020, kelompok band terkenal di Korea Selatan, BTS, mengatakan telah menyumbang satu juta dolar untuk kampanye Black Lives Matter. Pengumuman itu datang menyusul cuitan tentang dukungan mereka pada gerakan Black Lives Matter pada pekan lalu.
Tagar #MatchAMillion juga digunakan para penggemar kelompok musik KPop tersebut, dan bertekad untuk memperoleh sumbangan itu.
Pejabat-pejabat Jerman pada 7 Juni mengumumkan telah menahan hampir 100 orang pascademonstrasi anti-rasisme sepanjang akhir pekan lalu yang dihadiri sekitar 15.000 orang, menurut laporan Associated Press.
Perbandingan antara George Floyd dan Adama Traore juga dibuat para demonstran di Paris, seorang remaja kulit hitam yang tewas dalam tahanan polisi Paris empat tahun lalu. Secara berulang kali, Keluarga Traore telah mengklaim bahwa polisi melakukan kekerasan terhadapnya dan ia meninggal karena kehabisan oksigen akibat tercekik.
Demonstran di Australia jug turun ke jalan, untuk menyoroti penduduk lokal negara mereka yang meninggal dalam tahanan polisi. Jumlah penduduk lokal Australia hanya 2% dari seluruh penduduk, tetapi ada 27% dari jumlah warga yang berada dalam tahanan polisi menurut Associated Press.
Di seluruh Asia dan Afrika, demonstrasi solidaritas yang lebih kecil berlangsung, yang di antaranya termasuk di Korea Selatan, Afrika Selatan dan Senegal.
Advertisement