Nama Breonna Taylor Ikut Digaungkan dalam Aksi Protes Kematian George Floyd, Siapa Dia?

Nama lain yang ikut disebutkan dalam aksi demonstrasi George Floyd adalah Breonna Taylor.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 09 Jun 2020, 12:32 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2020, 12:32 WIB
FOTO: Protes Kematian George Floyd Terus Mengguncang AS
Pengunjuk rasa yang memprotes kematian George Floyd melakukan pawai ke pusat Kota Pittsburgh dari Mount Washington, Amerika Serikat, Minggu (7/6/2020). Gelombang protes atas kematian George Floyd terus mengguncang Amerika Serikat. (AP Photo/Gene J. Puskar)

Liputan6.com, Washington D.C - George Floyd, pria kulit hitam yang terbunuh saat ditahan polisi di AS, telah menjadi seruan untuk kesetaraan dan keadilan dalam beberapa protes terbesar terhadap rasisme sejak 1960-an.

Para pengunjuk rasa telah meneriakkan nama George Floyd selama 13 hari dan wajahnya telah terpampang di banyak negara, tak hanya Amerika Serikat. Demikian seperti dikutip dari laman BBC, Selasa (9/6/2020). 

Tetapi nama-nama lain juga ikut disebutkan oleh para pengunjuk rasa, khususnya Breonna Taylor, seorang petugas kesehatan yang ditembak delapan kali oleh polisi yang memasuki apartemennya di Louisville, Kentucky pada 13 Maret lalu.

Para aktivis menyerukan kepada orang-orang untuk "Say Her Name" sebagai bagian dari gerakan untuk mengingat perempuan kulit hitam yang belum mendapat perhatian bersama dengan kasus-kasus lainnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Apa yang Terjadi pada Breonna Taylor?

Breonna Taylor, wanita kulit hitam yang tewas di tangan polisi AS.
Breonna Taylor, wanita kulit hitam yang tewas di tangan polisi AS. (Source: Facebook)

Breonna Taylor, seorang petugas medis darurat, saat itu tengah berada di rumahnya di Louisville, ketika petugas polisi memasuki apartemennya tak lama setelah tengah malam. Dia meninggal setelah ditembak delapan kali oleh polisi. 

Mereka menggerebek alamatnya menggunakan pendobrak ketika melaksanakan surat perintah penggeledahan sebagai bagian dari penyelidikan narkoba. Namun pada akhirnya, tidak ada obat yang ditemukan di properti itu.

Media setempat melaporkan bahwa polisi bertindak atas perintah "no-knock warrant", yang memungkinkan mereka memasuki rumah tanpa peringatan. Polisi mengatakan meski ada surat perintah, mereka mengetuk sebelum masuk tetapi keluarga Taylor dan seorang tetangga membantah hal ini.

Polisi mengaku bahwa mereka datang ke alamat yang salah, menurut gugatan kematian salah diajukan oleh keluarganya.

Sesuai dengan tuntutan itu, Taylor yang sedang tertidur dan pacarnya, Kenneth Walker, yang memiliki lisensi senjata pun meraih senjatanya.

Walker yakin ada orang yang sedang berusaha membobol tempat mereka dan dia pun melakukan penembakan untuk membela diri, kata pengacaranya.

Walker menelepon 911 dan mengatakan bahwa "seseorang menendang pintu dan menembak pacar saya," menurut rekaman yang dirilis minggu lalu.

Polisi Louisville mengatakan mereka membalas tembakan setelah seorang petugas ditembak dan terluka dalam insiden itu.

 

Status Kasus

FOTO: Kematian George Floyd Picu Kemarahan Warga Dunia
Demonstran berlutut untuk memprotes kematian George Floyd di Trafalgar Square, London, Inggris, Jumat (5/6/2020). Kematian pria kulit hitam George Floyd saat ditangkap oleh polisi Amerika Serikat memicu kemarahan di sejumlah negara. (AP Photo/Kirsty Wigglesworth)

Pada bulan Mei, keluarga Taylor mengajukan gugatan kematian yang salah yang menuduh para petugas melakukan kelalaian besar hingga menewaskan Taylor. 

Dikatakan bahwa petugas tidak mencari Taylor atau pasangannya, melainkan untuk tersangka yang tidak berhubungan yang kemudian ditahan dan tidak tinggal di kompleks apartemen tersebut. 

Surat perintah penggeledahan yang diperoleh oleh polisi, yakni rumah Taylor sendiri menyebutkan bahwa pihak berwenang meyakini adanya seorang tersangka dalam sebuah lingkaran narkoba menggunakan apartemennya untuk menyembunyikan narkoba, menurut afiliasi berita CNN.

Seorang pengacara untuk keluarga Taylor, Ben Crump, menggambarkan insiden itu sebagai "serangan polisi yang gagal."

Investigasi terhadap keadaan kematiannya yang dibuka oleh FBI pada 21 Mei sedang berlangsung setelah kejadian.

Namun usai kejadian tersebut, tiga petugas telah ditempatkan pada cuti administratif, tetapi tidak ada yang dituntut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya