22-6-1941: Operasi Barbarossa, 3 Juta Tentara Jerman Menginvasi Uni Soviet

Pada 22 Juni 1941, lebih dari 3 juta tentara Jerman menginvasi Uni Soviet dalam tiga serangan paralel, yang merupakan kekuatan invasi paling kuat dalam sejarah.

oleh Hariz Barak diperbarui 22 Jun 2020, 06:00 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2020, 06:00 WIB
20170124-Museum-Perang-Dunia-II-Polandia-AP
Pengunjung melintas dilorong bergambarkan bendera Nazi dan Soivet di Museum Perang Dunia 2 di Gdansk, Polandia, 23/1). Museum ini satu-satunya yang merekam sejarah Polandia saat Perang Dunia II. (AP/Czarek Sokolowski)

Liputan6.com, Moskow - Pada 22 Juni 1941, lebih dari 3 juta tentara Nazi Jerman menginvasi Uni Soviet dalam tiga serangan paralel, yang merupakan kekuatan invasi paling kuat dalam sejarah.

Sembilan belas divisi panzer, 3.000 tank, 2.500 pesawat, dan 7.000 artileri berhamburan melintasi ribuan mil menuju garis depan ketika Pemimpin Nazi Jerman Adolf Hitler memulai perang di front kedua, atau front timur, setelah sebelumnya menyerang Inggris di front barat, demikian seperti dikutip dari History, Senin (22/6/2020).

Terlepas dari kenyataan bahwa Jerman dan Soviet telah menandatangani "pakta" pada tahun 1939 yang pada dasarnya mencegah mereka untuk menyulut perang dengan satu sama lain, kecurigaan antara keduanya tetap tinggi.

Ketika Uni Soviet menginvasi Romania pada tahun 1940, Hitler melihat ancaman terhadap pasokan minyak Balkan-nya. Dia segera menanggapi dengan memindahkan dua divisi lapis baja dan 10 infantri ke Polandia, yang merupakan ancaman balasan bagi Soviet.

Tetapi, apa yang dimulai sebagai langkah defensif berubah menjadi rencana untuk serangan pertama Jerman. Meskipun ada peringatan dari para penasihatnya bahwa Jerman tidak bisa berperang di dua front (seperti pengalaman Jerman dalam Perang Dunia I yang telah terbukti), Hitler menjadi yakin bahwa Inggris --yang bertahan melawan serangan Jerman-- menolak untuk menyerah, karena telah mencapai kesepakatan rahasia dengan Uni Soviet.

Hitler yang khawatir akan "dikepung" dari Timur dan Barat, pada Desember 1940 mengumumkan "Arahan No. 21: Barbarossa" - rencana untuk menyerang dan menduduki bangsa yang sebenarnya ia minta untuk bergabung dengan Kekuatan Poros hanya sebulan sebelumnya.

Simak video pilihan berikut:

Bagaimana Operasi Barbarossa Terjadi?

Puputan dalam Perang Dunia II (3)
Peta serangan Operasi Barbarossa dalam Perang Dunia II, salah satu invasi paling besar dalam sejarah. (Sumber Wikimedia Commons)

Pada 22 Juni 1941, setelah menunda invasi Soviet --dipicu oleh serangan Italia terhadap Yunani yang memaksa Hitler untuk menyelamatkan sekutunya yang sedang berjuang agar Sekutu tidak mendapatkan pijakan di Balkan-- tiga kelompok tentara Jerman menyerang Rusia dengan serangan kejutan.

Tentara Soviet lebih besar dari yang diperkirakan intelijen Jerman, namun, mereka dalam status demobilisasi. Stalin mengabaikan peringatan dari penasihatnya sendiri, bahkan PM Inggris Winston Churchill, bahwa serangan Jerman sudah dekat. (Meskipun Hitler telah mengirim telegraf desain teritorialnya ke Soviet pada awal 1925 - dalam otobiografinya, Mein Kampf.)

Pada akhir hari pertama invasi, angkatan udara Jerman telah menghancurkan lebih dari 1.000 pesawat Soviet. Dan terlepas dari ketangguhan pasukan Soviet, dan jumlah tank dan persenjataan lainnya yang mereka miliki, Tentara Merah tidak terorganisir, memungkinkan Jerman menembus hingga 300 mil ke wilayah Rusia dalam beberapa hari ke depan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya