Lockdown Dicabut, Kasus Virus Corona COVID-19 di AS Melonjak Lagi

Kasus di AS mulai melonjak di beberapa daerah usai relaksasi lockdown.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 12 Jun 2020, 13:20 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2020, 13:20 WIB
Kafe di Los Angeles. Kasus Virus Corona (COVID-19) kembali melonjak usai lockdown dilonggarkan.
Kafe di Los Angeles. Kasus Virus Corona (COVID-19) kembali melonjak usai lockdown dilonggarkan. Dok: AP Photo

Liputan6.com, Washington, D.C. - Lonjakan kasus baru Virus Corona (COVID-19) terjadi di beberapa negara bagian Amerika Serikat. Ini terjadik usai aturan lockdown mulai dilonggarkan.

Berdasarkan laporan AP, Jumat (12/6/2020), kasus baru melonjak di setengah wilayah AS. Tren ini dikhawatirkan bertambah parah karena orang-orang mulai kembali bekerja dan pergi keluar selama musim panas.

Daerah-daerah yang mengalami lonjakan di antaranya seperti Texas, Arizona, North Carolina, Alabama, dan Arkansas.

Pada Rabu kemarin, kasus di Texas melonjak hingga 2.100 kasus corona. Gubernur Texas Greg Abbott belum menunjukan gerakan untuk menahan pelonggaran lockdown.

Pada akhir Mei, kasus baru juga tinggi, yakni 1.949 kasus. Texas mengakhiri perintah lockdown pada akhir April lalu.

Di Arizona, perintah lockdown berakhir pada pertengahan Mei lalu. Pekan ini, kasus harian baru di Arizona menembus 1.000 kasus. Rumah sakit mulai kebanjiran pasien dan kapasitas sudah terisi hingga 83 persen.

Negara bagian North Carolina pada Sabtu lalu mencatat hingga 1.370 pasien baru dalam sehari. Banyaknya tes yang dijalankan membuat kasus positif makin banyak terdeteksi.

Pakar kesehatan berkata lonjakan kasus akibat tes yang makin banyak, serta pelonggaran lockdown, pembukaan bisnis, dan sekolah.

Kasus Virus Corona di AS sudah menembus total 2 juta kasus. Angka itu yang tertinggi di dunia.

Presiden AS Donald Trump yang sedang fokus pada isu ekonomi dan politik belum memberi arahan terkait ada atau tidaknya lockdown jilid II.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Pandemi Belum Berakhir

Presiden AS Donald Trump bersama Dr. Anthony Fauci dan Dr. Deborah Birx yang menjadi penasihat Gedung Putih melawan Virus Corona (COVID-19)
Presiden AS Donald Trump bersama Dr. Anthony Fauci dan Dr. Deborah Birx yang menjadi penasihat Gedung Putih melawan Virus Corona (COVID-19). Dok: Gedung Putih

 Pakar penyakit menular asal Amerika Serikat dr Anthony Fauci mengingatkan bahwa pandemi Virus Corona COVID-19 masih belum usai. Ia menyebut masih ada ketidakpastian terkait virus itu terkait penyebarannya dan dampaknya ke tubuh.

COVID-19 juga dianggap Fauci lebih kompleks dari HIV. 

"Pada periode empat bulan, virus itu telah melumpuhkan seluruh dunia ... Dan ini belum selesai," ujar Fauci seperti dilansir New York Post.

Fauci merupakan anggota gugus tugas Virus Corona di Gedung Putih Amerika Serikat. Kebijakan lockdown di AS sedang perlahan dicabut dan bisnis-bisnis mulai buka.

Tak hanya itu, demo besar-besaran sempat melanda AS pada pekan lalu akibat kematian George Floyd. Fauci menilai demo adalah lokasi sempurna untuk penyebaran virus.

Fauci yang sudah berkarier di bidang kesehatan selama setengah abad ini menjelaskan bahwa satu-satunya cara menyetop virus ini adalah vaksin.

Miliaran dosis vaksin dibutuhkan untuk seluruh dunia, dan Fauci mengapresiasi pengembangan yang dilakukan industri pengobatan. Ia menyebut Virus Corona ini berbeda dengan SARS yang bisa menghilang sendiri.

"Industri tidak bodoh. Mereka paham. SARS dulu punya tingkat penularan yang habis sendiri berkat tindakan kesehatan masyarakat. Tidak mungkin hal itu akan terjadi dengan virus ini," ungkap Fauci.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya