Imbas Lonjakan Kasus Corona COVID-19 di Beijing, Sejumlah Wilayah Lockdown Lagi

Sejumlah daerah di Beijing kembali menerapkan lockdown setelah munculnya kasus baru Virus Corona COVID-19.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 16 Jun 2020, 09:23 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2020, 05:30 WIB
FOTO: Corona Mereda, Kota Terlarang China Kembali Dibuka
Pengunjung mengenakan masker saat berpose di Kota Terlarang, Beijing, China, Jumat (1/5/2020). Kota Terlarang kembali dibuka setelah ditutup lebih dari tiga bulan karena pandemi virus corona COVID-19. (AP Photo/Mark Schiefelbein)

Liputan6.com, Beijing - - Beijing, telah menempatkan lebih banyak permukiman maupun daerah di bawah penguncian alias lockdown, serta mendorong adanya pengujian guna berusaha menahan penyebaran Virus Corona baru.

Mengutip BBC, Selasa (16/6/2020), kota ini telah melihat lebih dari 100 kasus baru, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sebelumnya, selama lebih dari tujuh minggu, Beijing hanya mendaftarkan kasus-kasus dari orang-orang yang bepergian dari luar negeri.

Klaster baru Virus Corona COVID-19 "selalu menjadi perhatian", kata Mike Ryan, kepala program kedaruratan WHO.

"Tapi apa yang kami lakukan adalah melihat tanggapan langsung terhadap hal itu dan serangkaian tindakan komprehensif," tambahnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pasar Sebagar Klaster Baru

Berburu Jajanan Pasar di Beijing
Sejumlah orang mengantre saat berbelanja kue di pasar di Beijing (20/11). (AFP Photo/Nicolas Asfouri)

Wabah baru ini telah dikaitkan dengan pasar grosir terbesar di Beijing, Xinfadi.

Laporan media setempat mengatakan virus itu ditemukan di papan potong yang digunakan untuk salmon impor di pasar, hingga mendorong supermarket besar di Beijing untuk menarik ikan dari rak-rak penjualan mereka.

Manajer umum pasar juga telah diberhentikan, bersama dengan pejabat lokal lainnya.

Namun dalam komentarnya, Mike Ryan dari WHO bersikap hati-hati tentang penyebab wabah tersebut, mengatakan bahwa menduga salmon atau kemasannya sebagai penyebabnya hanyalah "hipotesis".

Para ahli kesehatan lain telah menunjuk kontaminasi silang sebagai sumber yang lebih mungkin.

Kepala ahli epidemiologi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok (CDC) mengatakan jenis virus yang ditemukan di Beijing tidak menyerupai jenis yang beredar di seluruh negara itu, dan WHO juga mendesak China untuk berbagi urutan genetik dari jenis virus tersebut.

Lockdown Diperluas

Berburu Jajanan Pasar di Beijing
Seorang pedagang melihat ponsel miliknya di pasar di Beijing (20/11). (AFP Photo/Nicolas Asfouri)

Pasar mulai tutup pada Sabtu pagi dan pembatasan ketat pun diberlakukan pada lingkungan terdekat.

Pada hari Senin, Beijing telah mendirikan hampir 200 tempat pengujian dan menghubungi sekitar 200.000 orang yang telah mengunjungi pasar sejak akhir Mei, lapor kantor berita Xinhua.

Relawan di pos pemeriksaan keamanan menguji suhu warga.

Penguncian juga telah diperluas ke 21 kompleks perumahan yang dekat dengan pasar.

Tempat-tempat olahraga dalam ruangan dan tempat hiburan di seluruh Beijing telah diperintahkan untuk ditutup, seperti halnya banyak sekolah.

Kekhawatiran atas wabah kedua datang ketika Beijing berusaha untuk kembali ke kehidupan normal. 

China melaporkan kasus Virus Corona COVID-19 pertama tetapi kasus baru dan infeksi telah menurun secara drastis ketika hotspotnya berkembang di tempat lain di dunia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya